Info
Wisata
Sejenak Bertandang ke Kampung Vietnam Batam
SUDAH
lama sekali saya ingin mengunjungi Kampung Vietnam di Batam. Sayang sekali,
kesempatan untuk mengunjunginya selalu bentrok dengan aktivitas lain. Makanya,
begitu ada waktu ke Batam, kesempatan tersebut tidak saya sia-siakan.
Bahkan
sejak tiket pesawat yang akan membawa saya terbang dari Bandung ke Batam ada di
tangan, rasanya nggak sabar ingin cepat-cepat ke sana, hahaha. Makanya, setelah
acara di Batam selesai, saya langsung menuju Kampung Vietnam yang berada di Pulau
Galang.
Kebetulan,
ada teman, seorang travel blogger yang bisa mengantar ke sana, jadilah perjalanan
singkat saya menuju Pulau Galang dimulai setelah matahari sedikit condong ke
barat.
Jembatan Barelang
Perlahan
kendaraan yang membawa saya meninggalkan pusat kota Batam. Lima belas menit kemudian
kendaraan menepi di sebuah taman dekat jembatan. Taman asri, namanya Taman Dendang
Melayu.
Ada
beberapa bunga yang baru di tanam, ada tempat duduk dari besi, tempat duduk
permanen dari beton, dan panggung kecil. Setiap malam minggu atau hari-hari
libur biasanya di panggung kecil tersebut ada permainan musik dari band di
sekitar Batam.
Pada
ujung taman, ada papan penunjuk dari besi mengkilap bertuliskan Barelang Bridge berlatar jembatan besar
dan lautan. Di sinilah, titik awal jembatan yang sekarang menjadi Landmark Pulau
Batam, Jembatan Barelang. Banyak pengunjung yang foto-foto berlatar papan
tersebut atau menikmati pemandangan laut dari tepian taman.
Jempatan
Barelang menjadi penghubung Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau
Setotok, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Di antara ketujuh
pulau tersebut ada tiga pulau besar yaitu Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau
Galang, sehingga jembatan ini dinamakan Jembatan Barelang (Batam, Rempang, dan
Galang).
Pembangunan
Jembatan Barelang diprakarsai oleh mantan presiden Indonesia, B.J Habibie yang
dibangun dengan teknologi tinggi. Dibangun dari tahun 1992-1998 dengan menelan
biaya sekitar 400 Miliar. Proyek ini menjadi proyek vital karena menghubungkan
jalur trans barelang sepanjang kurang lebih 54 kilometer.
Jembatan
Barelang terdiri dari enam jembatan. Setiap jembatan diberi nama sesuai dengan
nama raja yang dahulu pernah berkuasa pada masa Kerajaan Melayu Riau sekitar
abad 15-18 Masehi. Keenam jembatan tersebut antara lain:
Jembatan Tengku Fisabilillah, jembatan terbesar dan terpanjang di
antara jembatan-jembatan lainnya. Jembatan Tengku Fisabilillah menghubungkan
Pulau Batam dengan Pulau Tonton. Panjang jembatan mencapai 642 meter.
Jembatan Narasinga, jembatan kedua yang tidak kalah
megah dengan Jembatan Tengku Fisabilillah. Jembatan Narasinga menghubungkan
Pulau Pulau Tonton dengan Pulau Nipah. Panjang jembatan mencapai 420 meter.
Jembatan Ali Haji, jembatan ketiga dengan panjang mencapai 270 meter. Menghubungkan
Pulau Nipah dengan Pulau Setotok. Jembatan Sultan Zainal Abidin, jembatan
keempat dengan panjang mencapai 365 meter. Menghubungkan antara Pulau Setokok
dengan Pulau Rempang. Jembatan Tuanku Tambusai, jembatan kelima dengan panjang
mencapai 385 meter. Menghubungkan antara Pulau Rempang dengan Pulau Galang.
Terakhir
Jembatan Raja Kecil. Jembatan dengan
panjang hanya 180 meter dan menghubungkan Pulau Galang dengan Pulau Galang Baru
ini menjadi jembatan bersejarah karena menjadi saksi para pengungsi vietnam.
Kampung Vietnam
Setelah
menyurusi pulau dengan jalan yang meliuk-liuk dan melewati keenam jembatan
kurang lebih satu jam perjalanan, kendaraan memasuki kawasan Kampung Vietnam.
Agak merinding ketika melewati pos penjagaan. Semak belukar dan pohon-pohon
besar mengelilingi kampung.
Kendaraan
yang saya tumpangi sempat nyasar di jalan buntu karena penunjuk jalan mulai
rusak dan tidak terbaca. Agak deg-degan juga karena meski pun ada beberapa
mobil, aroma kesunyian amat terasa. Setelah berbalik arah, mulai terlihat
tanda-tanda kehidupan.
Barak Pengungsian (Foto Ali) |
Begitu
melewati gerbang, terlihat sebuah patung perempuan terkulai berwarna putih,
kecil, dan menggambarkan seorang perempuan yang duduk. Patung yang menjadi
monumen untuk mengenang tragedi kemanusiaan yang terjadi dalam pengungsian.
Seorang wanita Vietnam bernama Tinh Han Loai bunuh diri setelah diperkosa
sesama pengungsi. Patung tersebut dikenal dengan Patung Humanity Statue.
Perabotan Para Pengungsi (Foto Ali) |
Kemudian
ada komplek pemakaman Ngha Trang Grave Galang. Kurang lebih 500 pengungsi
dimakamkan di sini. Mereka meninggal karena sakit setelah berbulan-bulan
terombang-ambing di lautan. Terkena penyakit kelamin yang sangat berbahaya,
Vietnam Rose. Ada juga yang bunuh diri karena tidak mau dipindahkan dari Pulau
Galang.
Kendaraan
kemudian parkir di area taman. Ada dua perahu besar tergeletak di sana. Dua
perahu yang menjadi monumen keberadaan orang-orang Vietnam yang pernah
mengungsi di Pulau Galang. Konon, karena mereka tidak mau kembali ke Vietnam,
begitu tiba di pantai, mereka sengaja menenggelamkan perahu-perahu mereka.
Mereka sudah trauma dengan perang.
Bangkai Perahu yang Menjadi Monumen (Foto Ali) |
Perahu-perahu
tersebut kemudian berhasil ditarik ke daratan untuk diperbaiki dan dijadikan monumen
untuk mengenang perjuangan dan penderitaan para pengungsi Vietnam.
Tidak
jauh dari monumen perahu ada barak tempat pengungsian dua lantai yang
berhadap-hadapan dengan museum. Museum menyimpan benda-benda yang dibawa dan
dipakai para pengungi, alat rumah tangga yang menggambarkan situasi kehidupan
di pengungsian, foto keluarga, foto kegiatan, sepeda, dan banyak benda-benda
lainnya.
Tidak
jauh dari museum ada bangunan bekas rumah sakit yang masih menyimpan kotak-kotak
serta botol-botol obat yang dibiarkan terbengkalai. Kemudian ada
bangkai-bangkai kendaraan roda empat yang sudah berkarat dan ditumbuhi tanaman
rambat, bangunan-bangunan sekolah bahasa yang hanya terlihat sebagian karena
mayoritas dindingnya sudah tertutup tanaman rimbun hingga atap.
Agar
hubungan dengan Tuhan tetap terjaga, di Kampung Vietnam juga dibangun tempat
ibadah yang masih bisa digunakan hingga sekarang. Tempat ibadah yang masih
berfungsi antara lain Vihara Quan Am Tu, gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo
Nhiem, gereja Protestan, dan Mushala.
Vihara yang Sampai Sekarang Masih Dijadikan Tempat Sembahyang (Foto Ali) |
Mengelilingi
Kampung Vietnam persendian rasanya ngilu sekali. Bayangkan, sejak tahun 1979
kampung ini menjadi saksi kekejaman perang saudara. Perang Vietnam antara
Vietnam Utara (komunis) dan Vietnam Selatan. Warga Vietnam yang tidak tahu
apa-apa harus rela mengarungi lautan demi menyelamatkan diri hingga terdampar
di sini.
Awalnya
satu kapal berisi 100 orang, kemudian kapal-kapal lainnya menyusul masuk ke
pulau-pulau di sekitar Pulau Galang. Setelah melalui persetujuan dari
pemerintah Indonesia dan dibantu United Nations High Commissioner for Refugees
(UNHCR) dari PBB, ratusan ribu pengungsi diijinkan tinggal di kawasan Pulau
Galang.
Mereka
diberi sarana dan prasarana untuk menunjang hidup selama dalam pengungsian.
Hingga pada tahun 1996, sedikit demi sedikit mereka dipulangkan. Dengan
dipulangkannya seluruh warga Vietnam, Kampung Vietnam di Pulau Galang kosong, yang
tersisa hanyalah monumen-monumen yang menjadi saksi sejarah kemanusiaan.
Oh
iya, kalau mau ke Batam atau ke daerah lain itu enaknya pesan tiket pesawat di pegipegi.com
karena gampang banget. Kita bisa mencari harga tiket pesawat termurah setiap
hari.
Caranya,
cukup masukkan bandara asal, bandara tujuan, tanggal, dan bulan. Begitu klik,
akan langsung mencari harga tiket pesawat termurah.
Setelah
nemu tiket pesawat termurah langsung booking tiket pesawat hanya dengan empat (4)
langkah saja: isi data pesanan, data kontak, data penumpang, dan cara pembayaran.
Kalau
kita bookingnya nggak Cuma satu, kita bisa langsung tambah penumpang di bagian “Data
Penumpang”, otomatis nanti akan tambah penumpang, jadi tidak perlu mengulang
proses booking dari awal. Begitu pun kalau kita mau tambah bagasi.
Booking
makin mudah karena cara pembayarannya beragam. Bisa melalui transfer bank, virtual
account BCA, ATM transfer, kartu kredit, cicilan 0%, klik BCA, atau kredivo.
Setelah kita sukses membayar, tiket langsung dikirim ke e-mail. Gampang banget
kan, booking tiket pesawat melalui pegipegi.com?
@KreatorBuku
Previous article
Next article
Ikut merinding bacanya, sedih banget membayangkan situasi saat ini, kesedihan,putus asa, penyakit,duh kelam betul. Jangan ada lagi yang begini, sungguh peringatan buat kita semua. Btw aku belum pernah ke Batam, baru tau ada 6 jembatan di Jembatan Barelang. Sepertinya aku juga harus terbang ke Batam. Belum pernah soalnya
BalasHapusBegitulah Mbakyu ... sampai sekarang kalau membayangkan tetap merinding, hehehe
HapusBaru tahu kampung Vietnam ini, jadi bukti sejarah kekejaman perang ya kang, hingga harus terusir dari negaranya..
BalasHapusBener banget ... jadi cerminan, perang itu kejam jendral
HapusDi balik cantiknya tempat2 di Kampung Vietnam ternyata sejarahnya pilu banget ya.
BalasHapusIya ... pilu dan memilukan ...
Hapusdulu pas ngeliat di tv, kondisi kampung ini tak terawat, sekarang lewat tulisan ini, ternyata dikelola dengan baik, syukurlah. selain berwisata juga bisa belajar sejarah dan juga pelajaran yang dipetik dari sengsaranya akibat peperangan
BalasHapusWahhh welcome to pulau Galang kak Ali...gimana Batam ? Menyenangkan gak ?
BalasHapuswah kang ali gak kabarin nih ketika di Batam hehehe
BalasHapusPertama kali tahu tentang Kampung Vietnam ini dari blognya Mbak Dee. Langsung penasaran dan pengen ke sana. Secara kalau ke Vietnamnya langsung jauh :) Walaupun, rada pilu ya denger kisahnya. Hiks
BalasHapusomnduut dot com
Dari dulu penasaran sama kampung ini
BalasHapusMembayangkan para pengungsi yang terombang ambing di lauta demi menyelamatkan diri dari konflik
Pasti sangat menguras hati ya
Tapi itulah
Kita selayaknya memetik pelajaran dari sana, tak ada kebaikan yang didapat dari konflik
huhuh pengen ke Batam :( kulinernya enak semua.
BalasHapusYang namanya perang, dalam bentuk apa pun, nggak ada seru-serunya ya. Yang banyak malah kisah sedihnya. Bahkan ketika perang sudah berakhir, penginggalannya juga sesuatu yang menyedihkan. Hiks.
BalasHapusWow ternyata Ada kampung Vietnam di Batam ya, tak perlu jauh ke Vietnam dulu kalau begitu
BalasHapusKisahnya bikin merinding dan sedih. Kebayang terombang-ambing di lautan hanya demi mencari selamat dan sebuah harapan. Kemudian sampai akhirnya ada yang memilih bunuh diri karena gak ingin kembali ke negara asal. Duh :'(
BalasHapusAku baru tahu ada Kampunng Vietnam ini Kang. Sepertinya harus bikin wishlist buat ke Batam nih
BalasHapusAku baru tahu di Batam ada kampung vietnam. Harus masuk ittenary neh kalau ke Batam.
BalasHapusJadi ingin coba berkunjung ke kampung vietnam
BalasHapusaku belum pernah nulis ini dan rasanya kalau ke sini nggak tahu kenapa selalu sedih kaya mau nangis
BalasHapusterlalu banyak kisah sedih di sini