Kuliner
Jengkol Rasa Cafe Ada di Bandung
SELAMA ini, menu makanan berbahan jengkol hanya dijumpai di
warung-warung kecil pinggir jalan atau paling banter di Warung Tegal (WarTeg).
Padahal, menu berbahan jengkol menjadi salah satu menu yang selalu dicari
pelanggan.
Cafe Resto D'Jengkol di Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 50 Bandung (Foto: Alee) |
Melihat peluang tersebut, Kang Gunarsah membuka Café dengan menu andalan berbahan
jengkol. Dari mulai Sambel Jengkol, Semur Jengkol, Balado Jengkol, Rendang
Jengkol, hingga jengkol yang hanya digoreng dan ditaburi garam.
Peluang tersebut ternyata memang benar adanya. Baru satu
minggu dibuka, informasi keberadaan Café Djengkol
yang beralamat di Jl.K.H. Ahmad Dahlan (Banteng) No.50 Bandung ini sudah
diserbu para Djengkoler alias
penggemar jengkol, termasuk dari luar kota Bandung seperti Jakarta dan
sekitarnya.
Rasa dan Manfaat Jengkol
Selain menjadi makanan yang enak, Jengkol ternyata juga
mengandung manfaat yang baik bagi tubuh. Makanya, begitu Blogger Bandung diundang mencicipi menunya, langsung saja saya
memenuhi undangan.
Benar saja, setelah semua undangan disuguhi segelas jus,
bertubi-tubi menu utama dihidangkan. Berbeda dengan masakan yang ada di
warung-warung, menu olahan di Djengkoler berbeda. Tampilan lebih bersih dan
berstandar café. Siapa pun yang tampilannya pasti tidak ragu-ragu untuk
menyantapnya.
Sambel D'Jengkol yang Bisa Diorder Secara Online (Foto: Alee) |
Tanaman polong-polongan yang dalam bahasa latin Pithecollobium Jiringa ini termasuk tanaman khas Asia
Tenggara. Penggemarnya bukan hanya dari Indonesia, terutama Jawa Barat, melain
juga digemari di Malaysia dan Thailand.
Ketika dimakan, Jengkol menimbulkan bau
tak sedap, terutama setelah diolah dan
diproses dalam pencernaan. Penyebabnya adalah asam amino yang terkandung
di dalam biji jengkol.
Asam amino yang mengandung unsur
Sulfur (S), ketika terdegradasi atau terpecah-pecah
menjadi komponen yang lebih kecil akan menghasilkan
berbagai komponen flavor yang sangat bau karena pengaruh sulfur.
Untuk menghilangkan bau, biasanya setelah mengonsumsi
jengkol, langsung mengulum gula aren atau gula merah. Ada juga yang langsung
minum kopi.
Meskipun bau, Jengkol bermanfaat bagi tubuh. Jengkol berkhasiat mencegah
diabetes dan baik untuk kesehatan jantung. Tanaman jengkol sendiri diperkirakan
mempunyai kadar penyerapan air yang tinggi dari dalam tanah.
Jengkol juga merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3grm/ 100grg bahan. Kadar proteinnya jauh
melebihi tempe yang selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu
hanya 18,3grm /100 grm.
Jengkol cukup kaya akan zat besi,
yaitu 4,7grm/ 100grm. Kekurangan zat
besi dapat menyebabkan anemia. Gejala-gejala orang yang mengalami anemia
defisiensi zat besi adalah kelelahan, lemah, pucat dan kurang bergairah, sakit
kepala dan mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi, serta rentan terhadap
infeksi.
Masih banyak manfaat Jengkol, yang selama ini tidak diketahui
masyarakat, sehingga seolah menjadi makanan yang tidak banyak disukai. Padahal,
sekali mencoba, dijamin siapa pun akan ketagihan. Apalagi jika mencoba makannya
di Café Djengkol.
Jengkol Balado, Sepiring Nasi, dan Jus Mangga (Foto: Alee) |
Jengkol Rendangnya Nendang Pisan (Foto: Alee) |
Lumpia Jengkol (Foto: Alee) |
Oh iya, Café Djengkoler bukan hanya untuk pencita jengkol
karena tersedia juga menu-menu lain seperti karedok, ayam goreng, gepuk, tahu
pepes, sayur asem, serta cemilan yang tak kalah enak seperti kentang goreng,
pisang keju, rotih bakar, dan lumpia jengkol (lho, jengkol lagi, hehehe).
Penasaran? Salah satu rekomendasi menu dari saya, kalau
datang ke sini, pesan saja Balado Jengkol. Perpaduan rasa jengkol dengan
sedikit pedas. Dimasak tidak terlalu kenyal apalagi lembek memberikan sensasi
rasa yang berbeda.
Info Resto
D'Jengkol Cafe Resto
web: www.djengkol.com
Twitter: d'jengkolers
Alamat:
Jl. K.H. Ahmad Dahlan (Banteng) No. 50 Bandung
Telepon: (022) 7305756, 081320017881, 0812932135
Previous article
Next article
Pertama x ... Yuhuuuu ^_^
BalasHapusWah! Ternyata selain enak, ternyata jengkol juga termasuk sumber protein nabati ya. Sayangnya kalau di daerah saya (Jawa Timur) jengkol mah langka. Adanya pete. Saudara sepupunya jengkol. Hehe
Btw, ini Kang
(Komennya keputus hehe)
BalasHapusBtw, Kang Gunarsah jitu membidik usaha yang masih jarang dilirik orang lain. Wih ... Jadi terinspirasi. Nanti kalau sudah di Indonesia, mau buka cafe yang makanannya jarang dijual di tempat lain. Kira-kira Mas Ali ada ide nggak buat Key. ^_^
Buka cafe serba pisang. Belum ada lho Key
HapusWah kebetulan, suka banget sama buah itu. Oh iya, Mas Ali, jus susu+pisang=enak banget lho ...
BalasHapusBener banget Key ...
HapusBaru tau nih ada jengkol berkelas kayak gini :D
BalasHapusKindly visit my page as well ☺
GRACE FILLED TRAVEL JUNKIE
Thanks!
Meski bukan penggemar jengkol, aku tetep ngiler liatnya haha
BalasHapus