Buku
Tips
Mau Jago Nulis dan Jadi Pemenang di Dunia Tulis Menulis? Ikut Kelas Nulis "WinnerClass" aja.
[Tips Nulis] 7 Langkah Mengonsep Sebuah Produk
7
Langkah Mengonsep Sebuah Produk
By Ali Muakhir
Selama hampir sepuluh tahun lebih bergelut di bidang penerbitan, ada
satu hal yang saya tekuni dan ternyata menjadi salah satu nilai jual buat saya
sendiri sebagai penulis sekaligus agen naskah. Hal tersebut adalah Konsep
Produk. Produk itu bisa berupa naskah, serial, skript, dan sebagainya.
Sebelum saya memberikan 7 Langkah tersebut, saya akan coba melihat ke
belakang, pada kiprah saya dalam dunia konsep mengonsep sebuah produk. Dimulai saat
saya bekerja di sebuah penerbit besar di Bandung, yaitu Penerbit DAR Mizan pada tahun 1999. Pada saat itu saya mengawali
dengan mengenal editorial, mengenal naskah yang layak terbit, hingga managemen
naskah.
Tahun 2000 mulai belajar bagaimana mengonsep sebuah serial buku anak dan
remaja dibimbing langsung oleh Mas Andi Yudha Asfandiyar yang pada saat itu
masih menjadi GM di DAR Mizan. Dari tangan saya lahir beberapa serial yang
cukup best seller, seperti Bercerita Bersama Aa Gym (BBAG) ada sekitar 16 Judul
Buku.
Kemudian Dongeng Mio (Domi), Cerita Pesantren (CePe), dan yang sangat
fenomenal serta menjadi perbinjangan di jagad perbukuan konsep buku-buku remaja
seperti Nomik (Novel-Komik), dan Novel Remaja Islami (NORI).
Konsep-konsep tersebut kemudian berlanjut hingga konsep buku yang sampai
sekarang menjadi serial primadona yang luar biasa gembitanya, konsep tersebut
bahkan diadopsi beberapa penerbit, dan sayangnya oleh penerbit follower tidak
dirawat dengan baik, padahal marketnya sangat besar.
Serial tersebut adalah Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK),
masih penerbit DAR! Mizan. Diawali dengan kemunculan Sri Izzati, kemudian
Abdurahman Faiz, Aini, Dena, dan sekarang bertebaran nama-nama baru yang
tersebar di seluruh nusantara.
Masih banyak lagi konsep-konsep produk yang saya buat, tidak semuanya
berhasil, tetapi mampu mengangkat nama penerbitnya dan walaupun tidak
spektakuler, tetapi produk tersebut dicari dan dibutuhkan market.
Sebut saja serial Kisah Seru 25
Nabi (25 Judul) Penerbit BA Kids, serial Aku Anak Muslim (26 Judul) Penerbit Tigaserangkai, Princess Jihan (30 Judul) Penerbit
Tigaserangkai, 7 Budi Utama ESQ (7
Judul) Penerbit Arga, Komik ESQ (7
Judul) Penerbit Arga, dan beberapa konsep lainnya, baik yang sudah terbit atau
sedang dalam proses penggarapan.
Konsep-konsep tersebut tentu saja hadir bukan semata-mata untuk
memperkaya produk, melain kan melalui beberapa proses yang tidak sebentar. Walau
jika, kita telah terbiasa, maka ide-ide konsep tersebut seolah datang tak
diundang.
Lantas, bagaimana cara menghadirkan konsep-konsep tersebut? Saya akan
berbagai tentang 7 Langkah Mengonsep Sebuah Produk berikut ini:
1). Tentukan Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar buku di Indonesia dibagi menjadi beberapa kategori,
walau setiap penerbit membagi segmentasi sering kali berdasarkan asumsi
marketing masing-masing penerbit, paling tidak segmentasinya tidak jauh berbeda
dengan segmentasi yang saya buat berikut ini:
1. Usia Batita, 2. Usia Balita, 3. Usia Kelas 1-3 SD, 4. Usia Kelas 4-6
SD, 5. Pra-Remaja (12-14tahun), 6. Usia Remaja (15-18tahun), 7. Usia Remaja Akhir
(19-25tahun), 8. Usia Matang (26 tahun ke atas).
2). Tentukan Jenis Buku
Jenis buku sangat memudahkan penulis dalam merealisasikan konsep dalam
bentuk tulisan/naskah serta visualisasi. Oleh karena itu, sebelum konsep
benar-benar matang, pastikan terlebih dahulu jenis buku yang sedang dibuat
konsepnya.
Misalnya saja, dalam buku anak-anak ada jenis PictureBook, Novel, Buku
Penuntun, Kamus, Pelajaran, Pendamping pelajaran, dan sebagainya. Kita bisa
mendetilkan seperti ini: Jenis PictureBook/ Fiksi/ untuk anak perempuan/ Usia
4-6 tahun/ Perkotaan/ Bisa dibaca anak atau dibacakan orangtua untuk anak.
Semakin detil jenisnya, semakin memudahkan penerbit memperkirakan bentuk
naskah, visual, cara promosinya, dan cara marketingnya.
3). Cari Pembanding
Setelah kita menemukan 2 point di atas, segera kita cari pembanding. Bisa
googling atau ke toko buku. Kita lihat sangat detil, apakah sudah ada konsep
buku yang sedang kita garap? Jika sudah ada, ada berapa judul yang beredar di
pasar? Apa kelebihan dan kekurangan dari buku yang telah beredar? Segera kita
evaluasi, jika ada kelebihan dari buku yang beredar segera ambil, jika ada
kekurangan segera cari cara bagaimana cara menutupi kekurangan tersebut
sehingga nanti menjadi salah satu kelebihan dari konsep yang sedang kita garap.
4). Explorasi Kelebihan
Cari sebanyak mungkin kelebihan untuk konsep yang sedang kita garap. Kelebihan
bisa diulik dari berbagai sisi, sisi cara penulisan, bahasa, visualisasi,
pengemasan, konten tambahan, kelengkapan, cara promosi, cara penjualan, dan
lain sebagainya. Karena bagaimanapun juga, semakin lengkap kelebihan yang
diberikan, maka semakin memudahkan penerbit meloloskan konsep yang kita buat.
5). Lengkapi dengan Visualisai
Jika kita mengonsep naskah untuk anak atau remaja, pasti tidak lepas
dari yang namanya visualisai atau ilustrasi. Lengkapi konsep yang telah kita
susun dengan contoh visual. Bagaimana caranya? Kita bisa menggandeng seorang
ilustrator yang mau diajak kerja sama untuk konsep yang sedang kita garap.
Jika kita belum menemukan ilustrator, kita bisa unduh visual dari
internet. Visual yang kita inginkan banyak sekali macamnya. Kita bisa mencari
sepuas mungkin di internet, sampai benar-benar kita menemukan yang sesuai
dengan keinginankan kita, sesuai dengan konsep yang sedang kita susun. Nanti
visual yang kita sertakan dalam konsep, kita informasikan kepada penerbit, jika
visual tersebut hanya sebagai contoh. Kita juga kasih alasan kenapa menggunakan
model visual tersebut.
6). Tulis Contoh Naskah
Jangan lupa, penerbit bukan lembaga sosial, penerbit adalah perusahaan
yang bergerak dibidang penerbitan. Penerbit akan mempertimbangkan berbagai
aspek bisnis yang akan membuatnya untung, bukan membuatnya buntung. Oleh karena
itu, naskah sebagai contoh dalam konsep yang sedang kita buat sangat penting. Contoh
naskah tidak sekadar contoh, melainkan contoh naskah jadi 1 buku jika konsep
yang kita buat adalah serial. Contoh naskah harus benar-benar mencerminkan
konsep yang kita buat, jangan sampai jauh dari konsep. Percayalah, penerbit
akan sangat menghargai konsep yang sangat detil dan jangan khawatir konsep yang
telah kita buat dan tawarkan akan dicontek penerbit. Jangan GeEr, deh.
7). Tawarkan Beberapa Alternatif
Kerjasama
Setelah point 1-6 terpenuhi dan semua kelar sesuai dengan harapan,
tawarkan konsep tersebut kepada penerbit. Banyak sekali penerbit di Indonesia
yang membutuhkan konsep kita. Bukan hanya di Indonesia, bahkan di Malaysia pun
terima konsep kita.
Pada saat menyerahkan konsep, jangan lupa beri penawaran model kerja
sama kita dengan penerbit. Sedetil mungkin. Bahkan, jika hanya konsep kita yang
diambil penerbit pun ada harganya, lho, sehingga konsep kita tidak serta merta
dimanfaatkan tidak benar oleh penerbit.
Beberapa penawaran yang lazim digunakan di Indonesia antara lain: 1).
Royalti, kisaran royaltinya antara 6-12 persen. 2). Semi royalti. Penerbit akan
membeli putus buku-buku dari konsep yang kita tawarkan, misalnya pada 3000 explar
pertama dengan nilai tertentu, dan pada cetakan berikutnya royalti. 3). Beli
Putus/ Flat Fee. Nilai beli putus bermacam-macam, sesuai dengan tingkat
kesulitan konsep yang kita tawarkan dan kemampuan penerbit.
Saya berpesan, jika konsep kita dijual putus sebaiknya menggunakan
termin waktu atau jumlah exemplar yang
akan dicetak penerbit. Dengan termin waktu, biasanya antara 3-5 Tahun. Dengan jumlah
exemplar, biasanya antara 10-20 ribu exemplar.
Demikian tips membuat konsep produk untuk artikel ini. Semoga bermanfaat.
Jangan lupa, jika mau berbagi dengan orang lain, kasih link artikel ini, ya. Terima
kasih.
[Januari 2013]
Previous article
Next article
Terimakasih atas informasi yang bermanfaat ini Kang. Jadi tahu untuk sebuah proes yang tetapt untuk pembautan suatu buku kerjasama dengan pihak penerbit.
BalasHapusSukses selalu
Salam Wisata
Sama-sama Eja ... hehehe
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusinfonya bermanfaat banget.. terima kasih ya :)
BalasHapusTFS kang Alee...:)
BalasHapusGuru Muda. Alhamdulillah kalau membantu, ya.
BalasHapusMyra: makasih kembali
BalasHapusRinem: Semoa bisa menerapkan, ya ....
BalasHapusMbak Dian, makasih kembali. Sukses terus ya ...
BalasHapusSangat membuka wawasan saya. Trims Mas Alee...
BalasHapusMbak Yas, kembali kasih
BalasHapusMakasih tipsnya Mas Ale. Ternyata nomik saya yang diterbitkan Zikrul konsepnya dari Mas Ale. Keren banget! Saya berharap suatu hari nanti bisa bikin konsep yang keren seperti Mas Ale ^_^
BalasHapusSama-sama Mbak Nelfi ... maju terus! Yang bikin konsep saya dan Mas Andi Yudha, hehe
BalasHapusMantabs dan sangat bermanfaat.Thanks a lot Cikgu!^__^
BalasHapusSip Mbak Aira!
BalasHapus#Semangat13
Wah, konsep cespleng nih. terima kasih mas ale. banyak info yg bisa di serap. moga manfaat..
BalasHapusTerima kasih Mas Ali. Saya juga mendapat manfaat luar biasa dari perkongsian Mas Ali ini.
BalasHapusBenar Mas Ali memang sudah benar-benar arif dengan dunia penerbitan buku.
Terima kasih kembali Motivator Remaja. Salam kreatif!
BalasHapusSemoga berjaya Pak Ikram.
BalasHapuswah.. jadi ngerti banget tentang dunia penerbitan.. info yang sangat bermanfaat :)
BalasHapus