Info
literasi
Dukungan Mama, Mengantar Thia Menjadi Seorang Penulis dan Seorang Literacy and Sosial Campaigner
Pada
usia 15 tahun, Thia mendapat Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro
Seni Tradisi tahun 2016 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai
Penulis Muda Produktif yang Menghasilkan 14 Judul Buku Fiksi Anak dan 23 Karya
Fiksi dalam Bunga Rampai pada Usia 15 tahun, serta Sebagai Pegiat Literasi.
Berbeda
dengan remaja seusianya, penghargaan tersebut tidak membuatnya besar kepala,
sebaliknya, Thia merasa penghargaan itu akan dipegangnya sebagai amanah untuk
memajukan dunia literasi.
SAYA mengenal Muthia Fadhila
Khairunnisa atau biasa disapa Thia sekitar tahun 2010. Waktu itu Thia masih kecil
dan didapuk untuk menari balet pada acara Word Book Day 2010 di Pasar
Festival Kuningan Jakarta.
Saat itu, Thia baru memulai
sebagai penulis cilik dan telah menulis beberapa cerpen. Kini, setelah hampir
sembilan (9) tahun tidak bertemu, karier Thia dalam dunia tulisan menulis,
literasi, dan sosial makin cemerlang.
Kebetulan, akhir Bulan Juli
2019 lalu, saya bertemu Thia di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. Saat
itu, saya dan ibunda Thia, ada acara di sana. Jadi sekalian bertemu Thia.
“Thia baru kemarin malam
balik dari Singapura,” ungkap Shinta Handini, ibunda Thia, sesaat setelah duduk
di meja makan untuk sarapan. “Habis ikut NUS Enterprise Summer Programme on
Entrepreneurship,” lanjutnya.
NUS Enterprise Summer
Programme on Entrepreneurship adalah program Musim Panas NUS Enterprise tentang
Kewirausahaan yang diadakan setiap tahun. Thia menjadi salah satu mahasiswa
terpilih yang diundang ke sana dengan beasiswa penuh untuk belajar Socialpreneur.
![]() |
Bersama Mahasiswa dari Berbagi Negara Saat Mengikuti NUS di Singapura (Foto DokPri) |
![]() |
Mewakili Indonesia dalam AICHR Interregional Dialogue di Thailand (Foto DokPri) |
Sebelumnya, Thia mewakili
Indonesia dalam AICHR Interregional Dialogue: Sharing Good Practices on
Business and Human Rights, di Thailand pada Bulan Juni 2019.
Mewakili Indonesia sebagai
penulis muda dalam Developing Inclusive and Creative Economy (DICE) Week and
Good Deals - Beyond Good Business Conference, United Kingdom di Inggris
pada Bulan Mei 2019.
“Alhamdulillah
aktivitas yang Thia jalani selama ini berkat kecintaan Thia pada dunia
literasi,” pungkas Shinta.
Berawal
dari Buku
Sejak masih dalam kandungan,
Thia sudah diakrabkan dengan buku. Bundanya yang memang dari dulu suka baca
buku, sengaja membeli dan mengoleksi buku untuk anak-anak. Mulai dari buku bantal,
buku kain, buku plastik, boardbook,
semua disediakan dan dibacakan Shinta sejak dalam kandungan.
“Saya bacain sambil
ngelus-elus perut,” cerita Shinta sambil tertawa kecil mengenang saat Thia
masih dalam kandungan. “Dari dulu, saya pengin punya anak yang suka buku.
Terserah nanti mau jadi apa, yang penting suka buku,” lanjutnya.
Karena terbiasa dengan buku,
tanpa sadar ketika beli mainan pun kebanyakan bentuknya buku. Entah itu mainan
puzzle, piano, dan sebagainya. Mainannya hingga sekarang masih ada walau sudah
18 tahun.
Begitu lahir, Thia sudah
akrab dengan buku-buku yang waktu masih dalam kandungan dibacakan. Baik buku
kain atau buku bantal saat mau tidur dan buku plastik saat sedang mandi.
“Hebatnya Thia kelihatan
senang banget, jadi saya makin semangat,” cerita Shinta lagi.
Pada usia 2,5 tahun, Thia
masuk playgroup. Satu tahun kemudian masuk Taman Kanak-Kanak. Saat itu,
Thia menjadi murid terkecil dan satu-satunya murid yang sudah lancar membaca. Padahal
sama sekali tidak pernah sengaja belajar baca kecuali dibacain buku atau poster
yang ditempel di dinding rumah.
Kesenangan Thia pada membaca
ternyata terus berlanjut hingga usia Sekolah Dasar pada usia 5,5 tahun, bahkan
Thia mulai suka menulis.
Pertama
Nulis Melalui Media Blog
Pada usia sekitar enam (6)
tahun, saat awal-awal dunia blogging masuk ke Indonesia, Thia terpikat pada
blog bundanya. Thia kemudian minta diajarin bagaimana caranya ngeblog.
Tanpa kesulitan, Thia
mengikuti arahan ibundanya untuk ngeblog. Ibundanya kemudian membuatkan blog
untuk Thia. Tanpa disangka, setelah tulisan pertamanya tayang, respons pembaca
sungguh luar biasa. Membuat Thia makin semangat ngeblog.
“Tulisan berupa cerpen
anak,” kata Thia, “Ceritanya simpel, tentang seorang anak yang sedang ulang
tahun dan ingin ulang tahunnya dirayakan di taman. Anak itu mendapat hadiah kue
ulang tahun kesukaannya, yaitu cheese cake,” lanjutnya mengenang cerpen anak
pertamanya yang berjudul Cheesecake is
Yummy.
Sejak cerpen pertamanya
tayang, Thia terus menulis termasuk menulis sebuah artikel singkat tentang Life
Skill Memasak di Sekolahku yang membawanya menjadi salah satu peserta Konferensi
Anak Bobo Tahun 2009 yang bertemakan Save My Food, My Healthy Food.
![]() |
Peserta Tercilik dalam Koferensi Anak Bobo Tahun 2009 (Foto DokPri) |
“Thia menjadi peserta
terkecil. Saat itu baru 8 tahun, kelas 4,” kenang Shinta. “Untungnya Thia
berani, jadi mau mengikuti semua rangkaian acara konferensi di bulan November
2009 selama enam hari,” sambungnya.
Pada Desember 2009, Shinta
mengirimkan kumpulan cerpen Thia untuk mengikuti seleksi Konferensi Penulis
Cilik Indonesia (KPCI) yang diadakan oleh Penerbit Mizan bekerjasama dengan
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
dan Thia dinyatakan lolos. Beberapa bulan kemudian, buku pertama Thia terbit
dengan judul Manusia Bunglon (DAR! Mizan, 2010).
Masih di tahun 2010, Thia
kembali mengikuti seleksi KPCI. Thia lagi-lagi dinyatakan lolos.
Karena merasa masih perlu
belajar, Thia kembali ikut seleksi KPCI tahun 2011 dan lolos. Saat itu, Thia
mendapat penghargaan sebagai Penulis Cilik Terbaik tahun 2011. Pada tahun
berikutnya Thia ikut dan mendapat penghargaan sebagai Penulis Cilik Paling
Produktif tahun 2012.
Aktivitas menulis Thia
sepertinya tak berhenti sampai di sana. Menginjak usia Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Thia mulai menulis komik dan novel untuk anak-anak usia remaja seperti Fantasteen
Ghost Dormitory ini Seoul (Mizan, 2014).
![]() |
Thia Menerima Pin Emas (Foto DokPri) |
Pada usia 15 tahun, tanpa
diduga Thia mendapat Pin Emas dalam Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan
Maestro Seni Tradisi tahun 2016 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Thia mendapat anugerah sebagai Penulis Muda Produktif yang Menghasilkan 14
Judul Buku Fiksi Anak dan 23 Karya Fiksi dalam Bunga Rampai pada Usia 15 tahun,
Serta Sebagai Pegiat Literasi. Pin diberikan pada 23 September 2016 di Taman Ismail
Marzuki, Jakarta.
Kemudian menginjak usia
Sekolah Menengah Atas (SMA) Thia juga menulis beberapa buku seperti Diary
Persahabatan Squishy Sissy, Diary Persahabatan Japan Horror Adventure,
dan Diary Persahabatan Penghuni Rumah Tua yang semua diterbitkan Muffin
Graphics tahun 2018.
Thia juga melebarkan
sayapnya menjadi Penulis Skenario Film Pendek di sekolahnya di SMA Labschool
Jakarta. Hebatnya, semua film yang digarapnya mendapatkan penghargaan, baik di
tingkat regional, nasional, maupun tingkat international.
Sebut saja misalnya film Akar
dan Asa yang mendapat Juara 1 dalam ajang FLS2N 2016 tingkat kotamadya
Jakarta Timur. Berlanjut film Lembar Masa
Depan yang mendapat Juara 2 dalam ajang FLS2N 2016 tingkat provinsi DKI
Jakarta. Film Raga yang Fana menjadi 120 film pendek terbaik Indonesia
Short Film Festival 2016 yang diadakan SCTV.
Berkat prestasi tersebut, Thia
diundang mewakili Indonesia untuk mengikuti Busan International Kids and
Youth Film Festival 2018. Di sana, Thia mengikuti Busan International Youth
Film Camp di Busan, Korea Selatan dengan gratis. Film Catalyst adalah
film yang dihasilkannya bersama tim saat mengikuti camp di Busan dan diputar pada acara penutupan festival.
![]() |
Thia Saat ikut Camp di Korea (Foto DokPri) |
Masih banyak
penghargaan-penghargaan lain yang diterima Thia dan semua terkait dengan dunia
literasi.
Mantap
Menjadi Literacy and Sosial Campaigner
Dukungan keluarga, terutama ibundanya
dalam pendidikan literasi yang diterimanya sedari kecil membuat Thia ingin
berbuat lebih banyak lagi dalam dunia literasi.
Tidak heran anak pertama
dari tiga (3) bersaudara pasangan Shinta Handini dan Faizal Adiputra kelahiran Jakarta,
14 Januari 2001 kini telah menjadi sosok yang sangat aware dalam dunia
literasi.
“Selain menjadi penulis, aku
juga mantap menjadi seorang literacy dan sosial campaigner,” tegas Thia saat
ditanya keinginannya saat ini.
![]() |
Thia Bersama Ibundanya dan Kedua Adiknya (Foto DokPri) |
![]() |
Thia Bersama Buku-Buku Karyanya (Foto DokPri) |
![]() |
Thia Saat Menjadi Salah Satu Delegasi (Foto DokPri) |
![]() |
Thia Menjadi Ambasador Teens (Foto DokPri) |
Gadis cantik yang saat ini
kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pajajaran Bandung
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial tersebut baru-baru ini menjadi salah satu Mahasiswa
Berprestasi tahun 2019 di Fakultasnya.
![]() |
Sebagai Mahasiswa Berprestasi (Foto DokPri) |
Prestasi tersebut didapat Thia
karena, walau pun Thia aktif di luar kampus, indeks prestasi (IP) yang
ditorehkannya tetap tinggi. Bayangkan, pada semester 1 Thia mendapatkan IPK sempurna,
begitu pun semester berikutnya.
Padahal selama kuliah,
aktivitas Thia semakin padat. Sambil kuliah, Thia banyak menulis artikel remaja
di media online. Sudah puluhan
artikel yang ditulisnya. Selain itu, Thia ikut beberapa acara tingkat
international. Selain yang saya ceritakan di atas, Thia juga menjadi delegasi 5th
Asia Pacific Youth Exchaneg 2018 yang diselenggarakan oleh Urban Youth
Academy dan Asian Development Bank Manila and Quezon, di Filipina.
Menjadi delegasi Indonesia
pada ajang Universal Kids Film Festival 2018 di Istanbul, Turki.
Mewakili Universitas Padjajaran dan Indonesia dalam Asean University Student
Council Union 2018 (AUSCU) di Singapura.
Menjadi delegasi The DICE
(Developing Inclusive and Creative Economics) Young Storymakers Programme 2019
di London. Delegasi ASEAN Intergovermental Commission on Human Rights
(AICHR) Interregional Dialogue on Business and Human Rights 2019 bersama
Menteri Luar Negeri RI, Ibu Retno Marsudi, di Bangkok, Thailand.
Aktivitas yang bejibun di
tahun 2018, selain mampu mempertahankan prestasi akademiknya, Thia juga mampu
mempertahankan prestasinya dalam dunia literasi dan dunia sosial.
Thia mendapat penghargaan Internasional Young Superheroes 2018 sebagai aktivis
muda Sustainable Development Goals (SDGs) yang diberikan oleh Plan Ungdom dari Plan International
Norway, Norwegia.
Thia juga mendapat
penghargaan Internasional Diana Award 2018, sebagai orang muda
inspiratif dunia, dari The Diana Award, Diana Foundation, London,
Inggris.
![]() |
Thia Bersama Ibu Retno Marsudi (Foto DokPri) |
![]() |
Thia Menjadi Salah Satu Delegasi di APYE (Foto DokPri) |
![]() |
Thia Saat Menjadi Bintang Tamu di Acara Kik Andy (Foto DokPri) |
Entah, kalimat apa lagi yang
pantas disematkan kepada Thia selain kata luar biasa. Sebagai sesama pegiat
literasi, saya hanya berharap, semoga Thia istiqomah sehingga terus
menginspirasi anak-anak milenial yang lebih mengenal literasi digital daripada
literasi lainnya.
Selain itu keluarga Thia,
terutama bundanya juga bisa menjadi inspirasi orangtua zaman now, yang
sudah terpapar dunia digital yang demikian pekat. Sehingga, anak-anak mereka
pun bisa dididik menjadi anak-anak yang melek literasi.
Terus, apa alasan Thia
selain menjadi seorang penulis, juga mantap menjadi Literacy and Sosial
Campaigner?
“Seperti
motto hidupku, The happiest moment is when you can share your happiness with
others, aku ingin berbagi kebahagiaan pada orang banyak,” kata Thia sambil
memainkan bola matanya yang indah. “Ketertarikanku di bidang literasi dan
isu-isu sosial, khususnya isu perempuan dan anak, mendorong aku
untuk menyuarakan hal-hal tersebut, baik secara lisan, tulisan, maupun
melalui media video, film pendek, dan media lainnya,” tuntasnya.
Saat ini, sebagai
bagian dari program DICE Young Story Makers dari British Council, Thia
menjadi salah satu kontributor Pioneers Post, media
online dan cetak dari Inggris yang memberitakan tentang kewirausahaan sosial
dari seluruh dunia.
“Selain
itu, aku sedang menantang diri untuk mempublikasikan artikel ilmiah bersama
rekan-rekan di perkuliahan,” cerita Thia lagi sebagai bentuk pertanggung jawabannya
dalam dunia akademik.
Sebagai seorang Literacy and
Sosial Campaigner, Thia sangat berharap perkembangan literasi
saat ini harus bisa beriringan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi. Konsep literasi perlu diterapkan sejak dini. Thia berharap, khususnya
orangtua dan guru bisa menerapkan hal tersebut di rumah dan di sekolah.
“Karena aku
merasakan sendiri, betapa beruntungnya aku sudah mengenal dan suka dengan
literasi sejak kecil,” tegas Thia.
Keluarga sebisa mungkin menciptakan
suasana dan lingkungan yang nyaman agar anak-anak tertarik dengan literasi.
Memberikan fasilitas dan akses agar mudah berliterasi. Memahami bahwa setiap
anak mempunyai tingkat ketertarikan yang berbeda dalam hal literasi, sehingga
dibutuhkan kreativitas untuk dapat memancing mereka melek literasi.
Harapan tersebut tentu saja
akan terwujud jika kerjasama antara orangtua, sekolah, dan masyarakat optimal.[
]
#SahabatKeluarga
#LiterasiKeluarga
Previous article
Next article
MasyaAllahh... dan beneran berdecak kagum akunya, Kang
BalasHapusDek Thia beneran menginspirasi untuk siapapun bisa mengenal dan belajar literasi nih, Prestasinya juga masyalllahh.
KEsuksesan seorang anak juga tidak terlepas dari bimbingan ortunya ya Kang, Salut sama pendidikan yg diberikan ibunda Dek Thia hingga mengantarkannya ke tahap ini,
Makasih kang, untuk berbagi informasinya
Iya, saya juga kagum banget
HapusBakat anak2 berprestasi itu memang sedianya terlihat dari kecil ya. Alhamdulillah bundanya bisa mengarahkan ke jalur yg tepat
BalasHapusBener banget. Beruntung banget ya
HapusUsaha yang keras dan minta doa restu orang tua akan selalu mendapatkan hasil yang maksinal ya kak.
BalasHapusIya, bener pisan
HapusKreasi literasi tanpa mengenal batas. Sejak kecil sudah banyak menghasilkan karya yang diakui. Semoga makin menginspirasi terutama di era digital yang semua digampangkan. Emang kudu dijadikan contoh bagi orang tua deh
BalasHapusAmiiin ya Rabb
HapusBelajar literasi memang sangat penting banget ya. Apalagi bisa menjadi karir menunjang masa depan. Keren juga nih berawal dari hobby buku, menulis hingga penulis literacy.
BalasHapusBener banget, siapa lagi kalau bukan orangtua ya, Kak yang mengenalkan
HapusHAlo Thiaa, salam kenal ya.
BalasHapusDuh speechless banget sama perjuangan mamanya yang mengantarkan Thia sampe menjadi saat ini.
Anak muda berbakat yang patut dicontoh, tetep menginspirasi sesama dan berkarya ya Thiaa.
Makacih kang Alee sharingnya bergizi pisan.
Saya juga speeshless lho, makanya saya tulis perjuangannya, hehe
HapusAku kenal juga nih kang.. kan sempat menang lomba vlog yg diselenggarakan kita di Kemlu. She’s a great inspiration
BalasHapusAh, iya, itu di atas fotonya sama Ibu Menteri Ya Kak
HapusDuh aku langsung mengingat-ingat di usia 6 tahun dulu aku masih main apa ya, Thia lho udah blogging dari usia 6 tahun. Mantaapp
BalasHapusHehehe, hebat banget ya Thia
HapusIni anak pinter, rajin, Kreatif dan berani mencapai cita2 & mengolah bakat. Yang kayak gini yg harus diviralkan .supaya jadi Inspirasi buat yang lainnya
BalasHapusBetul banget Mas, bukan yang kaleng-kaleng ya
HapusLuar biasa kang.
BalasHapusIni tak bisa dipungkiri karena ibunya adalah ibu yg hebat juga. Di samping anaknya juga tak kalah semangat!
Inspirasi hebat buat anak muda ya kang...
Bener banget
HapusThia memang luar biasa ya. Salut banget dengan usianya yang masih muda pencapaiannya segitu banyaknya. Terus menginspirasi ya, Thia :)
BalasHapusIya, apalagi sudah ketemu bakatnya dari kecil, ya
HapusRemaja cabe rawit yang sukses berkat dukungan orangtuanya.
BalasHapusMasyallah dah ini, kalau ngitung prestasi yang ditorehkan nggak akan ada habisnya nih adek Thia. Apalagi ikut berpartisipasi membagikan ilmunya untuk peduli terhadap sekitarnya,
Itu nihh kerenn dehh, Salutt pokoknya
Berderet banget ya, prestasinya, hebatnya ditoreh sebelum usianya genap 19th
Hapuswah.. terimakasih udah nyeritain soal Thia ini mas..
BalasHapusaku jadi terinspirasi mau nulis apa buat suatu kontes menulis hehehe
makasih banget banget....
Sama-sama, hehe.
HapusKang Ali, aku dari awal sampai akhir ngga kedip bacanya, dan bolak/i merapalkan doa semoga berkaaahhh untuk Thia, dan kecerdasan serta karakter Thia yg keren ini bisa menular ke anakku
BalasHapusAamiin aamiiin ya robbal alamiiin
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Amiiin ya Rabbal alamiiin
HapusHebat banget!
BalasHapusAnak hebat begini pasti punya Ibu yang jauh lebih hebat
Bener banget Mbakyu
HapusMasyaallah, Dek Thia keren sekali. Ini lho anak muda yang harusnya ditiru anak Indonesia lainnya, bukannya yang...ah gaboleh nyinyir yes. Hehe
BalasHapusPengen banget kayak mamanya Dek Thia, mampu membimbing buah hati supaya mengembangkan potensinya dengan maksimal
Iya, harusnya profil-profil seperti ini harus terus dimunculkan ya
HapusMenginspirasi banget ini Mas Ali, tulisan ttg Thia The Literacy & Social Campaigner. Belajar dari ibunya Thia, semoga satu saat dari keempat anak saya pun ada yg nurun hobi baca-tulis. Tfs yaa
BalasHapusAmiiin. Mudah-mudahan ya Mbak.
HapusKeren bingit... Menulis itu kemampuan istimewa. Salut ada anak yang sudah sedari kecil terlihat potensi menulis dan bisa mengembangkannya. Sungguh peran ibu luar biasa...
BalasHapusKalau pengin ikutan NUS harus daftar sendiri atau program yg bisa daftar di setiap kampus?
BalasHapusMungkin bisa cek di webnya kali ya
HapusWah menginspirasi sekali sebagai genenrasi muda harus terus aktif dan berprestasi. Tentunya sesuai dengan bidang kesuakaannaya masing-masing
BalasHapusBener pisan Mas
HapusWah prestasinya seabrek
BalasHapusInsyaallah masa depan cerah ya kang ?
Semoga menginspirasi banyak orang
Iya, secerah cahaya matahari
HapusMasyaAllah usia 6 tahun sudah ngeblog dan bisa nulis. Ya Allah minder banget. Prestasinya juga luar biasa. Patut diteladani cara pengasuhan ibunya yang hebat hingga mengantarkan putrinya jadi sukses begini. Terima kasih kang tulisan inspiratifny
BalasHapusSama-sama, semoga makin nambah semangat
HapusMasyaallah tabarakallah.
BalasHapusHanya berharap keberkahan atas tulisan ini. Berkah buat penulisnya, Mas Ali. Berkah juga buat Thia, semakin tawadhu dan semakin semangat terus berbagi. Aamiin.
Semua karena dan atas izin Allah Swt. :)
Amiiin ya Rabbal alamin
HapusPeran orang tua apalagi ibu emang gk main2 ya. Jadi keren banget, walaupun masih muda. Semoga semakin banyak anak bangsa yang membanggakan. Aamiin.
BalasHapusBetul banget, makanya wajar ada yang bilang, Ibu adalah tumpuan bangsa
HapusThia ini memang keren sekali di dunia menulis. Dan pastinya akan menginspirasi anak-anak zaman now untuk terus semangat menulis ya, kang Ali.
BalasHapusDan Pastinya, semua tidak lepas dari dukungan sang Mama, Mbak Sinta Handini yang juga penulis cerita plus editor cerita anak.
Amiiin. Mudah-mudahan ya Mas
HapusMasyaAllah,,, merinding aku baca segudang prestasi Thia di bidang literasi mas. Dan memang semua itu berkat usaha dan doa ibunya ya. Semoga akan lahir lagi Thia2 selanjutnya yg senang berbagi melalui literasi.
BalasHapusSaya salut dengan orang tuanya. Mampu melakukan seperti itu dari kecil. Membaca tulisan ini membuat saya terinspirasi.
BalasHapusIya, harus orangtua memang yang memulainya ya
HapusMasya Allah..senang dan ikut bangga dengan prestasi Thia di dunia literasi. Terima kasih sudah membagikan info ini. Setuju, Keluarga semestinya menciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman agar anak-anak tertarik dengan literasi. Juga memberikan fasilitas dan akses agar mudah berliterasi. Sehingga generasi penerus nanti paham berliterasi.
BalasHapusAmiiin ya Rabb. Bantu disebarkan ya Kak
HapusIni menginspirasi saya untuk mengenalkan buku sejak dini ke anak-anak saya. Semoga banyak orangtua yang mampu mendampingi anak anaknya untuk menemukan minat dan bakat. Hebat Thia dan orangtuanya!
BalasHapusinilah salah satu bukti nyata bahwa menulis bisa mengantarkan kita ke mana saja. tanpa diduga dan direncanakan.
BalasHapusSetuju banget
HapusNah itu, anak2ku masih belajar membaca dan menulis, rencananya kalau udah lancar merangkai kata juga mau aku bikinin media blog kang, Anak zaman now gtu semangt nulis kalau teken2 tuts keyboard haha.
BalasHapusAsyiiik. Semangat Kak
HapusKereeenn pisan ya Mba Thia, Apalagi dukungan mama yang terus mendoakan yg terbaik. Bukti nyata bahwa pejuang literasi pun bisa berkarya hingga kancah internasional
BalasHapusBener banger Mbak Des
HapusMasya Allah, suka banget dengan semangat bundanya dalam mengenalkan literasi kepada anakj-anaknya. Saya juga mengikuti jejak beliau namun masih pasang surut, masya Allah....tantangannya berat yaaa. apalagi ketika sudah lahir adik-adiknyaaa.... kudu bisa managemen waktu. Tapi salut deh dengan bundanya thia dan keluarganya
BalasHapusSemoga bisa istiqomah ya Kak
HapusWah hebat banget kak thia, masih muda tetapi prestasinya luar biasa. Patut dicontoh oleh anak muda yang lain nih
BalasHapusBener banget
HapusSubhanallah..
BalasHapusMuda, berbakat, dan punya segudang karya dengan prestasi yang membuat dunia literasi bangga. Dibalik sosok ini ada Bunda yang selalu mendoakannya.
Kenalin donk kang Ali kalo ada kontaknya.
Siapa tau aku bisa jadi calon imamnya. hha
Boleh-boleh ... eh, Ibunya komen juga lho di postingan ini, hihi
HapusWah keren kak. Semoga terus menularkan semangat literasinya ke masyarakat Indonesia ya. PR banget buat kita supaya lebih banyak lagi orang orang yang senang membaca dan membagikan informasi dengan bensr juga objektif
BalasHapusAmiiin ya Rabb
HapusYa ampun mba, kamu kece sekali, percaya diri, pemberani, punya semangat yg luar biasa, benar2 menginspirasi 😃
BalasHapusIya, bikin salut pakai banget ya Kak
HapusWow, prestasinya keren bgt ya..
BalasHapusSmg banyak generasi penerus yg spt ini
Iyesss, dan ini berkat mencintai Literasi sejak kecil
HapusMasya Allah, saya sampai nggak habis berucap syukur, ada lagi anak bangsa yang berprestasi mendunia. Tapi kok saya baru tahu ya Kang. Aku yang kudet nih, jadi baru tahu tentang Thia setelah baca artikel ini. SEmoga makin banyak lagi remaja di Indonesia yang memiliki prestasi dan kegiatan yang positif
BalasHapusAlhamdulillah ... waaah, gaulnya di mana neh, ampe nggak kenal Thia hehehe
HapusGara-gara Kak Thia, aku semangat banget ngajak Nai dan Alde suka buku dan pelan-pelan belajar nulis..so inspiring, Thia!
BalasHapusAlhamdulillah
HapusPengen banget punya anak didik yang seperti Thia ini, setiap hari sudah mengajarkan anak anak untuk suka buku, saya berharap suatu saat ada anak dampingan saya yang bisa menulis dan menerbitkan buku
BalasHapusSemoga dimudahkan ya, Kak
HapusKagum sama prestasinya diusia yang masih belia. Semoga akan menular ke seluruh generasi seusianya agar lebih produktif sepertinya
BalasHapusIya, saya juga kagum banget
HapusUsia 6 tahun udah nulis di blog... Keren b g t. Aku punya blog tahun 2009, dan jarang bgt di update.. huhu...
BalasHapusBaca tulisan ini, membuat aku terinspirasi, dan pingin nnti kalo punya anak juga mencintai buku kayak kak Thia ini.. aamiinn
Mantap kali prestasi menulisnya, tetap rendah hati juga.Semoga semakin banyak Thia yang lain.
BalasHapusWahhh sosok muda yang keren banget...Dari kecil udah terbiasa dengan aktifitas literasi ya....Semoga banyak anak-anak remaja yang kayak gini ya...
BalasHapusMasyaallah mba. Memang dukungan dan doa orang tua itu akan mengantarkan anak-anak nya ke gerbang ke sukseskan. Semoga sukses selalu dan selalu menjadi inspirasi anak-anak muda .
BalasHapusWah mantaps nih .. aku dulu sering ketemu This..wkt sering ngantar anakku ke Jakarta.. keren ya Thia anaknya low profil jg wkt itu dia rajin minta TTD ke para penulis cilik termasuk anakku..hahaha..skrg udah gede gini.. banyak pula prestasinya. Keren
BalasHapus