Buku
Tips
Mau Jago Nulis dan Jadi Pemenang di Dunia Tulis Menulis? Ikut Kelas Nulis "WinnerClass" aja.
[Tips Nulis] 7 Kesalahan Calon Penulis (bag 2)
7 Kesalahan Calon Penulis
Gambar dari sini http://kampus.okezone.com/read/2010/06/10/373/341493/ratusan-penulis-cilik-ngumpul-di-jakarta |
Bag 2 (dari 3 bagian)
1). Kirim naskah via email
Meskipun dunia
internet mudah diakses, bukan berarti kita bisa memanfaatkannya untuk semua
hal, termasuk pengiriman naskah kepada penerbit melalui surel (email). Sependek
yang saya tahu, pengiriman via email ini hanya untuk naskah-naskah yang sudah
jelas-jelas akan diterbitkan atau naskah-naskah pesanan penerbit. Antara
penulis dan penerbit telah terjalin kerjasama sebelumnya, sehingga fasilitas
ini bisa dimanfaatkan.
Bagi calon
penulis, sebaiknya tidak mengirimkan naskah via email karena akan memakan waktu
yang sangat panjang. Bayangkan, jika 10 Calon Penulis mengirim naskah novel
yang tebalnya 200 halaman secara bersamaan. Akan perlu waktu berapa lama,
bagian sekretariat mengunduhnya? Perlu berapa lama mengeprintnya? Perlu berapa
rim pula kertas yang harus digunakan?
Selain waktu,
cost yang akan dikeluarkan penerbit
akan melambung tinggi dan bisa jadi akan mendiamkan atau mencari kertas bekas
untuk sekadar mengeprint. Padahal, jika Calon Penulis mau berkorban sedikit
saja mengeluarkan modal untuk mengeprint, menjilid, dan mempercantik tampilan
jilidan, bisa jadi naskah yang dikirim, begitu tiba di meja editor akuisi akan
langsung dibaca dan diputuskan segera.
2). Ingin Cepat Nerbitin Buku
Dunia
kepenulisan sudah terbuka lebar, siapapun bisa jadi penulis, bahkan orang yang
tidak pernah nulis naskah sekalipun tiba-tiba mengeluarkan buku lewat bantuan ghost writer. Belum lagi dengan
banyaknya jasa self publishing yang
tumbuh bak jamur di musim hujan serta indie publishing, lengkap sudah, seolah
daun pintunya dijebol.
Saya selalu
menyarankan bagi Calon Penulis, menurut saya akan sangat baik jika mengawali
kariernya lewat media massa atau blog. Menulis artikel yang baik, menarik, dan
kontinue. Dengan banyak menulis artikel, ketahanan kita sebagai penulis makin
menggunung. Tahan ujian penolakan, tahan dalam mengasah kemampuan, dan tahan
dalam membentuk self branding.
Coba lihat,
berapa penulis yang bertahan di alam jagad ini? Berapa penulis yang pada saat
ramai-ramainya novel remaja menulis buku, tetapi kemudian tenggelam dalam
lautan yang tak bernama? Sangat banyak. Ini karena mereka tidak sabar ingin
segera menerbitkan buku. Padahal, jika saja mau bersabar, semuanya akan
baik-baik saja.
3). Ingin Royalti 20 Persen
Dalam dunia
kepenulisan royalti buku itu antara 5-12 persen, kalau standar internasional
malah 6-10 pesen (kalau tidak salah) dari harga jual, jadi kalau kita nulis
buku harga jualnya 100.000,- dengan royalti 10% saja, ketika buku tersebut
terjual 100.000 explar, maka royalti kita 1 Miliyar.
Penerbit juga
terkadang menerapkan royalti dari harga produksi dan ini besarannya dua kali
lipat dari royalti harga jual. Jangan sampai tidak jeli ya. Royalti yang
besarannya dari biaya produksi bisa jadi nilainya lebih kecil.
Ketentuan
besaran royalti di atas tentu saja tidak dengan serta merta, melainkan dengan
berbagai pertimbangan. Pertimbangan biaya produksi, biaya promosi, biaya
marketing, dan biaya lain-lain, jadi pasti sudah terukur. Jangan sampai kita ngeyel, keukeuh minta royalti 20 persen dari harga jual, ya.
Next … bagian 3
Mau Jago Nulis dan Jadi Pemenang di Dunia Tulis Menulis? Ikut Kelas Nulis "WinnerClass" aja.
Previous article
Next article
nice info. makasih banget kang Ali...
BalasHapussama-sama BacaWajah, semoga bermanfaat, kalau mau kasih kritik, jangan sungkan-sungkan, ya
BalasHapusTerimakasih:)
BalasHapusTrimakasih artikelnya
BalasHapusSaya pun hoby menulis Dan Saya tuangkan melalui blog Ku