Wisata
Pusat Laut di Pantai Tanjung Karang Palu
SALAH satu pantai yang sangat
terkenal dan menjadi destinasi andalan Kota Palu, Sulawesi Barat adalah Pantai
Tanjung Karang. Pantai dengan pasir putih dan laut birunya yang membentang
terletak di Donggala Kota Palu. Makanya, begitu tiba di Kota Palu, rasanya tak
sabar untuk menjejaknya.
Sepanjang Pantai Tanjung
Karang ada beberapa pantai yang dijadikan obyek wisata, salah satunya ada
pantai yang menyimpan keunikan tersendiri. Kenapa unika? Karena di pantai ini
terdapat Pusat Laut.
Pusat Laut Donggala |
Pusat
Laut
Setelah tiba di penginapan
untuk membersihkan badan dan istirahat sejenak, tepat ketika matahari condong
ke barat saya menuju Pantai Tanjung Karang bersama beberapa teman dengan sebuah
kendaraan menuju arah barat Kota Palu.
Sempat
melewati jembatan lengkung, salah satu jembatan yang menjadi landmark
Kota Palu, Masjid Apung, Pantai Donggala yang cukup luas hingga menuju
perbatasan Donggala. Kurang lebih satu jam kemudian tiba di kawasan Pantai
Tanjung Karang.
Sampai pintu masuk destinasi
wisata, medan mulai terasa cukup sulit karena melewati jalan yang hanya cukup
untuk satu mobil dengan rerimbunan pepohonan dan rumput liar. Jalannya pun
meliuk-liuk. Untungnya, sepanjang jalan terlihat laut yang luas, sehingga cukup
memberikan harapan akan melihat destinasi wisata yang benar-benar unik dan
menarik di sana.
Kurang lebih sepuluh menit
kemudian kendaraan parkir di area wisata yang tidak terawat. Saya bilang tidak
terawat karena fasilitas yang ada hampir semuanya rusak dan aus. Seolah tidak
ada upaya untuk memperbaikinya. Warung makan seadanya, mainan anak-anak yang
sudah patah, toilet yang kotor, bau, dan airnya tak mengalir.
Pengunjung Berenang di Pusat Laut Donggala |
Satu-satunya fasilitas yang
masih terlihat bersih adalah aula yang menghadap laut, beberapa gazebo, dan
cottage yang siap untuk disewakan kepada pengunjung. Saya membayangkan,
seandainya fasilitas-fasilitas tersebut diperbaiki dan direnovasi, pasti
kawasan wisata yang pernah menjadi primadona sejak sekitar tahun 2008 tersebut
kembali menarik wisatawan.
Lebih memprihatinkan lagi,
Pusat Laut Donggala yang selama ini menambah nilai lebih pantai ini sekarang
ditutup dengan tembok tinggi. Padahal, jika itu menjadi salah satu pusat
destinasi selain pantai pasir putih, Pusat Laut cukup diberi pagar pembatas
supaya wisatawan mudah menikmatinya.
Kalau pun tujuan penembokan
tersebut untuk menjaga keberadaan Pusat Laut, menurut saya bukan cara yang
tepat. Justru dengan tembok tinggi yang mengelilinya, destinasi tersebut bagai
benteng yang tak mudah terjamah.
Pusat Laut Donggala sendiri
adalah kolam lebar yang kedalamannya mencapai kurang lebih 7 meter, dengan
lebar kurang lebih 10 meter. Di kelilingi batu-batu cadas dan beberapa pohon
pantai. Dari atas, airnya terlihat sangat jernih. Saking jernihnya, berbagai
ikan yang menghuni di dalamnya pun terlihat.
Konon, air pada kolam tersebut
airnya tidak pernah keruh, meski banyak pengunjung berenang di sana. Ada
beberapa pengunjung yang berenang karena penasaran dengan kesejukan airnya.
Saya memilih menikmati dari atas saja.
Pantai
Tanjung Karang
Saya lantas menuju pantai yang
ada di belakang kolam Pusat Laut. Subhanallah, pantai yang panjangnya kurang
lebih satu kilo meter tersebut pasirnya sangat lembut. Warnanya putih
kekuning-kuninggan. Jika kita menginjakan kaki di pantai, seperti menginjak
keramik karena kaki kita tak akan terendam pasir. Di sekitar pantai,
dikelilingi karang yang sangat bersahabat.
Pantai Tanjung Karang dengan Pasir yang Berkilauan |
Saya mencoba mengambil gambar
dari berbagai sudut, rasanya tak ada satu sudut pun yang tidak enak untuk
dijadikan objek foto. Saya benar-benar terpesona. Beberapa jenak, saya duduk di
atas karang sambil memandang laut lepas. Laut berwarna biru jernih. Seandainya
ada waktu, rasanya saya ingin sekali mandi, sayang sekali, harus buru-buru
meninggalkan pantai yang memesona.
Padahal, jika banyak waktu,
bisa menyusuri pantai dan karang-karang yang menjorok ke laut di sepanjang
pantai untuk diving atau pun snorkeling menikmati keragaman biota bawah laut.
Di sepanjang pantai setidaknya
adal 17 (tujuh belas) gugusan karang yang berada dalam radius kurang lebih 20km
dari bibir pantai. Wisatawan bisa menikmati karang dari kedalaman 1 meter
hingga 40 meter yang menawarkan pemandangan indah.
Wisatawan yang tidak bisa
menyelam, bisa menikmati pantai dengan menggunakan perahu khusus yang
disediakan pengelola untuk menjelajahi gugusan karang. Menurut salah satu
pekerja yang ada di sana, tarif perahu kurang lebih Rp100.000-150.000 untuk
satu rombongan. Perahu bisa menampung 20 orang.
Wisatawan akan dibawa
mengitari gugusan karang sepanjang sekitar 500 meter dan melihat biota laut
melalui kaca yang ada di bawah perahu. Perahu memang dimodifikasi khusus untuk
menikmati perjalanan tersebut.
Jika wisatawan ingin menginap,
banyak cottage yang disewakan di sana dengan tarif berfariasi. Rata-rata
sekitar Rp.200.000-300.000 permalam. Kalau beruntung, bisa dapat lebih murah.
“Asal bisa nawar saja,” kata
pekerja di sana, yang sempat saya tanya.
Ah, sayang sekali, saya harus
meninggalkan Pantai Tanjung Karang yang biru lautnya bagai pualam yang dipahat
khusus oleh Sang Kuasa. Sungguh, salah satu Pesona Indonesia yang wajib untuk
dijaga keindahannya.
@KreatorBuku
Previous article
Next article
Asik bgt kayaknya mandi di pusat laut itu, airnya tenang yaa
BalasHapusBener banget Mbakyu
HapusSayang banget tempat wisata secakep Pusat Laut Donggala itu fasilitasnya dibiarkan tak terawat :(
BalasHapusNegara lain dengan susah payah bikin destinasi, dimari destinasi dibiarkan
HapusJadi pengen nyeburrr burrr
BalasHapuskayaknya segerr tuh
kang Ali ajarin saya bikin blog donk!
Boleh Mbak Siti
HapusPantainya indaaaah banget kang, terutama pusat lautnya, tapi sayang sekali karena kurang terawat yah kang...
BalasHapusPaliiing males ke tempat wisata yang toilet nya jorok nih kang :(
Dan itu kenapa juga di tembok in yah? Agak aneh juga hehe...
Bener banget Bibi Titi ... sayang banget, rasanya ingin memecahkan gelas *)lho
Hapusitu seng ya yang magari pusat laut? Nah sepakat sepertinya perlu perhatian lebih tuh untuk perawatan
BalasHapusBeton Mas, hehe. parah banget ya
Hapuskeren banget, dan bakalan lebih keren kalau selfie disana, cocok.
BalasHapusItu dia masalahnya, hahaha
HapusPusat lautnya keren banget. Pengen loncaaaaat. :D
BalasHapusBang Aswi loncat ampe muntah-muntah tuh, hihihi
HapusSubhanallah , senang lihatnya jadi seger mata ini.
BalasHapusMasih keliatan bagus banget o(^-^)o, dan gak banyak orang. lebih seneng ke tempat yang seperti ini nih.. Makasih udah share :D
BalasHapusBagus banget tempatnya,,, tapi sayang yaw mas, pusat lautnya di tutup,,, padahal kan daya tarik utamanya justru pada pusat lautnya,,, Hmmm kok nggak ke sorot media yaw, padahal kan tempatnya benar - benar bagus
BalasHapusIya, bener banget. Sedih ya, kalau sudah begini
HapusHe'em,,, padahal kan punya potensi bagus
BalasHapusBagus banget itu pantainya dan pusat lautnya bikin pengen nyebur (padahal takut diving gitu)
BalasHapusAman banget kok buat renang, hehehe
Hapuswah seru tuh kayaknya kalo bisa ke sana.
BalasHapustapi sayang bgt ya kang, lagi" pemerintah kurang merhatiin potensi wisata Indonesia :(
Benet banget Okta ... yuk kapan-kapan ke sana.
HapusPusat laut donggala macam ada di cebu filipin yaaa
BalasHapusBelum pernah ke Filipin, hehe
HapusDuh biru sih, tapi takut kalo tambah kotor, sedih deh bambang :(
BalasHapus