Info
Wisata
Masjid Unik Bernuansa Oriental di Bandung
JIKA jalan-jalan ke Kota Bandung dan
kebetulan sedang berada di sekitar Jalan Asia-Afrika Bandung, coba sempatkan
mengunjungi salah satu bangunan unik di belakang Gedung Merdeka. Tepatnya di di Jalan ABC No. 8 Banceuy,
Bandung.
Setelah berkunjung ke Gedung Merdeka,
saya menlusuri Jalan Cikapundung Timur yang berada di tepat di sebelah kanan
Gedung Merdeka. Kemudian ada Cikapundung Riverspot, sebuah taman yang baru
beberapa waktu lalu diresmikan dan menjadi salah satu taman yang paling sering digunakan
untuk acara-acara festival.
Beberapa meter setelah melewati
Cikapundung Riverspot bertemu Jalan ABC lalu menelusuri hingga akan bertemu
dengan sebuah gapura bangunan berwarna warna merah berbentuk oval. Bangunan apalagi
kalau bukan Masjid Al-Imtizaj. Masjid unik bernuansa oriental yang menjadi
salah satu pusat aktivitas Muslim Tionghoa di Bandung.
Jika dilihat sepitas, siapa pun akan
mengira itu bangunan klenteng, tempat ibadah umat Kong Hu Cu. Lihat saja atap berbentuk lengkung
yang dikenal dengan atap
pelana sejajar gavel. Namun, setelah melihat papan nama yang tertera,
barulah tersadar jika bangunan tersebut
adalah tempat beribadah
umat Islam. Masjid Masjid Al-Imtizah.
Oriental
Style
Setelah
melewati gapura, pengunjung akan menemukan selasar kecil, taman,
tempat duduk, dan tangga menurun menuju pintu masjid. Sebelum masuk saya menuju
tempat wudhu. Ada sebuah
pancuran wudhu utama berbentuk cawan yang sangat unik.
Usai berwudhu, saya langsung masuk
masjid. Aroma kayu langsung menyeruak karena memang dinding masjid didominasi bahan
kayu, termasuk dua tiang besar berwarna merah dengan ornamen warna emas dan
kuning yang menjadi penyangga Masjid.
Tempat Wudhu yang Unik (Foto Kang Alee) |
Dinding di dalam masjid pun tak luput
dari warna merah, warna emas, dan warna kuning, termasuk kaligrafi yang
menghias. Semua semakin
mengentalkan pengaruh budaya oriental pada bangunan
masjid.
Masjid
Al-Imtizaj memang sangat kental dengan aksen oriental. Mulai dari
arsitektur, warna bangunan yang dominan warna kuning, emas, dan merah yang bagi etnis Tionghoa
bermakna kemakmuran, hingga hiasan hiasan lampion yang bergelantungan di luar dan dalam masjid.
Tempat Imam dan Mimbar yang Sangat Oriental (Foto Kang Alee) |
Lampion di Luar Masjid (Foto Kang Alee) |
Pembauran Etnis
Masjid Al-Imtizaj dibangun pada masa
Gubernur Jawa Barat HR. Nuriana. Masjid dibangun karena kebutuhan tempat ibadah
bagi mualaf, khususnya saudara sesama Muslim
yang beretnis Tionghoa.
Setelah survei beberapa tempat, ternyata
yang dirasa paling tepat di lokasi yang ada sekarang, mengingat di sekitar Jalan
ABC banyak bermukim dan menjadi tempat interaksi Etnis Tionghoa. Lokasi adalah bekas generator listrik.
Kemudian dibentuklah tim arsitek yang kemudian
dikomandani oleh Ir.
Danny Swardhani MBA. Beliau arsitek
Masjid Atta’awun Puncak Bogor yang merupakan salah satu Monumen Kebersamaan
Masyarakat Jawa Barat.
Dalam
waktu yang cukup singkat, pada awal bulan puasa 1429 H draft desain masjid telah
selesai dan mulai pembangunan. Tema bangunan adalah masjid kelenteng berkubah.
Tepat pada tanggal 6 Agustus 2010, Masjid Al Imtizaj diresmikan dan
dibuka untuk umum. Selain sebagai tempat ibadah, masjid digunakan juga
untuk memberikan
pembinaan dan pusat informasi bagi mualaf atau mereka yang berminat menjadi seorang
muslim. Semoga menjadi amal ibadah.
@KreatorBuku
Previous article
Next article
Kalau di Pasuruan terkenal dgn masjid Ceng Ho, serupa tapi tak sama ^.^
BalasHapuskiranya ada beberapa masjid serupa di Indonesia, subhanallah...kekayaan budaya, akulturasi ya namanya
BalasHapusBagaimamapun bentuknya,tetaplah indah,subhanalloh...
BalasHapusBagaimamapun bentuknya,tetaplah indah,subhanalloh...
BalasHapusCakep masjidnya dengan style Tionghoa yang kental.
BalasHapusSemoga banyak manfaat bagi muslim.
saya pernah berfoto di depan gerbangnya doang. hehe
BalasHapus