[Artikel]
[Artikel Wisata] Suatu Pagi di Pantai Pangandaran
Artikel Wisata
Suatu Pagi di Pantai Pangandaran
Matahari
belum juga muncul ketika ombak pantai pangandaran menyentuh telapak kaki saya.
Sejuk langsung menyeruak hingga ke ujung kepala. Ditambah lagi dengan angin
pagi yang seolah menyapu embun. Makin menambah kesejukan hingga hati menjadi
tenang. Dengan karakteristik pantainya yang landai serta air yang jernih serta
jarak antara pasang dan surut relatif lama, memungkinkan kita untuk berenang
dengan aman.
Itu yang
pertama saya rasakan ketika untuk kesekian kali jalan-jalan ke Pantai
Pangandaran. Pantai Indah yang menjadi objek wisata andalan Kabupaten Ciamis.
Pantai yang sering digunakan untuk event lomba layang-layang ini terletak di
sebelah timur Jawa Barat, tepatnya di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran,
Kabupaten Ciamis.
Pantai
dengan air berwarna biru jernih ini dinobatkan sebagai pantai terbaik di Pulau
Jawa menurut Asia Rooms, perusahaan
situs web penyedia layanan reservasi hotel secara online untuk wilayah Asia dan
Oseania yang berbasis di Singapura, Bangkok, dan Thailand.
Pagi itu
saya mengajak serta keluarga untuk menikmati halus pasir pantainya, biru
airnya, dan deburan ombaknya dengan sebuah sepeda panjang yang memuat lima
orang. Sepeda dengan biaya sewa hanya Rp. 25.000/jam itu saya gunakan untuk menyusuri pantai sejauh kurang lebih 3
kilometer di antara bibir
pantai dengan perahu-perahu nelayan yang baru pulang melaut.
Selain sepeda, untuk menikmati pantai bisa juga dengan naik kuda, naik
perahu, selancar air, atau permainan lain yang biasa dilakukan di pantai
seperti mengubur diri dalam pasir, main bola pantai, atau berenang sepuasnya.
Setelah cukup lama bersepeda di
bibir pantai, saya sekeluarga sarapan ikan bakar. Lezatnya sungguh tiada tara. Kelelahan
akibat perjalanan dari Bandung ke Pangandaran yang menempuh waktu sekitar 6 jam
terbayarkan sudah.
Taman Wisata Alam
Belum lengkap rasanya mengunjungi objek
wisata Pantai Pangandaran jika tidak menginjakkan kaki di Taman Wisata Alam Pangandaran. Objek
wisata ini merupakan satu-satunya objek wisata hutan yang ada di Pangandaran.
Kekayaan sumber daya hayati di Taman Wisata Alam tersebut berupa
flora,
fauna, dan keindahan alam. Delapan puluh
persen flora yang tumbuh di sana merupakan vegetasi hutan sekunder tua
dan sisanya adalah hutan primer. Pohon-pohon yang tumbuh antara lain Laban
(Vitex pubescens), Kisegel (Dilenia excelsea), dan Marong (Cratoxylon
formosum).
Selain itu
banyak jenis-jenis pohon seperti Reungas
(Buchanania arborencens), Kondang (Ficus variegata), Teureup (Artocarpus
elsatica),
Nyamplung (Callophylum inophylum), Waru laut (Hibiscus tiliaceus),
Ketapang (Terminalia cattapa), dan Butun (Baringtonia aistica).
Pada dataran rendahnya terdapat hutan
tanaman yang merupakan tanaman exotica yang terdiri dari tanaman jati (Tectona
grandis), Mahoni (Swietenia mahagoni) dan Komis (Acacia
auriculirformis).
Dengan
berbagai ragam flora, kawasan tersebut cocok untuk hidup satwa-satwa liar seperti Banteng (Bos sondaicus),
Kijang (Muntiacus muntjak), Tando (Cynocephalus variegatus),
Kalong (Pteroptus vampyrus), Kera abu-abu (Macaca fascicularis),
Lutung (Trcyphithecus auratus), Kangkareng (Anthracoceros convexus),
Rangkong (Buceros rhinoceros), dan Ayam hutan (Gallus gallus).
Selain flora dan fauna yang hidup tentram, ada juga batu
prasasti, Batu Kalde –Salah satu batu peninggalan
sejarah zaman Hindu. Gua alam dan gua buatan seperti Gua Panggung,
Gua Parat, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal, dan gua-gua peninggalan Jepang.
Untuk memasuki kawasan Taman Wisata Alam bisa melalui pintu darat dengan
membayar karcis sebesar Rp. 7000,- per-orang atau melalui pintu air dengan
menumpang kapal langsung menuju pasir putih dengan membayar Rp. 10.000,-
per-orang. Karena saya membawa anak-anak, saya putuskan untuk masuk melalui
pintu air.
Sepanjang perjalanan menuju pasir putih yang hanya menempuh waktu
sekitar 10 menit, saya dan anak-anak dibuat kagum oleh terumbu karang serta
ikan warna-warni di bawah laut. Sayangnya saya dan anak-anak tidak siap untuk Snorkeling, jadi kami hanya menikmati dunia bawah laut
pangandaran dari atas kapal saja.
Anak-anak langsung berlompatan begitu kapal menepi. Petugas mengingatkan
siapapun yang turun dari kapal agar tidak membawa plastik karena monyet-monyet
ekor panjang yang bergentayangan di sekeliling pasir putih akan mengejar.
Mereka mengira, kita membawa makanan untuk mereka.
Sebetulnya masih ada daya tarik lain di seputar pasir putih seperti padang pengembalaan Cikamal, yang merupakan areal padang rumput
dan semak seluas 20 hektar sebagai habitat banteng dan rusa serta air terjun yang berada di kawasan cagar alam
bagian selatan. Kami tidak ke sana
karena harus ditempuh dengan jalan kaki selama 2 jam
melalui jalan setapak.
Surga Fotografer
Pada tanggal 25 Oktober 2012 lalu, Pangandaran bukan lagi sebuah Kota
Kecamatan, melainkan sudah menjadi Kota Kabupaten. Seiring dengan pemekaran
tersebut, harusnya Pantai Pangandaran semakin meriah dengan banyak mengadakan
festival setelah sebelumnya rutin mengadakan Festival Layang-Layang
International setiap bulan Juni-Juli.
Pantai pangandaran alamnya sangat cocok untuk fotografer bercengkrama
dengan alam. Banyak sudut yang bisa diekspos dan ditangkap mata kamera.
Seandainya ada festival foto pantai atau lomba foto pantai, pasti akan semakin
nambah nilai Pantai Pangandaran. Penggemar fotografi pada saat ini semakin
meningkat, bahkan dari usia sekolah tingkat pertama, bermunculan komunitas
fotografi. Ini kesempatan emas, sebelum ditangkap oleh pantai lain, sehingga
Pangandaran tetap spesial di mata pengunjungnya.
Tanpa terasa hari semakin siang, saya dan keluarga setelah
puas mengambil gambar dari berbagai sudut pantai dari pantai pasir putih
memutuskan untuk kembali ke penginapan dan melanjutkan perjalanan berikutnya,
tentu saja setelah sebelumnya membeli oleh-oleh khas pangandaran seperti Teri Belah, Opak Mini, Nago Kelapa Aroma
Jahe, Sale Roll, dan Rebon Udang yang
bertebaran warung-warung sepanjang
tepian pantai pangandaran. (Ali Muakhir, penikmat
wisata dari Forum Penulis Bacaan Anak, tinggal di Bandung) ***
Previous article
Next article
Belum ada Komentar
Posting Komentar
"Monggo, ditunggu komentarnya teman-teman. Terima kasih banyak"