Wisata
APA yang terlintas di kepala ketika mendengar Kota Padang? Pasti Rumah Makan dan rendangnya, kan? Memang tak bisa dipungkiri, Padang identik dengan Rumah Makan dan rendangnya yang memang nendang. Padahal, sebagai Kota Pesisir, Padang juga dikenal dengan Wisata Baharinya.
Panggung utama festival tepat berada di bawah Monumen Merpati Perdamaian yang baru diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 12 April 2016 lalu. Konon, setelah monumen diresmikan banyak pengunjung yang datang untuk mengabadikan monumen dengan simbol burung merpati tersebut.
Tiga Pantai di Kota Padang yang Bikin Gagal Move On
APA yang terlintas di kepala ketika mendengar Kota Padang? Pasti Rumah Makan dan rendangnya, kan? Memang tak bisa dipungkiri, Padang identik dengan Rumah Makan dan rendangnya yang memang nendang. Padahal, sebagai Kota Pesisir, Padang juga dikenal dengan Wisata Baharinya.
Paling
tidak ada tiga pantai yang sejak jaman Siti Nurbaya dahulu hingga jaman Siti
Nurhaliza sekarang masih menjadi tujuan wisata. Tiga pantai tersebut bikin
wisatawan gagal move on, padahal masih ada pantai-pantai lain yang terus
dikembangkan.
Ketiga
pantai tersebut membuat gagal move on selain karena sarat dengan kenangan, juga
lantaran keindahannya tetap terjaga hingga sekarang. Makanya, tidak afdol jika
jalan-jalan seru ke Kota Padang tanpa mengunjungi ketiga pantai tersebut.
Apalagi bagi penyuka Wisata Bahari.
Malin Kundang di Pantai Air Manih
Sore
sebelum matahari tenggelam waktu yang sangat pas mengunjungi Pantai Air Manih
karena udara mulai adem. Makanya, begitu ada kesempatan segera meluncur ke sana
untuk menikmati keindahannya.
Pantai
Air Manih terletak di Kecamatan Padang Selatan. Perlu waktu kurang lebih tigapuluh
menit dari tengah kota menuju Pantai Air Manih dengan menggunakan kendaraan
roda empat atau roda dua. Sebelum tiba di sana, wisatawan akan menemukan bukit
yang menjulang tinggi, bukit yang dikenal dengan nama Gunung Padang. Pantai Air
Manih berada di balik bukit sana.
Setelah
melewati bukit, pelan-pelan terlihat landscape Pantai Air Manih yang memanjakan
mata. Pada salah satu sisi pantai dihiasi deretan pohon-pohon pinus yang rimbun
dan pada sisi lain pemandangan cakrawala yang terbuka lebar. Pasirnya berwarna
putih kecoklatan yang di beberapa bagian berdiri deretan batu-batu karang masif
yang makin memperindah pemandangan.
Begitu
tiba di pantai, wisatawan akan disodori banyak spot menarik untuk foto-foto dan
mengabadikannya di akun media sosial. Salah satu spotnya adalah relief ukiran
legenda Malin Kundang. Relief berukuran panjang ini berisi Legenda Malin
Kundang mulai dari lahir, kehidupannya yang menderita, saat berkelana, menjadi
saudagar kaya raya hingga durhaka kepada ibundanya dan dikutuk menjadi batu.
Sunset di Pantai Air Manih (Foto Heru) |
Di
depan relief, tampak Malin Kundang dalam posisi tersungkur seperti sedang bersujud
memohon ampun beserta pecahan-pecahan kapal miliknya yang telah membatu. Pecahan
kapal membentang dari depan relief hingga arah pantai.
Selain
pecahan-pecahan kapal dan tubuh Malin Kundang, ada beberapa tangga tali dan
tong-tong penyimpanan bahan makanan, bahan bakar, dan lain-lain yang juga telah
menjadi batu.
Batu-batu
tersebutlah yang menjadi bukti adanya Malin Kundang yang durhaka kepada
ibudanya dan lahirnya Legenda Malin Kundang yang dikenal di seantero nusantara.
Entah, apa itu benar-benar kejadian nyata atau hanya penafsiran saja, yang
jelas, batu-batu tersebut membuat wisatawan yang berkunjung ke sana menjadi
makin hormat kepada Sang Bunda.
Selain
batu Malin Kundang, ada pulau yang bisa dinikmati wisatawan jika berkunjung ke
Pantai Air Manih yaitu Pulau Pisang yang terletak tidak jauh dari tepian
pantai. Jika air laut sedang surut, wisatawan bisa menikmati pulau tersebut
hanya dengan berjalan kaki melintasi pasir dan batu karang.
Pulau
seluas kurang lebih 1 hektar tersebut bisa dijadikan tempat istirahat para
wisatawan sembari menyantap bekal makanan yang dibawa atau hanya sekadar
berjalan-jalan menikmati keindahan pulau. Perlu diingat, Pulau Pisang hanya
bisa dinikmati saat air surut, jadi tidak bisa berlama-lama di sana. Begitu air
naik, kita tidak bisa kembali ke pantai dengan berjalan kaki, jadi terpaksa
harus dengan perahu.
Selain
Pulau Pisang, wisatawan juga bisa menikmati pantai dengan berkemah bersama
teman-teman atau keluarga, bisa juga berselancar karena ombak Pantai Air Manih
cukup besar untuk berselancar. Pada bulan-bulan tertentu, banyak wisatawan
asing sengaja berselancar di pantai ini.
Telur Bayur yang Melegenda
Siapa
yang tak kenal lagu Teluk Bayur yang dipopulerkan penyanyi senior Ernie Djohan
sekitar tahun 1960-an? Lagu lawas tersebut yang telah membuat Telur Bayur
populer hingga sekarang. Siapa pun yang datang ke Kota Padang tak lengkap
rasanya jika belum datang ke Telur Bayur walau sekadar untuk menghirup aroma
pantainya.
Meskipun
Teluk Bayur hanya sebuah pelabuhan, tetapi menyimpan keindahan tersendiri
dibandingkan dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. Pemandangannya
indah, apalagi jika sengaja menikmati Sunsetnya yang romantis.
Sinar
merah keemasan yang sangat khas saat matahari mulai ke peraduan, yang seolah
menenggelamkan diri ke dalam laut lepas, ditambah hiasan gemerlap lampu
kapal-kapal yang mulai berlayar mengarungi lautan membuat suasana Sunset sangat
mengesankan. Apalagi menikmatinya bersama pasangan sambil duduk-duduk
memanjakan lidah di warung-warung yang ada di sekitar teluk, hehehe.
Pelabuhan
Teluk Bayur dibangun antara tahun 1888 – 1893 pada zaman kolonial Belanda,
dahulu bernama Pelabuhan Emma Haven, nama seorang Ratu Belanda yang berkuasa
pada saat itu. Dalam perkembangannya kemudian diubah menjadi Teluk Bayur,
sesuai dengan keberadaan pelabuhan tersebut.
Telur Bayur (Foto Heru) |
Pada
saat pembangunan, pelabuhan yang dibuat oleh arsitek Ir. J.P. Yzerman menyimpan
cerita yang menyedihkan. Tenaga kerja yang dikerahkan adalah pribumi yang
menjadi tahanan Belanda. Mereka bekerja paksa dengan kaki dirantai sehingga
tidak bisa kabur hingga pelabuhan kelar.
Setiap
hari ada saja pekerja yang meninggal dunia karena beratnya pekerjaan tak
diimbangi dengan makanan yang cukup. Setelah pelabuhan selesai dibangun,
pelabuhan memiliki peranan penting dalam kegiatan perdagangan internasional
Pemerintah Belanda.
Pelabuhan
Teluk Bayur hingga saat ini menjadi pelabuhan laut teramai dan terbesar di
Pantai barat Pulau Sumatera. Pelabuhan ramai disinggahi kapal antar Samudera
dan antar Pulau. Tak heran jika Teluk Bayur menjadi urat nadi yang penting bagi
Sumatera Barat.
Pelabuhan
Teluk Bayur yang dikelola oleh PT. Pelindo ditetapkan sebagai Pelabuhan Kelas
Satu, dengan sertifikat ISO 9002. Aneka fasilitas pun disiapkan di sini,
terutama untuk industri seperti pupuk, semen batu bara, dan minyak sawit. Area
penumpang juga disediakan terminal penumpang seluas 1608 meter persegi.
Pelabuhan
Teluk Bayur beralamat di Jl.Semarang No.3 Teluk Bayur, Padang 25217 dan bisa
didatangi kapan pun. Jika ingin menikmati udara segar datanglah pada pagi hari
sambil berolah raga, jika ingin menikmati hijaunya laut datanglah menjelang
siang hari, dan jika ingin menikmati keromantisannya, datanglah sore hari.
Siti Nurbaya Hadir di Pantai Padang
Masyarakat
Kota Padang sangat bangga dengan Pantai Padang karena berada di tepi jalan Kota
Padang. Selama bertahun-tahun pantai terbengkalai, bahkan di tepian pantai
banyak bangunan liar. Namun, bangungan-bangunan tersebut sekarang sudah tidak
ada dan berganti dengan taman, meski pun belum selesai pembangunannya.
Di
sekitar Pantai Padang itu lupa berdiri tanda lokasi yang menjadi trend mark
bertuliskan Taman Muaro Lasak, tanda lokasi yang sekarang menjadi favorite
pengunjung untuk berfoto ria.
Taman
Muaro Lasak dibangun sebagai salah satu program hijau Kota Padang. Dari pusat
Kota Padang menuju Taman Muaro Lasak tak jauh, setelah melewati Jembatan Purus
wisatawan akan melihat tanda lokasi tersebut.
Pantai
di Taman Muaro Lasak cukup bagus dengan air laut yang terlihat biru. Sejauh
mata melempar pandangan yang terlihat hamparan air biru nan jernih. Ombaknya
landai dengan air yang beriak-riak menerpa tepian pantai.
Salah Satu Sudut Pantai Padang (Foto Heru) |
Karena
lokasinya tidak jauh dari pusat kota, pantai ini menjadi destinasi wajib yang
dikunjungi wisatawan lokal ataupun wisatawan luar daerah.
Oh
iya, Taman Muaro Lasak ternyata mempunyai sejarah tersendiri. Dahulu, lokasi
Muara atau Muaro yang sekarang menjadi taman itu berpindah-pindah di beberapa
tempat hingga berada pada posisi yang sekarang.
Berpindah-pindah
dalam bahasa Padang adalah Lasak
sehingga masyarakat memberi nama Taman Muaro Lasak. Tidak jauh dari Taman, terdapat
Pantai Purus Padang yang ombaknya terlihat besar.
Taman
Muaro Lasak biasanya ramai dikunjungi wisatawan pada setiap akhir pekan, Hari
Sabtu dan Minggu dari pukul 17.00-18.00 WIB. Nah, karena pada awal Bulan
September 2016 dijadikan tempat Festival Siti Nurbaya 2016, maka selama kurang lebih satu
minggu pantai dipenuhi pengunjung.
Tempat yang Asyik untuk Menikmati Pantai |
Panggung utama festival tepat berada di bawah Monumen Merpati Perdamaian yang baru diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 12 April 2016 lalu. Konon, setelah monumen diresmikan banyak pengunjung yang datang untuk mengabadikan monumen dengan simbol burung merpati tersebut.
Monumen
Merpati Perdamaian dibangun dalam rangka kegiatan MNEK 2016 (Latihan Bersama
Angkatan Laut 36 negara) di Padang mulai 12-16 April 2016. Monumen tanda persahabatan
dan perdamaian bagi negara-negara peserta.
***
Setelah
menjelajah ketiga pantai, sebagai penutup sambil menikmati birunya laut Pantai Padanf
yang indah, angin sepoi-sepoi yang lembut menerpa wajah dan rambut, langsung
mencicipi jajajan khas Ranah Minang yang berjajar di sepanjang pantai. Banyak
kuliner seperti Pensi, Langkitang, Kerupuk Mie, Lontong, Lotek, Rujak Padang,
Jagung bakar, dan Gorengan.
Jika
ingin menikmati pemandangan laut dari dekat, bisa menikmatinya dari beberapa
kafe di sepanjang pesisir pantai atau duduk di antara bebatuan tepi laut sambil
mendengar deburan ombak yang berdebur merdu. Selamat menikmati Tiga Pantai di Kota Padang yang Bikin Gagal
Move On ini Saudara-Saudara!
@KreatorBuku
Previous article
Next article
Kalau ke padang saya pengen banget ke pantai yg ada malin kundangnya itu, melegenda banget
BalasHapusbener, teluk bayuuuuuur. msh ada typo tuh
BalasHapusTernyata padang menyimpan tempat wisata yang muantappp bagusnya ya, sayang belum banyak yang tahu kalau saja pantai dipadang pada diekpos pasti masuk deh jadi salah pesona indonesia.
BalasHapussaya taunya cuma pantai air manih aja yg ada relif malin kundangnya :(
BalasHapusBudy | Travelling Addict
Blogger abal-abal
www.travellingaddict.com