Wisata
Islamic Center Samarinda Masjid Terbesar Kedua di Asia
Islamic Center Samarinda menjadi salah satu Masjid yang ingin saya kunjungi. Makanya, beberapa waktu lalu, saat berkunjung ke sana, setelah istirahat sekitar 3 jam, melepas lelah usai
perjalanan udara dari Jakarta-Balikpapan dan perjalanan darat dari Bandara
Sepinggan Balikpapan menuju Samarinda yang memakan waktu kurang lebih 2.5 jam,
saya segera menuju Masjid Islamic Center Samarinda. Kebetulan dari tempat saya
menginap hanya perlu waktu sekitar 15 menit menggunakan taksi.
Bayangan Islamic Center yang saya
lihat waktu melewati Jembatan Mahakam membuat saya tidak sabar untuk segera
shalat di sana. Islamic Center jika dilihat dari Jembatan Mahakan, terasa
sekali romantisnya. Saya tidak mau melewatkan Shalat Jumat di masjid ini.
Masjid Islamic Center dari Depan (Foto: Alee) |
Terbesar kedua di Asia
Kota Samarinda pantas bangga dengan Masjid Islamic Centernya, yang
merupakan masjid terbesar kedua di Asia setelah Masjid Istiqlal Jakarta. Terletak
di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Dengan latar
depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid terlihat menawan.
Sebelum jumatan, saya sempatkan mengelilingi area parkir depan masjid yang
luas dan lapang. Konon area parkir bisa menampung 200 mobil dan 138 buah sepeda
motor. Area parkir juga disediakan disamping kiri, kanan dan sisi belakang
masjid yang mampu menampung 391 mobil dan 430 sepeda motor.
Di area parkir itu pula, disediakan toilet pria dan wanita untuk para
jamaah. Di lantai tersebut pula terdapat Ground water Tank (GWT) sebagai penampungan
air bersih untuk toilet dan tempat wudhu.
Dari area parkir bagian kanan pintu gerbang, berdiri menara utama
setinggi 99 Meter dengan kubahnya yang besar. Menara utama memiliki bangunan 15
lantai. Masing-masing lantai memiliki tinggi rata-rata 6 meter.
Yang menakjubkan, dinding luar menara dikelilingi lafaz Asmaul Husna
yang dilapis batu granit, dengan teknik pembuatan water jet. menaranya diilhami dari Masjid Nabawi Madinah sedangkan
Kubahnya diilhami dari Masjid Haghia Sophia Istambul.
Beduk Besar di Depan Pintu Masuk (Foto: Alee) |
Selain menara utama, pada keempat sudut bangunan dilengkapi dengan
menara yang disebut Menara Sudut Satu, Dua, Tiga dan Empat. Tingginya 66 meter.
Bagian atas menara yang disebut makara menggunakan material kuningan ketok.
Untuk mencapai lantai paling atas dari menara tersebut harus menggunakan
tangga.
Sedangkan di bagian depan dari bangunan berdiri dua menara yang disebut
Menara Kembar Satu dan Dua. Menara Kembar ini lebih pendek dari menara-menara
yang lain. Namun kesemuanya tetap indah karena dinding luarnya selain lapis cat
tekstur, juga dilapisi dinding Granit Juparana Kuning dan Juparana Coklat yang
diimport dari Luar Negeri.
Masuk bangunan masjid kita akan mendapati selasar yang mengelilingi
masjid. Selasar menghubungkan Gerbang Utama dan Menara Utama menuju bangunan
utama masjid. Interior dan material finishing selasar penghubung sangat indah.
Kolomnya yang berjumlah ratusan buah dilapis cat tekstur halus dengan
kolomnya dari batu alam oster yellow.
Lantainya menggunakan material keramik dengan border granit. Sedangkan plafonnya dari kayu nyatoh lapis cat
melamik. Pada dinding sisi dalam menempel lampu-lampu lapis kuningan dengan
warna kekuningan sebagai penerang di malam hari yang menimbulkan kesan
romantis.
Setelah melewati pintu gerbang utama, saya mengambil wudhu di tempat
wudhu yang berada di tengah-tengah plaza depan masjid. Tempat wudhu ada juga di
sisi kiri dan sisi kanan masjid. Konon, Plaza masjid mampu menampung 10.000-an jamaah.
Sebuah beduk dengan diameter 1,8 meter seolah menyambut jamaah di serambi
masjid.
Serambi dihiasi lampu gantung kristal dan lampu dinding yang unik
bertuliskan kaigrafi huruf Arab. Masjid dilengkapi elevator, lift, serta jalur
khusus penyandang cacat untuk memudahkan orang mencapai lantai yang lebih
tinggi.
Lantai Dasar Masjid digunakan sebagai Ruang Multipurpose. Di ruangan
yang mampu menampung 5.000 orang ini sering digunakan untuk tempat resepsi
pernikahan maupun seminar dan Tabligh Akbar.
Saya kemudian masuk ruang utama masjid melalui tangga utama. Yang unik
dari tangga utama ini adalah jumlah anak tangganya yang mencapai 33. Mencerminkan
jumlah tasbih. Ruang utama mampu menampung jamaah sebanyak 20.000 orang.
Tempat Wudhu yang Besar dan Bersih (Foto: Alee) |
Mata saya melihat sekeliling, ternyata di sekeliling ruang utama masih
ada Lantai Mezzanine yang mampu menampung 10.000 jamaah. Untuk mencapai lantai
mezzanine dapat menggunakan tangga yang terdapat di 4 menara sudut dan juga di
sisi kiri dan kanan bangunan.
Ruang utama shalat menampilkan kesan yang tak kalah megah namun
menyejukkan. Penggunaan material granit pada lantai dengan pilihan warna krem
muda beraksen garis vertikal hitam semakin padu dengan dinding mihrab berwarna
gelap.
Pada area Mighrab, dindingnya menggunakan marmer hijau dengan aksen
kerawangan berjumlah 12 buah. Di dalam kerawangan ini terdapat speaker sebagai
pengeras suara. Kemegahan area mighrab yang sekaligus sebagai ruang Imam makin
terasa dengan adanya Mimbar untuk Khotbah menggunakan material kayu jati
pilihan finish melamine.
Mihrabnya Sangat Indah dan Cantik (Foto: Alee) |
Plafon kubah utama yang berbentuk "Dome" menggunakan metal perforated dengan ornamen fuber reinforcement plastic dihiasai
lampu lapis kaca patri pada bagian tengah paling atas. Pada plafon gypsum
selain penerangannya menggunakan downlight, juga dihiasi dengan lampu-lampu
gantung yang memperindah suasana.Rasanya sangat rugi jika ke Samarinda, tetapi tidak bersujud di masjid ini.
@KreatorBuku
Previous article
Next article
megah dan cantik ya kang mesjidnya....itu tempat wudhu gede banget..moga kesampaian bisa ke kalimantan...aamiin...met puasa kang..
BalasHapusBener banget Mbak Dedew
HapusMoga secepatnya keliling Kalimantan Mbakyu ... kalau udah di Kalimantan kerasanya kayak di Jawa, lha ... penghuninya wong jowo juga, hehe.
Met puasa juga ...
Wah, dari segi interiror dan eksterior, Masjid Agung Bandung, kalah, nih
BalasHapusJauh banget Mas, hehe
Hapus