Buku
Tips
Mau Jago Nulis dan Jadi Pemenang di Dunia Tulis Menulis? Ikut Kelas Nulis "WinnerClass" aja.
[Tips Nulis] 7 Kesalahan Calon Penulis (bag 3)
7 Kesalahan Calon Penulis
Gambar dari sini http://www.radarbangka.co.id/rubrik/detail/edukasi/4461/calon-penulis-sastra-perlu-pembinaan.html |
Bag 3 (dari 3 bagian)
4). Ingin Desain yang keren Menurut Dia
Mungkin
karena exited banget naskahnya bakal
diterbitkan, seluruh kemampuan penulis dikerahkan sehingga memberi banyak
sekali masukan tentang desain dan visualisasi bukunya kelak. Bahkan ada lho,
yang naskahnya tidak mau diedit.
Boleh memberi
masukan, tetapi sekadar untuk menambah referensi desainer di penerbit yang akan
menerbitkan karya kita. Bukan untuk berdebat tidak jelas, apalagi debat kusir.
Percayalah, pada saat penerbit menentukan sebuah desain cover dan visual untuk
buku kita, maka sudah mempertimbangkannya masak-masak.
5). Protes Usulan Editor
Ngambek
karena usulannya tidak diakomodir editor? Lalu tidak mau bantu mempromokan
bukunya? Lalu nggak mau nulis lagi? Lalu …? Jangan merugikan diri sendiri
dengan sesuatu yang tidak produktif.
Jalani dahulu
apa yang telah dilakukan oleh penerbit kepada kita. Jika di tengah jalan ada
hambatan, baru kita protes. Jangan sampai buku belum terbit sudah protes
duluan. Repot kan, kalau nanti penerbit tidak percaya lagi kepada kita?
6). Tidak Punya Rencana Ke Depan
Rencana
kwartal, semester, pertahun itu penting saudara-saudara. Terutama untuk
kontinuitas karya-karya yang akan kita tulis. Konon, di eropa, penulis-penulis
yang sudah terkenal itu managemen menulisnya baik. Setiap karya akan didevelop
selama 1.5 tahun.
Sebagai
gambaran, JK. Rowling selama nulis Harry Potter, dia melakukan hal seperti ini
selama 6 bulan doi survei, 6 bulan berikutnya menulis, dan 6 bulan berikutnya
promo. Hasilnya, setiap 1.5 tahun ada judul baru.
So, kalau
sudah tahu seperti ini, apa kita mau diam saja? Mau cukup dengan nulis 1 buku
saja dan tenggelam?
7). Merasa Jadi Seleb
Ini penyakit
paling kronis Calon Penulis. Artikel baru dimuat di media massa, lalu upload ke
FB, Twitter diberi selamat sana-sini langsung jumawa. Belum lagi kalau
naskahnya bakal diterbitkan. Hai, dunia tulis menulis itu bukan dunia hiburan,
melainkan dunia yang sarat dengan pengetahuan. Oleh karena itu, berlakulah
sebagaimana orang yang berpengetahuan.
Jangan sampai
terjebak dengan dunia teve yang hanya nayangin yang gemerlap-gemerlap. Saya
khawatir, jika calon penulis belum apa-apa sudah merasa sebagai seleb, tidak
sempat mengasah jemarinya supaya tajam dalam menulis. Tajam setajam silet.
Semoga
bermanfaat dan sukses, ya.
Balik ke bagian 1
Mau Jago Nulis dan Jadi Pemenang di Dunia Tulis Menulis? Ikut Kelas Nulis "WinnerClass" aja.
Previous article
Next article
Makasih banyak atas tipsnya kaka, bermanfaat sekali artikelnya, semoga sukses terus karirnya (Y) :D
BalasHapusSama-sama
HapusMantap pak tipsnya. Menjadi writer wanna be itu harus memperpanjang sabar ya.
BalasHapusBetul banget, hehehe
HapusTerimakasih artikelnya Kang. Suka deh. Kalau penulis betulan jelas tahu bedanya akut dan kronis. :)
BalasHapusSama-sama, semoga bermanfaat ya
HapusSangat bermanfaat Kang.
Hapus