[Artikel]
10daysforASEAN
AseanBlogger
Mau Jago Nulis dan Jadi Pemenang di Dunia Tulis Menulis? Ikut Kelas Nulis "WinnerClass" aja.
[10daysforASEAN] Jakarta oh Jakarta
Obrolan
Nyi Iteung dan Kang Kabayan
10_#10daysforASEAN
Jakarta Vs
Jakarta
Kota yang tak
pernah lepas dari kebisingan.
Kota yang tak
pernah lepas dari kesunyian.
Kota yang tak
pernah lepas dari kemewakan.
Kota yang tak
pernah lepas dari kemiskinan.
Jakarta.
“Ini monas?” tanya Nyi Iteung tercengang berdiri di
depan tugu bermahkota emas, yang hanya ada di Jakarta itu.
“Iya Nyi,” jawab Kang Kabayan.
“Ternyata gede banget, ya. Nyai pikir kecil.”
“Mau naik ke atas? Lihat Jakarta dari atas?” ajak Kang
Kabayan kemudian.
“Hah? Bisa kitu
Kang?”
![]() |
Visual dari Blog Ini |
Tanpa menunggu lama lagi, Nyi Iteung dan Kang Kabayan
membeli karcis. Setelah cukup lama antre, mereka naik ke atas monas. Benar apa
yang dikatakan Kang Kabayan, dari atas monas bisa melihat Jakarta.
Jakarta yang luar biasa, dicinta banyak manusia,
sekaligus dibenci. Apalagi dengan kondisi sekarang, dengan kesemrawutan pedagang
kaki lima, kemacetan lalu lintas, urbanisasi yang setiap tahun meningkat,
banjir, pembangunan yang terus menerus dilakukan seolah tanpa melalui planing
yang jelas. Hal ini pasti menimbulkan efek sosial.
Sebagai Ibu Kota Negara Indonesia, Jakarta menjadi
salah satu kota yang strategis untuk segala aktivitas, termasuk aktivitas
pemerintahan, hubungan dalam negeri ataupun hubungan luar negeri.
Baru-baru ini, Jakarta ditetapkan sebagai Diplomatic City of ASEAN, sebagai kota penghubung
antar negara-negara anggota ASEAN. Jakarta dipercaya menjadi kota tempat
memfasilitasi permasalahan apapun yang terjadi di ASEAN, terutama menjelang
Komunitas Ekonomi ASEAN 2015.
Pemberian kepercayaan ini, tentu saja bukan hal yang
main-main, mengingat di kawasan ASEAN masih banyak kota-kota lain yang berada
di negara-negara anggota ASEAN yang memiliki kelebihan di banding dengan
Jakarta. Misalnya saja Singapura atau Malaysia.
Pemberian kepercayaan ini, barangkali karena selama
ini peran Indonesia sangat besar bagi politik, keamanan, dan ekonomi di ASEAN. Negara
mana pun di kawasan ASEAN tidak memungkiri peran Indonesia. Dari mulai
pembentukan ASEAN hingga KTT ASEAN ke-9
tahun 2003 di Bali, di mana Indonesia mendorong terwujudnya Komunitas ASEAN
yang memiliki tiga pilar yakni keamanan, ekonomi dan sosial budaya.
![]() |
Visual dari Blog Ini |
“Hebat juga ya, Kang,” kata Nyi Iteung mendengar
cerita Kang Kabayang tentang penyematan Jakarta sebagai Diplomatic City of ASEAN. “Padahal, coba lihat itu Kang,” Iteung
menunjuk kemacetan di sebuah jalan di Jakarta dari atas monas melalui teropong.
“Kemacetan ada di mana-mana. Pedagang kaki lima di mana-mana, pembangunan
gedung di mana-mana, mobil mewah di mana-mana, orang kaya dengan rumah mewah di
mana-mana, dan orang miskin bergeletakan di mana-mana.”
“Itu dia Nyi Iteung, barangkali dengan pemberian
kepercayaan ini Jakarta jadi mau bebenah. Kan malu, menjadi kota yang dipercaya
negara-negara se-ASEAN, tetapi masih juga tidak mau bebenah.”
Dengan menjadi Diplomatic City of ASEAN, Jakarta akan
sering kedatangan tamu dari negara-negara tetangga, tidak hanya dari ASEAN,
tetapi juga dari negara-negara lain di sepenjuru dunia. Kedatangan mereka tentu
saja membawa dampak positif bagi perekonomian dan sosial budaya Indonesia.
Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia menjadi wajah bagi
Indonesia. Jakarta akan menjadi cermin bagi kota-kota lain di Indonesia. Jika
Jakarta lebih sigap dan lebih tegas lagi bebenah, maka Indonesia akan mendapat
point lebih. Sebaliknya, jika Jakarta tidak bebenah, akan mendapatkan nilai
rendah bagi Indonesia di mata dunia.
Makanya perlu pemerintahan yang lebih tegas dan keras
lagi terhadap perubahan Kota Jakarta. Perlu pemerintahan yang punya visi misi
dan strategi jitu untuk pembenahan Kota Jakarta.
Pembenahan ini pastinya juga harus didukung oleh
masyarakat Jakarta. Jangan sampai bertepuk sebelah tangan. Apa yang dilakukan
pemerintah wilayah Jakarta tidak dianggap atau malah tidak didukung.
“Kalau sudah begitu, apapun yang dilakukan pemerintah
percuma. Tidak akan ada perubahan walau sejangkal pun,” kata Kang Kabayan
sangat berapi-api.
“Semoga saja, kerjasama antara pemerintahan Kota
Jakarta dengan masyarakatnya berjalan lancar, ya Kang.” Nyi Iteung sampai
menenangkan Kang Kabayan begitu rupa.
Lantas, jika ada pertanyaan, siapkah Jakarta menjadi
Diplomatic City of ASEAN? Jawabannya, harus siap. Orang Indonesia, khususnya
Jakarta, jika tidak terdesak tidak kreatif, tidak berkembang, dan tidak
berubah.
“Kang, sudah waktunya turun, neh,” Nyi Iteung
mengingatkan Kang Kabayan yang masih ingin melihat-lihat suasana Kota Jakarta
dari atas Tugu Monas. Melihat-lihat kesiapan Kota Jakarta menjadi kota yang
selalu dipercaya dunia, menjadi kota yang dicintai seluruh rakyat Indonesia,
dan mampu mengemban amanah sebagai Diplomatic
City of ASEAN.***
Mau Jago Nulis dan Jadi Pemenang di Dunia Tulis Menulis? Ikut Kelas Nulis "WinnerClass" aja.
Previous article
Next article
Belum ada Komentar
Posting Komentar
"Monggo, ditunggu komentarnya teman-teman. Terima kasih banyak"