Wisata
5 Keunikan Pulau Bidadari
SIAPA yang belum pernah ke Pulau Bidadari? Salah satu dari seribu
pulau yang ada di kepulauan seribu yang bisa
dijangkau dengan boat melalui pelabuhan Marina Ancol atau perahu di Muara Angke.
Selain
resort dan bangunan-bangunan pendukung, pulau dengan luas daratan kurang lebih
6,03 hektar tersebut menyimpan beberapa keunikan. Kebetulan beberapa waktu lalu saya bareng beberapa teman travel
blogger menikmati pulau tersebut dalam sebuah acara traveling.
Setelah melalui perjalanan pagi dari Bandung menuju
Ancol, saya pun tiba di Dermaga No. 15 Marina Ancol Jakarta. Tak menunggu lama
kemudian, saya bersama 20 travel blogger sudah berada di boat menuju Pulau
Bidadari. Lantas, apa saja keunikan Pulau Bidadari?
Pertama, ada Pohon Rezeki. Pohon tinggi
besar yang
berada di tepian pantai bagian kiri resepsionis echo resort Pulau Bidadari, konon jika kita berfoto dengan menyentuh pohon tersebut akan
mendatangkan banyak rezeki yang tak terduga-duga. Rezeki yang dimaksudkan tak
selalu berbentuk uang, akan tetapi bisa berbagai hal seperti jodoh maupun
peluang bisnis atau usaha.
Karena mitos tersebut, tiap orang yang datang ke Pulau Bidadari selalu menyempatkan diri untuk memcoba memeluk Pohon Rezeki atau minimal foto bersama pohon
tersebut. Bahkan, kalau kebetulan wisatawan sedang ramai, bisa ngantre.
Penampakan Pohon Rezeki di Pulau Bidadari (Foto Kang Alee0 |
Kedua, ada reruntuhan benteng, namanya Benteng
Martello. Benteng Martello Pulau Bidadari zaman Belanda dulu digunakan sebagai
tempat pertahanan dari serangan musuh yang ingin menyerang Jakarta lewat jalur
laut. Meriam-meriam yang digunakan pun sampai sekarang masih ada di sekeliling
benteng.
Menurut
sejarah, pada abad 17 Pulau Bidadari, Pulau Kelor, dan Pulau Cipir menjadi
salah satu pulau basis pertahanan VOC sekaligus penunjang aktivitas di Pulau
Onrust, pulau yang aktivitasnya paling sibuk pada saat itu.
Pada
sekitar tahun 1850, Belanda membangun menara pengawas untuk melindungi dan
memperkuat armada lautnya, pengawas yang kemudian dikenal dengan nama Benteng
Martello. Benteng juga berfungsi Selain berfungsi sebagai menara pengawas,
benteng ini juga didesain sedemikian rupa agar dapat mengakomodir berbagai kebutuhan
tentara kolonial.
Benteng
memiliki beberapa ruang bawah tanah, salah satu fungsinya sebagai gudang
amunisi. Bangunan berbentuk lingkaran dengan diameter 23 meter dengan sejumlah
jendela di seluruh sisinya, dimaksudkan agar senjata bisa bermanuver hingga 360
derajat. Sementara untuk mengakomodir kebutuhan air bersih, di bagian tengah
benteng dibangun tembok bundar mungil yang berfungsi sebagai bak penampung air.
Benteng Martello dari Atas (Foto Kang Alee) |
Belanda
juga membangun benteng serupa di Pulau Onrust dan Pulau Kelor. Belanda sempat
membangun jembatan penghubung dan jalur bawah laut antar benteng. Benteng dan
jembatan akhirnya hancur karena serangan yang bertubi-tubi dari tentara Inggris
dan hempasan gelombang tidal dari aktivitas Gunung Krakatau tahun 1883.
Ketiga, ada Pohon Jodoh. Selain Pohon Rezeki, di Pulau
Bodadari juga ada Pohon Jodoh atau Pohon Setuja Cinta. Pohon sejenis kapuk ini awalnya pohon biasa, hingga
suatu kali Pulau Bidadari kedatangan komunitas jomblo, mereka berkomitmen untuk
tidak akan menikah selamanya.
Akan tetapi, ternyata setelah mereka berfoto di dekat pohon
tersebut, mereka menemukan jodoh. Dari sana asal muasal pohon tersebut diberi
nama Pohon Jodoh. Pohon besar ini berada tepat di pinggir pantai, dijaga sebaik
mungkin agar tetap kokoh dan manarik perhatian wisatawan yang berkunjung.
Keempat, ada Sarang Elang Bondol. Sarang Elang Bondol
berada di atas pohon yang tinggi menjulang di sebelah reruntuhan Benteng Martello. Sebagai tanpa, di sana dibuat patung Elang Bondol yang cukup besar. Kalau kita melihat ke atas pohon, di atas
pohon itulah Elang Bondol tersebut bersarang. Hingga sekarang, sarangnya masih
ada. Jika kita ke sana dan sedang beruntung, bisa melihatnya sedang bertengger
di atas pohon.
Patung Elang Bondol (Foto Kang Alee) |
Kelima, rumah Biayak. Yup, sebagai salah satu pulau
yang subur, Pulau Biodadari menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi biayak. Kadal
berukuran besar ini bebas berkeliaran, bahkan
mereka sangat dilindungi.
Kijang Totol yang Cantik (Foto Kang Alee) |
Pagi-pagi saat matahari baru muncul di ufuk timur, para
biawak terlihat keluar dari sarang dan berenang di pantai Pulau Bidadari. Binatang lain yang dipelihara di Pulau Bidadari adalah kijang totol
yang jinak dan cantik, secantik bidadari.
Selamat berwisata! Salam Wisata Indonesia!
@KreatorBuku
Previous article
Next article
Belum pernah ke Pulau Bidadari. Biayak yang seperti apa sih Kang? Saya mah taunya biawak.
BalasHapusEnaknya naik kapal dari marina, klo aku dulu naik dari muara angke naiknya kapal tongkang 3 jam hiks. Tapi tetep seru meski belum menginjakkan kaki di pulau bidadari
BalasHapussaya blm pernah ke sana, kabarnya emang elok seperti bidadari ya
BalasHapusPernah ke sana cuma mampir untuk snorkling doang di tepian pulau itu. Ternyata banyak hal menarik lain di Pulau Bidadari, ya
BalasHapusTempatnya cakep. Tapi ngeri ngebayangin biawak 😄
BalasHapusAih, so sweet banget ya kang ada pohon jodohnya, apalagi namanya "pulau bidadari"~ :))
BalasHapusMenjawab pertanyaan di awal tulisan, saya harus menjawab, saya belum pernah :(
BalasHapusTapi kalau ke sana lagi jomblo dan merenung di pohon jodoh gimana yaaaa haha
Belum pernah ke Kepulauan Seribu sama sekali :(
BalasHapusKayaknya harus didatengin satu-satu nih. Keliatannya Pulau Bidadari ini cakep!
Adam & Susan
www.pergidulu.com