Info
Wisata
Sebetulnya selain Kawah Manuk, Kawah Kereta Api, dan Kawah Hujan masih ada Kawah Beureum, kawah terakhir yang ada di kawasan Wisata Kamojang. Kemudian ada bumi perkemahan kamojang, pemandian air panas terbuka yang letaknya di sekitar bumi perkemahan, air terjun, dan danau, tetapi karena sudah siang dan harus melanjutkan perjalanan berikutnya, saya dan teman-teman blogger memutuskan meninggalkan Wisata Kamojang yang tidak hanya indah, tetapi juga cantik. Semoga nanti bisa kembali lagi.
Tiket Masuk
Wisata Kawah Kamojang Garut Tak Hanya Indah, Tetapi Juga Unik
SETELAH puas
mengelilingi Geotermal Information Center yang letaknya tidak jauh dari
penginapan kawasan Pertamina Kamojang, saya dan teman-teman blogger yang
mengikuti Jelajah Kamojang melanjutkan agenda berikutnya, jelajah Obyek Wisata
Kawah Kamojang.
Kendaraan melaju pelan
meninggalkan parkiran Geotermal Information Center menuju Pembangkit Listrik
Tenaga Uap. Jalan yang dilalui meliuk-liuk karena mengikuti kontur lembah.
Sepanjang jalan
terlihat pipa-pipa besar untuk mengalirkan uap kawah yang akan diubah menjadi
tenaga listrik. Lima belas menit kemudian, kendaraan masuk parkiran kawasan
Wisata Kawah yang cukup luas dan bersih. Ada beberapa warung berderet di tepi
parkiran yang menyediakan kopi dan camilan buat wisatawan. Begitu pun saat
menaiki tangga menuju kawah.
Kawah-Kawah di Kamojang
Pipa-Pipa Besar di Sepanjang Jalan |
Begitu tiba di ujung
tangga, mata saya terpaku pada pemandangan alam pegunungan yang terlihat indah.
Ada halaman cukup luas yang bersih, ada gazebo dan Kawah Manuk.
Kawah Manuk menjadi kawah pertama yang menjadi
bagian dari obyek wisata Kawah Kamojang. Kawah berukuran cukup luas yang
terhampar di sisi jalan obyek wisata tersebut mengeluarkan uap yang membumbung
ke udara.
Kawah Manuk |
Kawah berlatar rimbunan
semak belukar tersebut diberi nama Kawah Manuk karena dari beberapa lubang yang
tertutup kubangan kawah sering terdengar siulan seperti suara manuk. Manuk dalam
Bahasa Sunda berarti burung. Sayangnya saat saya ke sana tidak sempat mendengar
siulannya.
Tidak jauh dari Kawah
Manuk ada kawah yang paling populer di kawasan wisata, yaitu Kawah Kereta Api. Saking
populernya, hampir semua wisatawan yang berwisata ke kawah kamojang pasti akan
berlama-lama bermain di kawasan Kawah Kereta Api.
Kawah Kereta Api memang sangat unik karena bisa
mengeluarkan suara seperti Kereta Api jika tempat keluarnya asap kawah dihubungkan
dengan sebuah bambu. Ada seorang penjaga yang siap beratraksi di dalam Kawah
Kereta Api.
Kawah Kereta Api |
Penjaga Kawah Kereta Api yang Atraktif |
Sesekali penjaga
mengajak wisatawan untuk ikut merasakan keunikan kawah. Baik dengan memasang
bambu atau membumbungkan barang-barang seperti plastik atau kain bekas, melalui
asap Kawah Kereta Api.
Setelah puas menikmati
Kawah Kereta Api, saya dan para blogger menaiki tangga, melewati jembatan yang
di bawahnya aliran sumber air hangat yang dipenuhi uap. Tak jauh dari jembatan
ada sebuah pohon cukup besar, tangga, dan jalan menurun yang menjadi penanda
Kawah Hujan.
Saat tiba di Kawah Hujan, sudah ada beberapa wisatawan yang
sedang merasakan kehangatan uap kawah serta telur yang direbus dengan air panas
kawah. Saya dan teman-teman blogger pun tak mau ketinggalan. Langsung mengambil
telur puyuh dan telur ayam untuk direbus di genangan air panas Kawah Hujan.
Kawah Hujan Dilihat dari Atas |
Batu Penutup Kawah yang Mengeluarkan Asap Kawah |
Kawah tersebut
dinamakan Kawah Hujan karena jika wisatawan berada di kawah tersebut otomatis
baju akan sedikit basah terkena semburan uap yang lembut seperti hujan gerimis.
Jadi di tepian kawah yang
menyemburkan asap yang cukup tebal memang ada kawah yang menyemburkan air cukup
deras. Semburannya seperti air mancur
alami. Siapa pun yang tidak tahu pasti akan tersebur air mancur tersebut,
hehehe.
Cukup lama saya dan
teman-teman blogger berada di Kawah Hujan. Selain bermain-main dengan air
mancur alami juga menghabiskan stok telur penjaga Kawah Hujan.
Eh, katanya penjual
telur di Kawah Hujan itu sudah hampir 40 tahun berada di sana, lho. Bahkan sekarang
sudah ada generasi keduanya, salah satu anaknya ikut menjual telur di sana.
Sebetulnya selain Kawah Manuk, Kawah Kereta Api, dan Kawah Hujan masih ada Kawah Beureum, kawah terakhir yang ada di kawasan Wisata Kamojang. Kemudian ada bumi perkemahan kamojang, pemandian air panas terbuka yang letaknya di sekitar bumi perkemahan, air terjun, dan danau, tetapi karena sudah siang dan harus melanjutkan perjalanan berikutnya, saya dan teman-teman blogger memutuskan meninggalkan Wisata Kamojang yang tidak hanya indah, tetapi juga cantik. Semoga nanti bisa kembali lagi.
Tiket Masuk
Wisatawan
Manca Negara Dewasa :
Hari
Biasa : Rp. 100.000 + Asuransi Rp. 5.000 / Orang / Hari
Hari
Libur : Rp. 150.000 + Asuransi Rp. 5.000 / Orang / Hari
Kendaraan
di hari biasa dikenakan biaya:
Motor:
Rp. 5.000
Mobil:
Rp. 10.000
Bus/Truck:
Rp. 50.000
Sepeda:
Rp. 2.000
Kendaraan
di hari Libur dikenakan biaya:
Motor:
Rp. 7.500
Mobil:
Rp. 15.000
Bus/Truck:
Rp. 75.000
Sepeda:
Rp. 3.000
@KreatorBuku
Previous article
Next article
Kang, kalau masuk ke kawahnya bayar tiket kah? Harga tiket masuknya berapa ya kang?
BalasHapusTiket ada infonya di atas kan? Hehehe
HapusWow asapnya tebal banget ya
BalasHapusItu bau belerangnga masih kuat banget gak disana, mas?
Asapnya nggak terlalu bau, hehe
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusAmiiin, hehehe
HapusWih, udah lama banget nggak ke wisata alam yg kayak gini. Dulu terakhir kayaknya pas SMP deh. Semoga bisa ikutan main ke sini ah. Makasih infonya, foto2nya baguus.
BalasHapusWaaah, berarti harus ke sini lagi, hehehe
HapusPernah lewat, tapi enggak masuk,kayaknya seru ya wisata ke sana... asyik bisa liat geothermal
BalasHapusKalau lewat mampir aja, hehe
Hapusah seru seru
BalasHapussaya sering baca penelitian tentang geotermal
tapi belum pernah liat langsung
pengen liat banget jadinya
Yahuk Mas ke sana, hehe
HapusJadi inget saat main ke Tanggamus, Lampung, mengeluarkan asap seperti itu juga. Rada ngeri takut kalo-kalo beracun hehe
BalasHapusKalo aku ingetnya ama Kawah Sikidang di Dieng... Tapi kayaknya Kawah Kamojang ini gak bau belerang ya, kang? Itu pada sik-asik aja foto di area kawah. Kalo di Sikidang kan dari jauh aja udah kecium bau belerangnya..
HapusIya, nggak bau belerang, hehe
HapusDi sini nggak beracun Omdut, hehe
HapusMateng ga ya kalo masak telur haha, asep'a lumayan tebell
BalasHapusMuateng dan nggak pakai lama Mas, cukup 5 menit, hehehe
HapusWah bisa berbeku segala ya kang, sayang ngga ada pemandian air hangat yaa hehe..
BalasHapusAsap kawahnya lumayan pekat ya kang.
BalasHapusGak apa ya kalau gak pakai masker? :)
Ternyata di Garut ada yang kaya gini toh, kereeeen
BalasHapusKirain cuma dodol saja yang favorit dari Garut (^_^).
BalasHapusTelur penyunya kudu kita beli, Kang? Atau sudah termasuk HTM?
Di Balikpapan juga banyak nih pipa instalasi segede gaban. Cuma minus, kawah, hehehe...
Aku pernah ke panas geotermal nya chevron, ini sama kan yaaa ??? tapi kok yg ini lebih rapi yaaa
BalasHapus