Fiksi
[Dongeng] Dua Belas Putri yang Menari
Dua Belas Putri yang Menari
Dikisahkan kembali dari cerita asli karya Grimm Bersaudara
Raja bingung sekali. Dia punya dua belas putri cantik, secantik bulan dan bintang, dan dia mencintai mereka melebihi kekayaan di kerajaannya. Akan tetapi, setiap pagi putri-putri muncul dengan wajah mengantuk dan mata suram, dan sepatu mereka rusak parah. Setiap malam sebelum tidur, Raja mencium mereka dan mengunci pintu kamar mereka. Jadi, bagaimana mereka bisa keluar? Dan ke mana mereka pergi? Tentu saja, putri-putri itu tidak mau menceritakannya.
Raja terpaksa harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli-kan mereka sepatu bam setiap hari. Karena itu, Raja ingin memecahkan misteri itu. Kurir kerajaan dikirim ke seluruh penjuru kerajaan untuk menyebarkan sayembara Raja bahwa barangsiapa berhasil memecahkan misteri itu, dia akan dinikahkan dengan salah seorang putrinya. Tapi bila pemuda itu gagal setelah tiga malam, dia akan diusir selamanya.
Meskipdn penuh risiko, banyak pemuda mencoba memecahkan misteri itu demi mendapatkan hadiah. Tapi putri-putri itu terlalu pintar. Sebelum para pemuda itu tidur malam, putri-putri bernyanyi dan memainkan alat musik, serta memberi mereka makanan manis dan minuman madu beralkohol. Tiba-tiba, saat mereka sadar, hari sudah pagi. Putri-putri terlihat mengantuk dan dua belas pasang sepatu mereka telah rusak.
Raja tidak tahan lagi. Sementara pembuat sepatu istana tersenyum senang.
Pada suatu hari, lewadah seorang prajurit miskin di kerajaan itu. Ketika dia tnembaca pengumuman itu dan memutuskan untuk mencobanya, ada perempuan tua berjalan pelan menyusuri jalanan yang berdebu. Pernuda itu menawarinya roti dan keju. Saat mereka duduk bersama dengan nyaman, perempuan tua itu menanyakan ke mana dia akan pergi. Setelah dijelaskan, perempuan itu berkata, "Aku mungkin bisa menolongmu. Jangan minum madu beralkohol yang ditawarkan putri-putri yang pintar itu, karena minuman itu sudah diberi obat bius. Berpura-puralah tertidur, dan kamu akan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ini bisa membantumu," dan wanita tua itu memberi jubah perak kepada pemuda itu. "Setiap kali kamu memakainya, kamu tidak akan terlihat. Gunakan dengan baik!" lalu wanita tua itu menghilang.
"Hmm, mungkin sekarang dengan kekuatan sihir, aku akan berhasil," ujar pemuda itu sambil melangkah menuju istana. Saat itu Raja sedang bersedih hati. Sementara pembuat sepatu istana menambah karyawan baru untuk membantunya membuat sepatu baru setiap hari. Setiap pagi putri-putri tertidur di meja makan saat hendak sarapan bubur.
Pemuda itu membungkuk hormat di hadapan Raja dan tersenyum kepada semua putri. Dia melahap makan malam dengan penuh semangat, tapi saat putri tertua memberinya segelas madu beralkohol, dia hanya pura-pura meminumnya. Kemudian dia menguap dengan suara keras dan kepalanya terkulai seolah-olah tertidur.
Kepala pelayan dan pelayan laki-laki memindahkan pemuda itu ke tempat tidur yang diletakkan menghalangi pintu kamar tidur putri-putri. Pelan-pelan pemuda itu membuka satu matanya dan melihat sekeliling ruangan. Para putri memakai baju beludru dan brokat indah serta cincin dan kalung. Mereka terkikik dan berbisik saat menyisir rambut, membedaki wajah, kemudian menarik selop berbatu permata yang baru dikirim beberapa jam sebelumnya oleh pembuat sepatu. Putri sulung menepuk tangannya tiga kali. Sebuah pintu kecil terbuka di lantai dan mereka semua menuruni tangga berkelok yang curam. Segera setelah putri terakhir tidak terlihat, pemuda itu memakai jubah ajaibnya dan bergegas mengejar mereka.
Dia mendapati dirinya berada di taman yang sangat indah dengan pohon-pohon yang penuh batu permata mahal, berkilau dalam cahaya lilin.
Para pemusik memainkan nada berirama cepat dan dia melihat para putri berdansa dengan para pangeran yang sangat tampan. Pemuda itu terpesona, tapi dia berusaha tetap menahan diri. Lalu dia meraih dan mematahkan sebuah dahan dari salah satu pohon berpermata, lalu menyembunyikannya di balik jubahnya. Kemudian dia kembali dan berbaring di tempat tidurnya seolah-olah masih tertidur nyenyak. Hal yang sama terjadi di malam kedua dan ketiga.
Di hari keempat, saat sarapan, dengan nada letih Raja bertanya kepada pemuda itu ke mana putri-putrinya pergi di malam hari. Raja langsung bangkit ketika pemuda itu bercerita dan memperlihatkan dahan-dahan yang diambilnya. Raja sangat senang dan pemuda itu memilih putri bungsu sebagai istrinya. Dan mereka pun hidup bahagia selamanya. Kecuali pembuat sepatu istana, yang selalu membuat sepatu pemuda itu sedikit sempit sehingga terasa sakit.
(dari 100 Cerita Rakyat Klasik)
Previous article
Next article
Belum ada Komentar
Posting Komentar
"Monggo, ditunggu komentarnya teman-teman. Terima kasih banyak"