Wisata
Energi Terbarukan
Energi Panas Terbaik
di Dunia
Kawah Kamojang yang
Unik
Wisata Kawah Kamojang Garut Tak Hanya Indah, Melainkan Juga Unik dan Edukatif
APA yang terlintas di
kepala ketika ada seseorang menyebut Kota Garut? Kalau bukan dodolnya, pasti
dombanya, hehehe. Padahal, di salah satu kota tujuan wisata Jawa Barat tersebut
tidak hanya ada dodol dan domba, lho.
Garut memiliki banyak
potensi daerah yang bisa dikembangkan, salah satunya sektor wisata yang sudah
dikenal sejak dulu. Turis-turis dari luar, terutama dari Eropa menyebut Garut
sebagai Swiss van Java.
Kemiripan bentang alam
pegunungan Garut dengan Swiss –sebelumnya bernama Limbangan, membuat Garut
dipublikasikan ke dunia sebagai tempat wisata alam yang tak kalah indahnya
dengan Swiss.
Popularitas Garut
sebagai Swiss van Java berkat Thilly Weissenborn, seorang fotografer perempuan
yang dulu banyak melakukan pemotretan di Pulau Jawa dan di luar pulau Jawa. Salah
satu foto lanscape pegunungan Garut yang dihasilkan Thilly mampu memukau
para turis dari Eropa.
Selain pegunungan, Garut
memiliki pemandian air panas, pantai-pantai yang indah, beberapa kampung adat,
Candi Cangkuang, dan berbagai kuliner khas. Garut juga memiliki kawah yang
tidak banyak dimiliki daerah lain, kawah yang kemudian dimanfaatkan untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), namanya PLTP Kamojang.
Selain menjadi PLTP,
siapa sangka di Kamojang juga dijadikan tempat wisata. Karena penasaran, saya
dan beberapa teman blogger dari beberapa daerah sengaja datang ke Kamojang
untuk mengeksplorasi wisatanya.
Kami janjian bertemu di
Bandung saat makan siang. Usai makan siang kami menuju Garut menggunakan mobil
elef sewaan. Tiba di penginapan kurang lebih pukul 20.00 WIB dengan suhu udara
di bawah 10 derajat. Kami istirahat setelah makan malam.
Geotermal
Information Center
Tidak lengkap rasanya,
jika sudah berada di kawasan PLTP Kamojang, tetapi tidak mengunjungi Geotermal
Information Center (GIC). Makanya setelah sarapan, seperti dalam itinerary
kami semua menuju GIC yang lokasinya memang tidak jauh dari penginapan.
Begitu tiba di lokasi
GIC, semua langsung berlompatan keluar mobil. Halaman GIC yang asri membuat
siapa pun nyaman berada di sana. Apalagi ketika sudah masuk gedung GIC.
Halaman GIC yang luas (Foto Ali) |
Halaman GIC jadi miniatur pipa PLTP (Foto Ali) |
Gedung GIC meski pun
dijaga dengan ketat, siapa pun bisa berkunjung untuk wisata edukasi geotermal.
Siapa pun yang berkunjung akan masuk ruang audio visual untuk mendapatkan
informasi tentang geotermal, baru kemudian menjelajah ruang pamer yang sangat
luas.
Ruang Pamer GIC yang bersih dan informatif (Foto Ali) |
Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dikelola oleh PT. Pertamina Geothermal Energy
(PGE) Unit Kamojang. Salah satu anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) dengan
PT. Pertamina Dana Ventura yang bergerak di bidang pemanfaatan energi panas
bumi. Pertamina sebagai perusahaan panas bumi (geotermal) terbesar di Indonesia
tidak ingin sumber alam Indonesia dikuasai oleh asing.
Pemanfaatan energi bumi
di Kamojang telah dilakukan sejak 29
Januari 1983 dan digunakan untuk menggerakkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) Kamojang unit 1 dengan kapasitas pembangkit sebesar 30MW.
Setelah unit 1 berhasil
kemudian dikembangkan unit 2, unit 3, unit 4, hingga unit 5. Bedanya, jika unit
1-3 dikelola PT. Indonesia Power, unit 4 dan unit 5 dikelola oleh PGE. Energi
yang dihasilkan dari unit 4 sebesar 60MW sementara unit 5 sebesar 35MW. Total
pembangkit mencapai 235 MW.
Sebagai perusahaan yang
konsen pada pemanfaatan energi bumi, perusahaan-perusahaan tersebut berperan
penting bagi masyarakat, terutama dalam memberikan sumber energi alternatif
terbarukan yang ramah lingkungan.
Mereka mengeksplorasi
potensi energi bumi menjadi sumber energi alternatif sekaligus menjaga lingkungan
supaya tetap sehat bagi masyarakat sekitar.
Kantor Pusat PLTP (Foto) |
Tidak banyak yang tahu
jika energi panas bumi yang dihasilkan kawah Kamojang adalah energi panas
terbaik di dunia. Uap yang dikeluarkan sangat kering dan kelembabannya sangat rendah. Keadaan
tersebut membuat uap bisa langsung masuk ke turbin dan tidak perlu chemical
treatment demi mendapatkan kualitas uap yang bagus.
Energi panas bumi
sendiri adalah salah satu sumber energi terbarukan di Indonesia yang bisa
diolah selain biofuel, biomassa, air, angin, matahari, gelombang laut,
dan pasang surut. Potensi panas bumi di Indonesia mencapai 29.000 MW atau 40%
cadangan dunia.
Energi panas bumi
sendiri mulai dikenal sejak tahun 1970, sebagai upaya untuk mengimbangi
pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Energi terbarukan
senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang sehingga
tidak perlu khawatir akan kehabisan, hehehe.
Pipa-pipa PLTP yang menjalar (Foto Ali) |
Setelah puas
mengelilingi GIC dan mendapat banyak informasi penting, kami melanjutkan
perjalanan menuju lokasi PLTP. Jalan yang
dilalui meliuk-liuk karena mengikuti kontur lembah.
Sepanjang jalan
terlihat pipa-pipa besar untuk mengalirkan uap kawah yang akan diubah menjadi
tenaga listrik. Entah berapa kilo meter panjangnya, enggak sempat ngitung,
hehehe.
Lima belas menit
kemudian, kendaraan masuk parkiran kawasan Wisata Kawah Kamojang yang cukup
luas dan bersih. Ada beberapa warung berderet di tepi parkiran yang menyediakan
kopi dan camilan buat wisatawan. Begitu pun saat menaiki tangga menuju kawah.
Begitu tiba di ujung
tangga, mata saya terpaku pada pemandangan alam pegunungan yang terlihat indah.
Ada halaman cukup luas yang bersih, ada gazebo, dan Kawah Manuk.
Kawah Manuk |
Kawah Manuk menjadi
kawah pertama yang menjadi bagian dari obyek wisata Kawah Kamojang. Kawah berukuran
cukup luas yang terhampar di sisi jalan obyek wisata tersebut mengeluarkan uap
yang membumbung ke udara.
Kawah berlatar rimbunan
semak belukar tersebut diberi nama Kawah Manuk karena dari beberapa lubang yang
tertutup kubangan kawah sering terdengar siulan seperti suara manuk. Manuk
dalam Bahasa Sunda berarti burung. Sayangnya saat saya ke sana tidak sempat
mendengar siulannya.
Tidak jauh dari Kawah
Manuk ada kawah yang paling populer di kawasan wisata, yaitu Kawah Kereta
Api. Saking populernya, hampir semua wisatawan yang berwisata ke kawah
kamojang pasti akan berlama-lama bermain di kawasan Kawah Kereta Api.
Kawah Kereta Api |
Kawah Kereta Api memang
sangat unik karena bisa mengeluarkan suara seperti Kereta Api jika tempat
keluarnya asap kawah dihubungkan dengan sebuah bambu. Ada seorang penjaga yang
siap beratraksi di dalam Kawah Kereta Api.
Sesekali penjaga
mengajak wisatawan untuk ikut merasakan keunikan kawah. Baik dengan memasang
bambu atau membumbungkan barang-barang seperti plastik atau kain bekas, melalui
asap Kawah Kereta Api.
Setelah puas menikmati
Kawah Kereta Api, kami menaiki tangga, melewati jembatan yang di bawahnya ada aliran
sumber air hangat yang dipenuhi uap. Tak jauh dari jembatan ada sebuah pohon
cukup besar, tangga, dan jalan menurun yang menjadi penanda Kawah Hujan.
Kawah Hujan |
Saat tiba di Kawah
Hujan, sudah ada beberapa wisatawan yang sedang merasakan kehangatan uap kawah
serta telur yang direbus dengan air panas kawah. Saya pun tak mau ketinggalan.
Langsung mengambil telur puyuh dan telur ayam untuk direbus di genangan air
panas Kawah Hujan.
Kawah tersebut
dinamakan Kawah Hujan karena jika wisatawan berada di kawah tersebut otomatis
baju akan sedikit basah terkena semburan uap yang lembut seperti hujan gerimis.
Cukup lama kami berada
di Kawah Hujan. Selain bermain-main dengan air mancur alami juga menghabiskan
stok telur penjaga Kawah Hujan.
Eh, katanya penjual
telur di Kawah Hujan itu sudah hampir 40 tahun berada di sana, lho. Bahkan
sekarang sudah ada generasi keduanya, salah satu anaknya ikut menjual telur.
Sebetulnya selain Kawah
Manuk, Kawah Kereta Api, dan Kawah Hujan masih ada Kawah Beureum, kawah
terakhir yang ada di kawasan Wisata Kamojang. Kemudian ada bumi perkemahan
kamojang, pemandian air panas terbuka yang letaknya di sekitar bumi perkemahan,
air terjun, dan danau, tetapi karena sudah siang dan harus melanjutkan
perjalanan berikutnya, kami memutuskan meninggalkan Wisata Kamojang yang tidak
hanya indah, tetapi juga cantik.
Penangkaran Elang
Selain kawah-kawah yang
dioptimalkan untuk PLTU dan dijadikan objek wisata, ada lokasi wisata lain yang
tidak banyak diketahui wisatawan, yaitu penangkaran Elang.
Konon, karena kawasan
Kamojang lingkungannya terus dijaga, selain penduduk, binatang yang hidup di
sana pun merasakan manfaatnya. Salah satu binatang yang nyaman tinggal di sana adalah
Elang Jawa.
Sejak tahun 2014, di
Kamojang ada Pusat Konservasi Elang yang didirikan oleh PGE. Pusat
konsevasi dilengkapi dengan fasilitas
yang merujuk standar internasional dari International Union for Conservation
of Nature (IUCN), Global Facilities for Animal Sanctuary (GFAS), dan
International Wildlife Rehabilitation Council (IWRC).
Sejak konservasi
tersebut dibuka, banyak elang yang didatangkan dari berbagai daerah untuk
dikembalikan ke alam bebas.
Salah satu Elang di penangkaran (Foto Ali) |
Pada saat saya ke sana,
di Pusat Konservasi Elang Kamojang ada 16 ekor elang yang sedang menjalani masa
karantina, terdiri dari 2 ekor Elang Jawa, 5 ekor Elang Brontok, dan 9 Elang
Ular. Setelah melewati masa karantina, mereka akan dilepas dan hidup di alam
bebas.
Sebagai upaya lanjutan,
dalam waktu dekat Pusat Konservasi Elang Kamojang akan menambahkan fasilitas
edukasi untuk masyarakat. Fasilitas tersebut nantinya dibuka untuk umum,
tujuannya supaya masyakarat dapat berpartisipasi dalam menyelamatkan elang dari
kepunahan. Program lainnya akan melengkapi rangkaian destinasi Desa Wisata
Kamojang.
Lokasi
Wisata Kawah Kamojang
Lokasi
wisata Kawah Kamojang berada di dalam area Geothermal PLTU Kamojang Garut. Berada
di perbatasan antara kecamatan Ibun dan Kabupaten Bandung.
Bagaimana
Menuju Kawasan Kamojang?
Menuju
kawasan Wisata Kamojang tidak susah, paling tidak ada 2 (dua) rute yang bisa
digunakan.
1).
Rute Bandung-Majalaya-Ibun-Kamojang
Dulu
jalur ini jalanannya sempat rusak di beberapa bagian, sempit, ada beberapa tanjakan
yang panjang dan tikungan yang curam. Tanjakan terakhir jelang memasuki area
kamojang dikenal dengan nama Tanjakan Monteng, Monteng dalam bahasa Sunda
berarti miring. Sesuai namanya, Tanjakan Monten selain panjang juga curam dan
tajam alias miring, hehehe.
Seiring
dengan perkembangan Wisata Kamojang, kini wisatawan nggak perlu lagi melewati Tanjakan
Monteng karena sudah ada jalan baru yang memotong dan langsung masuk kawasan
wisata. Bahkan ada bonus Kamojang Hill Bridge, jembatan kuning yang
sekarang menjadi salah satu ikon kawasan Wisata Kamojang.
2).
Rute Garut-Samarang-Kamojang
Rute
ini lebih direkomendasikan bagi wisatawan karena cukup gampang dan mudah bagi
wisatawan. Dari Kota Garut, wisatawan cukup menuju arah Samarang lalu belok
kanan di pertigaan menuju kamojang atau Kampung Sampireun.
Rute
ini memang satu jalur dengan lokasi wisata lain yang terkenal di Garut seperti
Kampung Sampireun, Kebun Mawar Situhapa, dan lokasi wisata lainnya.
Fasilitas
Selain
kawah-kawah yang disebutkan di atas, ada fasilitas lain yang ada di kawasan Wisata
Kawah Kamojang.
-
Tempat
Parkir Luas
-
Mushola
-
Toilet
Umum
-
Gazebo
-
Kamar
Mandi Air Panas
-
Warung
Makan
-
Tempat
Duduk
-
Tempat
Sampah
Harga
Tiket
Harga
tiket masuk kawasan Wisata Kawah Kamojang termasuk cukup murah;
Wisatawan
Lokal Dewasa :
Hari
Biasa : Rp. 7.000 + Asuransi Rp. 2.000 / Orang / Hari
Hari
Libur : Rp. 9.500 + Asuransi Rp. 2.000 / Orang / Hari
Wisatawan
Manca Negara Dewasa :
Hari
Biasa : Rp. 105.000 + Asuransi Rp. 5.000 / Orang / Hari
Hari
Libur : Rp. 155.000 + Asuransi Rp. 5.000 / Orang / Hari
Kendaraan
di hari biasa dikenakan biaya:
Motor:
Rp. 5.000
Mobil:
Rp. 10.000
Bus/Truck:
Rp. 50.000
Sepeda:
Rp. 2.000
Kendaraan
di hari Libur dikenakan biaya:
Motor:
Rp. 7.500
Mobil:
Rp. 15.000
Bus/Truck:
Rp. 75.000
Sepeda:
Rp. 3.000
Selamat
berwisata di Swiss van Java ... eh, Kota Garut, hehehe
Previous article
Next article
Ingatnya garut tapi ternyata banyak yang bisa digali. Kalau PLTP dipasok untuk industri ya?
BalasHapusJadi makin ingin ke garut, nih. Swiss van Java gitu lho... Sekalian belajar soal pemanfaatan uap kawah, ya
BalasHapusAduh kang Ali ngabibita ...., backpackeran ka Garut ah ^^
BalasHapusYahh hari ini mau ke Garut tapi susur pantai selatan kang, next pulangnya bisa lewat kamojang ahh hehehe. Nuhun infonya
BalasHapuspemandangan yang begitu menggoda, ku jadi ingin ke sana tapi apalah daya, hanya bisa di Medan dengan spasi dan kata kata
BalasHapusapa kabar Netizen MPR kita mas ali?
saya baru tau kalo garut itu julukannya swiss van java... wahhh...
BalasHapusbtw harga tiket masuk di kawasan kamojang ini jauh ya bedanya antara turis domestik dan turis internasional... yang satu tujuh ribu yang satu seratur ribu lebih hehehehehehehe
wuaw PLTP ya. aku belum pernah tau konsepnya PTLP. berarti kudu ke garut nih biar tau lebih detail, hahaha
BalasHapusbtw itu tiketnya murah banget sih
gak sepadan ah
Keren banget Garut bisa jadi alternatif kunjungan ke Jawa Barat selain Bandung
BalasHapusBaru tahu ada tempat wisata sekeren ini di garut..
BalasHapusBener, klo ada yg ngomong garut, ingatanu langsung ke dodol, hehe
Saat mendengar atau membaca kata Garut, saya memang langsung terbayang dodolnya, Kang hahaha. Padahal pastinya di sana banyak juga tempat-tempat menarik untuk dikunjungi ya, Kang. Salah satunya Kawah Kamojang.
BalasHapusSaya langsung mupeng nih, Kang. Apalagi saya belum diberi kesempatan eksplor wilayah Jawa Barat. Kalau saatnya saya akan ke sini.
Ahh aku pernah tahu pertama kali salahsatu kawah di Kamojang dulu saat di TV. Kalau ga salah ya yg Kawah hujan itu Kang.
BalasHapusAku pensaran sama hasil bidikan fotografer Thilly Weissenborn macam mana huhuu.
Tiketnya terjangkau tapi saat berwisata di sana bisa dapatin banyak hal ya Kang, ehh pengetahuan maksudnya heee
kang ali kok barungulas sekarang. aku dulu ke garut gk tau ada tempat kyk begini dsana.
BalasHapusBagus sekali tempatnya mas. Wisata edukasi juga buat orang awam. Kalo kesana kayaknya wajib bawa telur ya, biar sekalian mencoba telur yang direbus alam,, #halah... Bawa anak boleh kah?
BalasHapusSelalu suka ih dg pemandangan alam yg menarik kayak Kawah Kereta Api gini. Dapat asupan oksigen yg bikin pikiran fresh. Nice share Mas Ali
BalasHapusDuh,, jadi ingin ke Garut juga deh.
BalasHapusLihat pemandangan indah + udara yang sejuk, hati jadi adem banget ya mba
Adududu pengen banget ke Garut. Gak nyangka, kirain dodol aja yg bisa ditemuin disana. Ternyata ada potensi lain yaa
BalasHapusGarut keren ya punya PLTU dari kawah. Bisa jadi ciri khas selain dodol Garut hehe. Menarik juga ada konsevasi elang. Ayo jaga mereka dari kepunahan!
BalasHapusAku udah pernah sekali ke Garut. Alamnya indaaah banget. Walau gak keliling Garut cuma stay di pedesaaan tapi Garut ini indaah. Kudu diniatin buat backapackeran ke Garut.
BalasHapusWah, ada Geotermal Information Center (GIC) di Kamojang. Asyik banget ya. Jadi bisa tau tentang pembangkit listrik di sana juga. Apalagi jika bisa ketemu elang jawa. Semoga kedatangan kita tak mengganggu habitatnya, ya. BTW, kenapa tarif wisatawan asingnya bisa semahal itu? Jadi ingat tahun lalu ada protes besar dari para wisman.
BalasHapusLiat ini kok tiba-tiba kebayang angle foto yang bagus ya. Efek kabutnya itu lho keren banget kalau buat efek foto
BalasHapusBaru tau soal potografer Thilly Weissenborn, penasaran fotonya yang seperti apa ya soal Garut. Bisa digugling gak yaaa...
BalasHapusOh iya di sana ada penangkaran burung itu ya.
Manteb banget ternyata tenaga uap dr panas bubu adalah yang terbaik di dunia ya. Kalau dikelola dengan baik pasti mampu mencukupi kebutuhan tenaga di negeri ini ya...
bener banget kak, yang aku tau tentang garut ya dodol atau dombanya. hihihih
BalasHapusbaru tau aku kalau ada tempat wisata kawah gitu, ada teman yang orang garut ngajak liburan kesana, bisa kali ya sekalian ke PLTU nya . penasaran kalau deket uap tuh rasanya gimana
Iya, garut mengingatkanku pada dodol. Malah baru tahu kalau bentang alam garut memesona seperti Swiss. Jadi pengen kapan-kapan berkunjung ke sanam eh, garut terkenal seblaknya juga kan? Seblak Asgar.
BalasHapusEnaknya kalo berwisata itu juga sekaligus menambah pengetahuan ya. Wisata yang juga mengedukasi gitu. Tarif juga tidak terlalu mahal sehingga terjangkau untuk bawa keluarga yah.
BalasHapusHahaaa iya bener bgt, secara dodol garut kan terkenal bgt, boleh nih kapan2 ajak keluarga kesini, sekalian nambah pengalaman 😁
BalasHapusWadaaaaaw, biaya lokal sama mancanagera jomplang abis wgwgw
BalasHapusKu ingin keeee Garut. Penasaraaaaan sama wisata kawahnya ini ya ampon.
Kalau nggak bawa kendaraan sendiri, ada akses kendaraan umum buat ke Kamojang dan sekitarnya nggak Kang?
BalasHapusSaya tuh pengin banget ke Garut krn wisatanya banyak yg menarik.. Kebetulan ada adik ipar yg bermukim di sana.. Semoga liburan akhir tahun nanti say bisa main ke Garut.. Penasaran sama Kaaah Kamojang..
BalasHapusWahh Penangkaran Elang membuat kami penasaran...
BalasHapus