Wisata
Siapa Pun Akan Susah Move On Setelah Menjelajah Labuan Bajo
“Traveling ke Labuan Bajo sebaiknya pada saat musim kemarau, selain
terhindar dari hujan, lautnya jernih, saat menikmati Puncak Padar kita seperti berada
di Zaman Purba”
Kalimat itu terngiang-ngiang sekali ketika pertama kali mendengar
destinasi wisata Labuan Bajo. Apalagi setelah melihat foto-foto para traveler
yang sudah ke sana, makanya begitu ada kesempatan ke sana, pantang disia-siakan!
PAGI-PAGI sekali, usai subuh saya
sudah berada dalam Bus Primajasa jurusan Bandung – Bandara Soekarno-Hatta, Banten.
Saya dapat jadwal penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Komodo
Labuan Bajo tepat pukul 10.50 WIB.
Sesuai perkiraan, setelah 3 jam bus
yang saya tumpangi menembus jalanan, bus merapat di Terminal 3 Ultimate Bandara
Soekarno-Hatta. Saya langsung bergabung dengan teman-teman lain yang sama-sama
akan menjelajah Labuan Bajo.
Setelah cek-in dan mengurus bagasi, sesuai waktu yang tertera pada tiket
pesawat yang akan membawa kami mengarungi angkasa, pesawat melesat menuju
Bandara Komodo Labuan Bajo.
Terbang dari Bandara Soekarno-Hatta Banten
menuju Bandara Komodo Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur hanya memerlukan waktu
kurang lebih 2.5 jam. Saya habiskan dengan tiduran karena semalam tidurnya
kurang pulas.
Saya baru terbangun setelah teman
sebelah membangunkan, “Sudah sampai Labuan Bajo,” katanya, mirip bisikan komodo
yang kegirangan ketemu daging segar.
Bandar Udara Komodo Labuah Bajo (Foto Ali) |
Karena Bandara Komodo tidak terlalu
besar, setiap penumpang tidak boleh berlama-lama berada di area lintasan
pesawat. Padahal semua penumpang ingin mengabadikan moment terindahnya di sana.
Jadilah, semua terburu-buru masuk ke dalam ruangan Bandara untuk mengambil
bagasi dan selekas mungkin menuju pelabuhan dengan bus atau taksi yang sudah
dipesan.
Sebelum benar-benar tiba di Pelabuhan
Labuan Bajo, wisatawan atau traveler biasanya berhenti sejenak di salah satu
sudut jalan yang menanjak. Melihat semenanjung pulau-pulau yang akan didatangi
selama berada di Labuan Bajo. Namanya Bukit Waringin.
Pulau Kelor Labuan Bajo
Meski badan masih agak capek karena
menempuh perjalanan yang cukup padat dan panjang, namun karena rasa kepenasaran
yang demikian pekat, begitu naik kapal langsung ingin buru-buru menuju
destinasi pertama selama di Labuan Bajo; Pulau Kelor.
Konon, Pulau Kelor salah satu pulau
indah yang ada di semenanjung Labuan Bajo, yang wajib didatangi. Makanya, meski
sebelumnya saya tidak pernah mencari tahu, saya ikut penasaran juga.
“Itu pulaunya,” kata seorang teman menunjuk pulau kecil yang menjulang cukup
tinggi, begitu kapal ditambatkan di tengah lautan. Kapal tidak bisa merapat di
pantainya karena dangkal.
Satu persatu penumpang diantar
menggunakan boat menuju Pulau Kelor.
Eh, ini beda banget lho, dengan Pulau Kelor yang ada di Kepulauan Seribu. Meski
sama-sama kecil, tetapi tidak ada benteng. Hanya ada bukit, pantai yang
dipenuhi tumbuhan, pasir putih, dan taman bawah laut.
Sebagian memilih main di pantai dan
pose-pose cantik, sebagian lagi naik ke atas bukit untuk mengabadikan keindahan
pamandangan dilihat dari atas bukit, dan sebagian lagi snorkeling.
Pantai Indah Pulau Kelor Labuan Bajo (Foto Ali) |
Kaki Bukit Pulau Kelor Labuan Bajo (Foto Ali) |
Karena waktu yang sangat terbatas,
saya manfaatkan untuk mengelilingi Pantai Pulau Kelor. Setelah itu ikut gabung
melihat keindahan taman bawah lautnya yang indah. Oh iya, saya lihat terumbu di
tepian pantai ada beberapa yang rusak, semoga traveler ikut menjaganya supaya
kerusakannya tidak lebih parah dan meluas.
Saya kemudian mencoba berenang lebih
jauh lagi hingga menemukan terumbu karang dan ikan-ikan cantik yang ada di
sana. Menemukan indahnya taman laut Pulau Kelor.
Beruntung sekali, ombak laut di sana
hampir tidak ada, kalau pun ada sangat kecil, jadi nyaman sekali untuk
snorkeling. Ingin sekali rasanya berlama-lama di sana, tetapi karena matahari
mulai tenggelam, saya dan teman-teman buru-buru kembali ke kapal untuk
istirahat.
Bermalam di Kapal
Destinasi berikutnya adalah Pulau
Padar. Bukit yang terkenal dengan Bukit Purba karena jika dilihat dari atas bukit,
gugusan bukit dan lautnya seolah tersesat di zaman purba. Terutama ketika
menjejaknya pada saat musim kemarau, pada saat rerumputan kering terpanggang
matahari. Letaknya cukup jauh dari Pulau Kelor.
Supaya bisa tiba di sana pagi-pagi,
kapal yang membawa kami melanjutkan perjalanan dan akan bermalam di dekat Pulau
Padar.
“Kita cari tempat yang ombaknya tidak
besar,” kata Kapten Kapal sebelum menjalankan kapal.
Kapal Pinisi yang Saya Tumpangi Selama Menjelajah Labuan Bajo (Foto Ali) |
Karena baru kali ini menginap di
kapal, rasanya nggak karuan. Antara senang dan takut bercampur menjadi satu.
Beruntung saya sudah benar-benar lelah. Begitu usai makan malam, saya langsung
tertidur ditemani deru ombak dan angin sepoi-sepoi.
Pulau Padar Labuan Bajo
Pagi-pagi sekali, sebelum matahari
terbit, mesin kapal sudah kembali menyala. Saya dan kawan-kawan yang terlelap
seketika terbangun. Kapal akan merapat di Pulau Padar.
Pulau Padar adalah pulau ketiga
terbesar di Labuan Bajo atau Kawasan Taman Nasional Komodo setelah Pulau Komodo
dan Pulau Rinca. Selain itu ada Pulau Bidadari, Kenawa Beach, Loh Buaya, Pink
Beach, dan sebagainya.
Pagi-pagi sekali menuju Pulau Padar
sebetulnya demi apa? Tak lain dan tak bukan demi mengejar trekking pagi-pagi supaya tidak kepanasaran. Benar saja, sesuai
jadwal, kapal merapat di Pulau Padar saat matahari belum tinggi, jadi belum
begitu panas.
Pantai Pasir Putih di Kaki Bukit Pulau Padar (Foto Ali) |
Undakan Tempat Trakking di Pulau Padar (Foto Ali) |
Saya pikir trekking di Pulau Padar
hanya sebentar, ternyata untuk mencapai puncak bukit perlu waktu kurang lebih
45 menit hingga 1 jam. Tergantung kecepatan kita menaiki bukit.
Beruntung sekali, sekarang sudah
dibangun undakan dari kayu dan batu, jadi cukup membantu siapa pun yang akan naik
Bukit Padar. Karena sedang tidak musim hujan, sepanjang bukit rerumputan kering
karena terpanggang matahari.
Lebih beruntung lagi, meski baru
sepuluh menit menaiki bukit, tanda-tanda keindahan lanscape alam sekitar Bukit Padar sudah terlihat. Bahkan sudah dibangun
tempat untuk istirahat sekaligus mengabadikan moment indah di sana.
Puncaknya saat benar-benar berada di
atas bukit. Masya Allah ... alam
ciptaan Sang Kuasa benar-benar terlihat luar biasa indah. Saya sampai tertegun
cukup lama saat menikmatinya.
Sebuah pulau besar berdiri tegak dan
memanjang bagaikan kaki-kaki naga. Di sekelilingnya terlihat pantai dan laut
lepas. Bernaung di bawah langit biru yang teramat cerah. Sungguh, nikmat mana
lagi yang kau dustakan?
Puncak Bukit Pulau Padar yang Memesona (DokPri) |
Indonesia benar-benar luar biasa!
Tidak perlu jauh-jauh melihat keindahan ciptakan Sang Khalik. Cukup ke Labuan
Bajo, kita akan menemukan salah satu pesona keindahannya.
Menjelang matahari memanas di atas
kepala, kita turun dan kembali ke kapal. Menjelang sore, saatnya menikmati
keindahan taman bawah laut Pink Beach atau Pantai Pink. Letak Pink Beach kurang
lebih 1 jam perjalanan dari Pulau Padar.
Pink Beach Labuan Bajo
Sore-sore traveling ke Labuan Bajo,
paling enak tentu menikmati keindahan salah satu pantainya. Makanya, usai berlelah-lelah
trekking di Pulau Padar, kapal langsung menuju Pink Beach.
Supaya energi tetap penuh, tak lupa
selama dalam perjalan menuju Pink Beach makan siang terlebih dahulu. Bukan
apa-apa, biar puas bermain-main dan berenang-renang manja di Pink Beach,
hehehe.
Pink Beach bikin penasaran karena
warna pasir pantainya berwarna pink. Konon, warna pink atau merah muda yang ada
di sana merupakan komposisi dari koral, pecahan kerang, dan kalsium karbonat
dari biota laut.
Mungkin karena gemas dan penasaran, banyak
wisatawan yang mengambil dan membawanya pulang. Pantas saja, sekarang warna
pinknya mulai memudar. Duh, padahal yang dibawa cukup foto dan kenangannya
saja, nggak perlu bawa pasirnya segala.
Bukan hanya pantainya yang bisa
dinikmati dengan berjemur atau duduk-duduk di bawah pohon yang ada di sekitar
pantai, taman bawah laut Pink Beach pun bisa dinikmati dengan snorkeling. Lagi-lagi
saya dibuat takjub.
Pantai Pink Dilihat dari Salah Satu Bukit (Foto Ali) |
Pantai Pink yang Bersih dan Indah (Foto Ali) |
Snorkeling di Pink Beach tidak perlu
jauh-jauh, hanya berenang dalam jarak beberapa meter saja sudah disuguhi keindahannya.
Taman bawah lautnya juga tidak terlalu dalam, jadi buat yang takut berenang tak
perlu khawatir tenggelam atau terseret ombak.
Rasanya ingin sekali berlama-lama di
sana jika tidak ingat waktu karena selain terumbu karangnya masih terjaga
dengan baik, biota lautnya pun beraneka macam. Rasanya tak cukup jika hanya
sebentar.
Karena sudah sore, saya dan
teman-teman akhirnya mengalah untuk kembali ke kapal. Malam ini kembali
menginap di kapal. Kapal pun kembali berlayar. Kali ini mendekati Pulau Komodo.
Malam kedua berbeda sekali dengan
malam pertama. Suasana sudah lebih santai dan bisa menikmati malam di kapal. Suasana
kapal malam itu sangat meriah di bawah bintang gemintang yang bergelantungan di
atas langit.
Selama makan malam semua bercanda dan
cerita pengalaman perjalanan yang pernah ditempuh selama ini. Selain itu
menggerakan badan dengan Goyang Maumere. Semua baru terlelap setelah malam
benar-benar larut.
Pulau Komodo Labuah Bajo
Pagi-pagi sekali, lagi-lagi saya dan
teman-teman dibangunkan suara mesin kapal yang mulai bergerak saat fajar mulai
menyingkap alam Labuan Bajo. Kapal berlayar menuju Pulau Komodo.
Setelah fajar menyingsing dan
matahari mulai bersinar semua membersihkan diri dan sarapan pagi. Menu pagi ini
cukup beragam, tetapi saya hanya ambil pisang coklat keju yang lezat.
Menikmati Pemandangan Pagi Hari di Atas Kapal (Dokpri) |
Hari ini waktu kita sangat terbatas
karena sebelum pukul 14.00 harus sudah kembali ke pelabuhan dan bandara. Saya
cek Tiket Pesawat. Jadwal penerbangan dari Bandara Komodo – Bandara
Soekarno-Hatta Banteng tepat pukul 15.05 WITA.
Menurut perkiraan Kapten Kapal, dari
Pulau Komodo menuju Pelabuhan Labuan Bajo kurang lebih 4-5 Jam, jadi ambil short trek alias hanya diberi waktu 1.5
jam saja untuk mengeksplor Pulau Komodo.
Jembatan yang Menghubungkan Antara Dermaga dengan Pulau Komodo (Foto Ali) |
Pintu Gerbang Pulau Komodo (Foto Ali) |
Rusa di Pulau Komodo (Foto Ali) |
Karena waktunya sangat singkat,
begitu kapal merapat di dermaga, semua berlompatan, seolah berlomba-lomba
menuju gerbang Pulau Komodo. Setelah diberi pengarahan sebentar, semua berjalan
beriringan di belakang pemandu.
Saya agak kaget saat seorang teman
menunjuk Komodo sedang tiduran cantik di bawah gazebo. Usut punya usut, komodo
tersebut baru saja menghabiskan seekor kambing.
Perjalanan selanjutnya makin
mengagetkan dan mendebarkan. Pagi-pagi ternyata Komodo banyak yang berjemur di
pantai dan sebagian tiduran manja di tengah rerimbunan hutan. Kurang lebih ada
3 komodo yang menyebar di beberapa tempat. Supaya keamanan tetap terjaga, semua
berjalan di belakang pemandu.
Meski keamanan dijaga ketat, tetap
saja ada kejadian yang mengerikan. Tiba-tiba seekor Komodo berdiri dan berlari
mengejar salah satu teman. Usut punya usut ternyata teman tersebut sedang
datang bulan.
Orang yang sedang datang bulan atau
sedang terluka sebaiknya tidak masuk ke Pulau Komodo karena jarak penciuman
Komodo hingga mencapai 7 Km. Pantas saja dia tahu teman yang sedang datang
bulan.
Gagahnya Komodo di Pulau Komodo (Foto Ali) |
Pemandu kemudian mengalihkan
perhatian Komodo hingga suasana kembali tenang. Teman pun buru-buru kembali ke
kapal tanpa terluka sedikit pun. Duuuh, benar-benar pengalaman yang sangat
menegangkan.
Walau hanya sebentar, semua tetap
bisa menikmati Pulau Komodo dengan bahagia. Salah satunya bisa foto-foto
ganteng dan foto-foto cantik bersama tuan rumah alias Sang Komodo.
Tepat pukul 09.00 WITA, semua say goodbye pada pemandu dan Komodo
untuk kembali ke dunia nyata. Sambil berharap, suatu kali bisa kembali ke sini,
menjelajah nusantara yang indahnya tiara.
Saya yakin sekali, siapa pun yang
sudah menginjak Labuan Bajo pasti penasaran dengan pulau, bukit atau pantai
lain yang belum sempat dijejak. Bukan hanya penasaran, tetapi juga bakal susah move
on.
Apalagi penerbangan menuju Bandara
Komodo Labuan Bajo sudah semakin banyak, begitu pun kapal-kapal pesiar.
Paket-paket wisata ke Labuan Bajo pun makin beragam, jadi bisa ke sana kapan
pun selagi ada biaya dan waktu.
Labuan Bajo Memenuhi Syarat Sebagai
Destinasi Wisata
Berpijak pada apa yang dikatakan oleh
James J. Spillane dalam buku Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya
(1994: 63-72) yang diterbitkan Penerbit Kanisius, Jogjakarta, ada lima (5)
unsur penting sebuah tempat atau kawasan dinyatakan layak sebagai destinasi
wisata.
1).
Punya Daya Tarik
Salah satu motivasi wisatawan atau
traveler mengunjungi sebuah tempat wisata adalah karena mempunyai daya tarik.
Daya tarik ini yang nanti akan menjadi salah satu yang membuat wisatawan atau
traveler terpuaskan kebutuhan berwisatanya.
Ada beberapa ciri yang membuat
wisatawan atau traveler tertarik pada sebuah tempat, antara lain; Keindahannya,
Iklim dan cuacanya, Kebudayaannya, Sejarahnya, Ethnicity (sifat
kesukuannya), dan Accessibility (kemudahan akses menuju ke lokasi
tersebut).
Labuan Bajo memenuhi syarat pertama
ini, bukan hanya keindahan alamnya yang tak terperi, sejarah, kebudayaan, ethnic,
dan aksesnya pun mudah. Terlebih pada tahun 2019 ini pemerintah menambah akses.
Pemerintah melalui Kementerian PUPR
melalui Direktorat Jenderal Bina Marga membangun Jalan Lingkar Utara Flores
dari Labuan Bajo-Kedindi sepanjang 141,29 kilometer.
2). Fasilitas yang Dibutuhkan
Fasilitas di tempat wisata sangat
penting karena dibutuhkan wisatawan atau traveler. Fasilitas yang baik akan
mendorong pertumbuhan wisatawan yang datang ke sebuah tempat.
Fasilitas di tempat wisata yang
standard antara lain adanya penginapan, restoran atau tempat makan, rumah
sakit, pusat informasi, dan kantor keamanan.
Labuan Bajo, meski pun sebagian besar
destinasi yang dituju bertebaran di antara gugusan pulau, fasilitasnya cukup
lengkap. Selaian fasilitas yang disediakan pemerintah daerah juga fasilitas
yang disiapkan di dalam kapal.
3). Infrastruktur yang Memadai
Lokasi yang mempunyai daya tarik dan
fasilitas yang memadai akan percuma jika belum ada infrastuktur yang memadai. Infrastruktur
penting yang dimaksud di antaranya;
a). Sistem pengairan yang baik karena
kebutuhan air sangat esensial bagi siapa pun.
b). Ketersediaan sumber listrik dan
energi yang memadai, bukan hanya pada hari-hari biasa, tetapi juga pada saat peak
hours yang kebutuhan pemakaiannya sangat tinggi.
c). Jaringan telekomunikasi yang luas
terutama karena kebutuhan wisatawan atau traveler untuk berkomunikasi dengan
dunia luar. Terlebih saat ini kebutuhan untuk mengunggah aktivitas di medsos
sangat tinggi, jadi jaringan telekomunikasi tidak bisa diabaikan.
d). Sistem pembuangan kotoran /pembuangan
air yang mamadai karena kebutuhan air untuk pembuangan kotoran memerlukan
kira-kira 90% dari kebutuhan air itu sendiri, jadi memang tidak bisa main-main.
e). Tersedianya Jasa kesehatan agar
memudahkan wisatawan atau traveler saat tiba-tiba sakit saat dalam perjalanan.
f). Jalan raya yang menarik buat
wisatawan. Ini sudah dilakukan di Labuan Bajo, pada saat akan menuju dermaga, sepanjang
jalan wisatawan disuguhi pemandangan yang indah.
4). Transportasi yang cukup
Termasuk informasi transportasi yang
lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, rute, dan pelayanan pengangkutan lokal. Sistem
informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan pengangkutan lain
yang dapat dihubungi diterminal termasuk jadwal dan tarif.
Informasi terbaru dan sedang berlaku,
baik jadwal keberangkatan atau kedatangan harus tersedia di papan pengumuman,
lisan atau telepon. Tenaga kerja untuk membantu para penumpang, peta, dan rambu-rambu jalan yang memudahkan pengunjung. Ini
super duper penting.
5). Keramahtamahan
Dalam melakukan pengembangan
pariwisata, tentu tidak lepas dari peran organisasi kepariwisataan, terutama Dinas
Pariwisata Dan Kebudayaan (Disparbud) daerah yang mempunyai tugas dan wewenang mengembangkan
dan memanfaatkan aset daerah yang berupa obyek-obyek wisata.
Disparbud harus menjalankan kebijakan
yang paling menguntungkan bagi daerah dan wilayahnya dan berusaha memberikan
kepuasan kepada wisatawan yang berkunjung ke daerahannya.
Melakukan koordinasi dengan berbagai
macam lembaga termasuk kepada masyarakat agar semua saling mendukung. Salah satunya
adalah menyambut wisatawan dengan keramah-tamahan.
Ini mungkin hal sepele, tetapi bagi
wisatawan atau traveler sangat penting karena membuat kita nyaman saat
berkunjung ke suatu daerah.
Kesimpulan
Dari pengalaman saya dan teman-teman
yang telah menjelajah Labuan Bajo, semua merasa senang dan tertarik untuk datang
kembali karena menjelajah dalam waktu 3 atau 4 hari tidak cukup.
Ini membuktikan jika Labuan Bajo
memang sudah bisa mampu memikat wisatawan atau traveler untuk ke sana. Selain karena
mamang alamnya yang sangat indah, Labuan Bajo memenuhi syarat sebagai Destinasi
Wisata yang memadai dan layak dikunjungi seperti syarat-syarat yang dikemukakan
di atas.
Belum lagi hingga kini pemerintah
pusat dan pemerintah daerah terus menerus melakukan perbaikan di sana-sini. Pemerintah
pusat bahkan menempatkan Labuan Bajo sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas
dari lima (5) destinasi lainnya sehingga akan diutamakan.
Saya sebagai salah satu traveler
sangat berharap, semoga upaya yang dilakukan pemerintah ini didukung oleh semua
lapisan masyarakat dan destinasi wisata Indonesia makin harum di kancah dunia
pariwisata international. []
Previous article
Next article
Ahhh kepengen banget traveling ke Labuan Bajo, Kang
BalasHapusPanorama alam dan liat Komodonya secara langsung pasti bikin kesan 'seneng' nya bukan main, apalagi itu gimana atmosfirnya saat nginep di kapal, dan itu view di atas kapal, bener2 bikin berdecak kagumm pokoknya hehehe
Makasihh udah bikin mupeng Kang Ali, eehhehehee
demi apapun salah satu wishlist aku ya ke sini dong, indah banget kalau di sana pasti takjubnya bener-bener. di gambar aja udah indaaah huhu
BalasHapusSubhanallah, pemandangannya indah sekali,Kang
BalasHapusSemoga suatu saat nanti bisa main menjelajah alam Labuan Bajo.
Komodo itu dalam bayanganku horor banget,berbahaya. Tapi rasa penasaran bikin aku tetep pengen banget kesana, liat komodo dan labuan bajo ini wishlist banget
BalasHapusWaduh bahaya juga ya kalau pas lagi haid ke Pulau Komodo. Padahal kan pengen banget lihat komodo-nya.. hehe.
BalasHapusPulau-pulau dan pantai-pantai di Labuan Bajo indah semua ya, Kang. Duh, saya kapan bisa ke sanaaa... :)
Bandara Labuhan Bajo dengan Bandara Komodo beda ya kang? Waktu itu pernah ke Bandara Labuhan Bajo tapi buat lanjut jalan darat ke Kota Ruteng. Blm jelajah area2sana. Senengnya liat komodo moga kelak bisa ke sana dan lbh banyak mengelilingi Labuan Bajo
BalasHapusBaca postingan mas Ali bikin pengen ke Labuan Bajo, keren banget mas ali bisa menjelajahi tempat wisata idaman para traveller, moga makmak rumahan kayak saya juga bisa jalan-jalan ke sana
BalasHapusLabuan bajo sebenarnya ngga cuman keindahan alamnya, wisata bawah lau dan pantainya juga oke. Apalagi pemerintah sudah menyiapkan semua infrastruktur agar labuan bajo semakin nyaman dikunjungi. Kalau misalnya ada pembatasan wisatawan agar lingkunganngga rusak, aku setuju
BalasHapusSaya pun kayaknya susah move setelah lihat pemandangan yang luar biasa indahnya di Labuan Bajo, Kang.
BalasHapusKebayang paniknya teman Kang Ali yang dikejar-kejar sama komodo, jadi tau, kalau lagi datang bulan gak boleh dekat-dekat komodo.
Wee,, ngeri juga sampai dikejar Komodo, sepertinya memang harus diberi peringatan atau semacam peringatan sebelum memasuki kawasan Komodo, bahwa yang datang bulan atau terluka tidak diperbolehkan melintas di sekitar Komodo.
BalasHapusAduhh labuhan bajo tuh sesuatu banget yaa tempatnya bagus bagus dan pantes beberapa orang kalo kesinii tuh susaj moveon
BalasHapusAgak ngeri juga ya kalau tiba-tiba komodonya ngejar kita, kalau buat wanita yang sedang haid berarti gak disaranin main di sana ya mas. Etapi kan ada petugasnya bisa di handle mungkin ya
BalasHapusMasyaallah indahnya dan aku iri belum pernah ke Labuan Bajo..huhuhu. yang melihat dari fotonya saja susah move on. Apalagi yang ke sana
BalasHapusIni salahs satu wisata yg ingin aku kunjungi, bahari nya itu kagak nahan sungguh indah. Jadi pengen segera kesana. Lihat foto-fotonya.
BalasHapusMeskipun saya belum pernah datang ke Labuan Bajo, keindahan objek - objek wisata di sana bener-bener bikin saya ingin ke sana suatu hari nanti.
BalasHapusDuh.. duh.. baru melihat fot pertama, saya langsung mupeng, Kang. Apalagi menyimak ceritanya yang sangat runut dan detail. Saya Pengin segera ke sana hahaha. Dari foto-foto saja sudah memesona. Apalagi dilihat langsung ya, Kang hehehe. Semoga saya bisa segera ke sana. Aamiin.
BalasHapus