Gadget
Wisata
Mau Ngerasain Liburan yang Seru, Magis, dan Mistis? Coba ke Kampung Vietnam
LIBURAN paling seru?
Ngomongin liburan memang nggak akan pernah ada habisnya karena setiap liburan
pasti selalu menyenangkan dan seru. Meski pun kadar menyenangkan dan serunya
berbeda-beda, hehehe.
Kalau saya ditanya
liburan mana yang paling seru, saya akan jawab salah satunya saat liburan ke
Batam. Liburannya sangat singkat sebetulnya, karena hanya punya waktu seharian
di sana. Akan tetapi, apa yang saya dapat luar biasa. Menyenangkan, seru, magis,
dan mistis!
Jadi ceritanya, usai
mengisi sebuah acara kepenulisan di Batam, saya menghabiskan sisa waktu selama
di Batam dengan menjenguk Kampung Vietnam yang ada di Pulau Galang.
Saya penasaran
dengan Kampung Vietnam karena tidak banyak yang tahu, jika di Batam ada pulau
yang pernah disinggahi pengungsi Vietnam pada saat perang Vietnam tahun
1975-1996. Sekitar 250.000 penduduk Vietnam mengungsi karena ingin aman dari
peperangan. Tepatnya di Pulau Galang, Desa Sijantung, Kecamatan Galang.
Untuk menuju ke
Pulau Galang, kendaraan yang saya tumpangi harus melewati Jempatan Barelang,
jembatan yang menjadi penghubung Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau
Setotok, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru.
Di antara ketujuh
pulau tersebut, ada tiga pulau besar yaitu Pulau Batam, Pulau Rempang, dan
Pulau Galang sehingga jembatan tersebut dinamakan Jembatan Barelang (Batam,
Rempang, dan Galang).
Seru, Magis, dan
Mistis
Setelah kendaraan
yang saya tumpangi menyurusi jembatan satu persatu serta menyusuri pulau dengan
jalan yang meliuk-liuk, kendaraan memasuki kawasan Kampung Vietnam. Agak
merinding ketika melewati pos penjagaan. Aroma mistis terasa sekali menyusupi
pori-pori. Semak belukar dan pohon-pohon besar tumbuh subur mengelilingi
kampung.
Kendaraan yang saya
tumpangi sempat nyasar di jalan buntu karena penunjuk jalan mulai rusak dan tidak
terbaca. Agak deg-degan juga karena meski pun ada beberapa mobil, aroma
kesunyian amat terasa. Setelah berbalik arah, mulai terlihat tanda-tanda
kehidupan.
Begitu melewati
gerbang, terlihat sebuah patung perempuan terkulai berwarna putih, kecil, dan
menggambarkan seorang perempuan yang duduk. Patung yang menjadi monumen untuk
mengenang tragedi kemanusiaan yang terjadi dalam pengungsian. Seorang wanita
Vietnam bernama Tinh Han Loai bunuh diri setelah diperkosa sesama pengungsi.
Patung tersebut dikenal dengan Patung Humanity Statue.
Kemudian ada komplek
pemakaman Ngha Trang Grave Galang. Kurang lebih 500 pengungsi dimakamkan
di sini. Mereka meninggal karena sakit setelah berbulan-bulan terombang-ambing di
lautan. Terkena penyakit kelamin yang sangat berbahaya Vietnam Rose. Ada
juga yang bunuh diri karena tidak mau dipindahkan dari Pulau Galang.
Bangkai Perahu yang Dijadikan Monumen (Foto Ali) |
Kendaraan kemudian
parkir di area taman. Ada dua perahu besar tergeletak di sana. Dua perahu yang
menjadi monumen keberadaan orang-orang Vietnam yang pernah mengungsi di Pulau
Galang. Konon, karena mereka tidak mau kembali ke Vietnam, begitu tiba di
pantai, mereka sengaja menenggelamkan perahu-perahu mereka. Mereka sudah trauma
dengan perang.
Perahu-perahu
tersebut kemudian berhasil ditarik ke daratan untuk diperbaiki dan dijadikan
monumen untuk mengenang perjuangan dan penderitaan para pengungsi Vietnam.
Tidak jauh dari
monumen perahu ada barak tempat pengungsian dua lantai yang berseberangan
dengan museum. Museum menyimpan benda-benda yang dibawa dan dipakai para
pengungi, alat rumah tangga yang menggambarkan situasi kehidupan di
pengungsian, foto keluarga, foto kegiatan, sepeda, dan banyak benda-benda
lainnya.
Barak yang Menjadi Tempat Tinggal Pengungsi (Foto Ali) |
Tidak jauh dari
museum ada bangunan bekas rumah sakit yang masih menyimpan kotak-kotak serta
botol-botol obat yang dibiarkan terbengkalai. Kemudian ada bangkai-bangkai
kendaraan roda empat yang sudah berkarat dan ditumbuhi tanaman rambat,
bangunan-bangunan sekolah bahasa yang hanya terlihat sebagian karena mayoritas
dindingnya sudah tertutup tanaman rimbun hingga atap.
Agar hubungan dengan
Tuhan tetap terjaga, di Kampung Vietnam juga dibangun tempat ibadah yang masih
bisa digunakan hingga sekarang. Tempat ibadah yang masih berfungsi antara lain Vihara
Quan Am Tu, gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem, gereja
Protestan, dan Mushala.
Museum di Kampung Vietnam (Foto Ali) |
Mengelilingi Kampung
Vietnam persendian rasanya ngilu sekali. Bayangkan, sejak tahun 1979 kampung
ini menjadi saksi hasil kekejaman perang saudara. Perang antara Vietnam Utara
(komunis) dan Vietnam Selatan. Warga Vietnam yang tidak tahu apa-apa harus rela
mengarungi lautan demi menyelamatkan diri hingga terdampar di sini.
Awalnya satu kapal
berisi 100 orang, kemudian kapal-kapal lainnya menyusul masuk ke pulau-pulau di
sekitar Pulau Galang. Setelah melalui persetujuan dari pemerintah Indonesia dan
dibantu United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dari PBB, ratusan
ribu pengungsi diijinkan tinggal di kawasan Pulau Galang.
Vihara yang Sampai Sekarang Tetap Berfungsi (Foto Ali) |
Mereka diberi sarana
dan prasarana untuk menunjang hidup selama dalam pengungsian. Hingga pada tahun
1996, sedikit demi sedikit mereka dipulangkan. Dengan dipulangkannya seluruh
warga Vietnam, Kampung Vietnam di Pulau Galang kosong, yang tersisa hanyalah
monumen-monumen yang menjadi saksi sejarah kemanusiaan.
Kembali ke Batam?
Kini Kampung Vietnam
sudah sepi dan sudah menjadi kenangan. Menjadi saksi sejarah akibat peperangan.
Bagi saya, Kampung Vietnam bisa menjadi salah satu wahana literasi kedamaian.
Ingat dunia
literasi, saya sebagai penulis bacaan anak yang juga travel blogger jadi ingat,
ketika saya memberikan pelatihan kepenulisan di sana, banyak anak-anak yang
belum bisa menikmati bacaan anak-anak yang bergizi dan sesuai dengan dunia
mereka.
Bacaan anak-anak
yang di Pulau Jawa sangat berlimpah, di sana bagai barang berharga. Tidak
heran, ketika saya membawa satu kardus bacaan anak-anak untuk dijual, langsung
ludes.
Kesulitan menikmati
bacaan anak-anak di sana, selain karena akses yang tidak mudah, sekalinya
dijual di sana, harganya sangat mahal. Jadilah, bacaan anak-anak di Batam sana
sebagai barang langka.
Seandainya saja saya
mendapatkan kesempatan lagi berkunjung ke Batam, saya akan menginap di salah
satu hotel yang disediakan Oyo Hotels Indonesia, akan mengunjungi beberapa sekolah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar
di sana. Selain untuk berbagi tentang literasi tulis menulis juga akan
mendonasikan sebagian buku anak-anak yang saya koleksi.
Akan membagikan buku
anak berjudul Aku dan Anak-anak Kampung Vietnam yang saya tulis beberapa
waktu lalu. Buku anak-anak yang saya tulis setelah berkunjung ke Kampung
Vietnam.
Supaya buku yang
saya bawa bisa berkardus-kardus, saya akan membuka donasi pengumpulan bacaan
anak-anak. Banyak penulis bacaan anak-anak yang saya kenal, begitu pun
penerbit.
Selain Batam, salah
satu pulau yang sampai sekarang belum kesampaian dikunjungi adalah Pulau
Lombok. Entah mengapa, setiap kali akan ke sana, selalu saja ada kendala. Entah
waktunya berbarengan dengan aktivitas lain atau semua akomodasi seperti Hotel di Lombok yang akan
saya pesan fullbook. Jadilah, hingga sekarang belum kesampaian ke Pulau
Lombok.
OYO Hotel
Indonesia
Pertama tahu OYO
Hotel Indonesia saat hotel dekat rumah
dipasang neonbox OYO Hotel Indonesia. Saya penasaran dong, akhirnya saya
langsung cari aplikasinya di Play
Store dan langsung downlod.
Aplikasi OYO Hotels Indonesia jadi Andalan (Foto Ali) |
Setelah saya cek lebih
detil, ternyata OYO Hotels salah satu star-up jaringan hotel asal India
yang sekarang telah menjadi salah satu Unicorn sukses. OYO menjalankan
aplikasinya dengan menerapkan sistem manchise (manajemen dan franchise).
Dengan mengusung konsep
manchise tersebut, kualitas, kontrol, dan manajemen hotel dipegang penuh oleh
OYO Hotels melalui pengelolaan perhotelan berbasis teknologi.
Dengan konsep tersebut,
para pemilik hotel yang sudah
menggunakan aplikasi OYO akan mendapatkan keuntungan lebih. Para pemilik hotel
tidak perlu lagi repot mengiklankan dan membuat tata kelola hotel karena semua
itu sudah dikerjakan oleh OYO.
Semua dikerjakan
dengan menggunakan standar management OYO dan pastinya tidak asal karena tim
operasional yang ada di dalam OYO Hotels adalah para manajer hotel berbintang
yang sudah berpengalaman.
Aplikasi OYO Hotels Indonesia Selalu ada Diskon (Foto Ali) |
Selain menggunakan
konsep manchise, ada beberapa keunggulan lain yang dimiliki OYO Hotels, antara
lain;
1). Mudah Memantau
Aplikasi OYO Hotels yang
dipegang pemilik hotel membantu pemilik hotel memantau operasional bisnis
hotelnya, memantau performa hotel, dan juga memantau keuangannya secara mudah
dan langsung. Selain itu, pemilik hotel dengan mudah dan cepat mendapatkan review
pelanggan.
2). Komunikasi Lebih
Cepat dan Tepat
OYO Hotels menyediakan
informasi yang lebih lengkap dan akurat pada para calon pelanggan karena semua
manajemen perhotelan ditangani langsung oleh OYO Hotels. Info dari data yang
dilansir oleh OYO Hotels, aplikasi OYO Hotels mampu mengurangi berbagai macam
pertanyaan yang diajukan oleh para tamu hingga 60%.
3). Punya Sistem Audit
Seringkali para
pemilik hotel yang bergabung dalam jaringan aplikasi hotel hanya mendapatkan review
pelanggan secara asal. Asal karena semua review atau ulasan tersebut, baik
buruknya tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
OYO Hotels menyediakan
aplikasi bernama Krypton Apk. Aplikasi ini untuk keperluan audit hotel
baik dalam hal properti hotel secara keseluruhan maupun audit tiap kamar. Tim
audit akan turun untuk mengecek secara langsung kondisi hotel dan mengatasi
masalah jika ada. Bisa dipastikan review yang diberikan oleh pelanggan adalah
nyata dan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
4). Penilaian Bagi
Pelanggan
Pelanggan hotel
pastinya ada yang berperilaku baik dan juga berperilaku buruk. OYO Hotels akan
memberikan penilaian bagi setiap pelanggan yang pernah berkunjung. Jadi secara
otomatis OYO Hotels dapat membedakan tamu mana saja yang sudah pernah menginap
di jaringan OYO Hotels, dan mempunyai perilaku yang buruk.
Hal ini sangat
dibutuhkan untuk mempersiapkan tindakan antisipatif terhadap tamu yang dinilai
berperilaku buruk, sehingga tidak ada kejadian yang merugikan hotel yang ada
dalam jaringan OYO Hotels.
Jaringan OYO Hotels
saat ini sudah merambah di berbagai kota di Indonesia dengan ribuan hotel yang
ditawarkan. Hebatnya, setiap saat ada saja diskon yang diberikan OYO Hotels. Mau
cari hotel? Coba cari di OYO Hotels.
Previous article
Next article
Seru tapi juga serem ya, hihihi.
BalasHapusBetewe, saya dulu pertama kai tahu OYO saat OYO baru saja masuk Indonesia kayaknya, yang mana ngasih imbalan kalau kita bisa mengajak teman download aplikasinya.
Lalu beberapa waktu kemudian, saya dapat hadiah voucher OYO dan langsung digunakan buat staycation aja di SUrabaya.
Asyik sih pakai OYO, pelayanannya bagus banget :)
Asyik ya, dapet vocer nginep hehehe
HapusSeru dan serem nih hehehehe.
BalasHapusSaya udah pernah nih pakai jasa OYO, nginap di hotel di Surabaya, pelayanan OYO memang bagus, bahkan saya ditelpon entah dari mana gitu memastikan kalau saya udah datang ke hotel.
Btw OYO juga banyak promo menarik, bikin bahagia mamak-mamak nih :)
Wah, keren bang. Aku kita tadi pas baca judulnya ke vientnam ternyata di batam ya. Semoga aja nanti bisa main ke Batam, Secara dekat dengan domisili kami saat ini yang sekarang sedang stay di Pekanbaru.
BalasHapusAmiiin, semoga segera
HapusWisata mistis memang banyak terdapat disejumlah daerah ya bang, apalagi kalau merupakan bangunan Belanda.
BalasHapusTentu banyak cerita mistis tersimpan didalamnya yang membuat penasaran,salah satunya batam seperti yang abang bilang.
Kalau didaerah saya Bengkulu, Benteng Malborough karena peninggalan penjajah tempo dulu saat masih belum merdeka
Waktu ke Bengkulu sempet berlama-lama di Benteng Malborough lho
Hapusuwuuuuw dinding baraknya instagramable bangeet.
BalasHapusbahkan aku baru tau loh kalau ada kampung vietnam di Indonesia. umumnya kan kampung arab atau kampung cina
Hehehe ... wajib ke sana kak
HapusMiris juga dengan tragedi kemanusiaan di Vietnam. Ratusan orang meninggal karena sakit setelah berbulan-bulan terkatung-katung di lautan. Sebuah cara bertahan hidup dengan mengungsi dari peperangan yang menyakitkan. Membayangkannya sudah bikin saya sedih.
BalasHapusPerang saudara karena perbedaan ideologi itu hanya menimbulkan kehancuran. Bagi anak-anak dan perempuan.
Suasana perkampungan Vietnam yang suram sekarang semoga kian banyak dikunjungi wisatawan yang ingin belajar sejarah dengan eduwisata. Apalagi adanya aplikasi OYO memudahkan wisatawan untuk penginapan.
Iya Kak, jadi salah satu aset wisata Batam ya Kak
HapusYay dulu saya sempat baca - baca reportase tentang manusia perahu yang terdampar di pulau galang. Penderitaan mereka tak terbayangkan,semoga semua yang pernah menghuni pulau galang sekarang hidupnya damai dan bahagia
BalasHapusAmiiin ya Rabbal alamin
HapusDuh kalau aku mgkin enggak berani kak. Karena aku sendiri penakut akut kl urusan mistis
BalasHapusDatengnya bareng-bareng aja
HapusBukunya udah jadi ya,.
BalasHapusSpeechless aku, aku pikir baru rencana.
baru tau si batam ada tempat begini, Syukurnya masih terjaga ya kang Ali.
Btw, aku penasaran bagian mistisnya. Lain kali cerita detail ya kang
Hehehe ...
Hapussiap Kak
Kampung Vietnam ini bagus banget ya bersih gitu tempatnya... Kayak terawat gitu... Apalagi skrng bisa liburan murah sejak ada oyo ini
BalasHapusIya, terawat banget Kak
HapusHuaa menarik banget nih tapi aku sendiri orangnya penakut huhu. Btw kalau OYO emang lebih murce sih menurutku.
BalasHapusKe sananya bareng-bareng aja Kak
HapusAwalnya saya kira Kampung Vietnam itu, tempat wisata yangs sengaja dibuat di Batam, Kang Ali. kebetulan saya tadi menonton tempat wisata yang sengaja dibuat ala-ala Korea.
BalasHapusTernyata dulunya tempat pengungsian warga Vietnam ya.
Sangat menarik sekali ini, Kang. Karena semuanya nyata dan apa adanya. Saat ke sana, seakan ikut merasakan kehidupan orang-orang Vietnam di sana.
Iya, asli Mas, hehehe. Ngeri-ngeri sedap
HapusYah sayang ya sekarang sudah nggak dipakai lagi. Seru kayaknya kalau masih ada pengungsi Vietnam yang bertahan di Pulau Galang. Keren tempatnya. Moga-moga bisa main ke Batam dan ngerasain nginep di OYO, hehe
BalasHapusTempat ibadahnya masih dipakai penduduk sekitar sih
HapusKeren Mas Ali,, traveling ke Kampung Vietnam, abis itu jadi deh satu buku anak ttg anak² kampung Vietnam. Produktif banget
BalasHapusHehehe
HapusWah baru kali ini mendengar soal Kampung Vietnam dan Pulau Galang. Trenyuh ya mendengar kisah perjuangan menyelamatkan diri sampai ke negara tetangga. Jadi saat ini pulau Galang hanya buat museum dan dokumentasi saja ya? Apakah pulau ini dibuka untuk umum?
BalasHapusDibuka buat umum dan masih sangat terawat Kak
HapusWah jadi di sana udah gak ada pengungsi lagi ya Kang? Kupikir masih ada gtu? beranak pinak di sana...
BalasHapusAku kyknya pernah baca berita ttg ini, eh tapi apa beneran mereka pulang, bukannya masih ada yang cari suaka juga ke negeri lain gtu gak sih?
Tapi bener adanya kampung itu seperti menceritakan kita ttg sisi kemanusiaan gtu yaaa
Sepertinya ada yang menetap dan merid sama orang Batam sih ... cuma mungkin nggak banyak
HapusYa Allah, Mbak, kalau saya pasti ngilu dan sering merinding kalau ke sana. Baca ini saja sudah rasanya gimanaaaa... gitu. Tentulah trauma mereka sedemikian besar sampai ada yang bunuh diri saat akan dipulangkan.
BalasHapusIya Kak, merinding disko
HapusWaduww mistis. Gak bisa nih saya..bukan apanya, soalnya saya kemana-mana pasti bareng krucils. Hahahha..yang ada ntar mereka bakal gelisah malah~
BalasHapusHihihi ...
HapusSeru bangeeett ini jalan2 mistis gitu. Tp Vietnam emang kyknya terkenal sama hal2 mistis yaa
BalasHapusIya Kak
HapusJadi kangen Batam, dulu sering banget jalan2 ke daerah barelang sana, sering lewatin kampung vietnam, pernah menelusuri sambil jalan kaki, berasa merinding kalau jalannya sendiri, kalau bersama rombongan yang ada foto2 terus disana.
BalasHapusIya, ngeri-ngeri sedap ya Kak
HapusAku bayangin aura sedihnya duh...Syukur semua sudah berlalu.
BalasHapusSemoga harapan Mas Ali untuk bisa membagikan buku Aku dan Anak-anak Kampung Vietnam terkabul ya...
Wah oyo ada di mana2 ya. Aku suka pake oyo harga terangkau bgt nih
BalasHapusBener banget
HapusWah sudah kesana, saya 2.5tahun tgl di Batam tp mau kesana belum kesampaian, soalnya kurang ramah dengan balita, lebih menarik ke pantai, hehehe sy jadi tahu nih gambaran disana, jd pgn baca bukunya jg
BalasHapus