Dayamaya, Bakti Kominfo Berdayakan Masyarakat Daerah 3 T

 


POTENSI ekonomi digital dari daerah terdepan, terluar, dan tertingal (3T) sering sekali tidak diperhatikan karena akses tidak mudah. Agar potensi yang ada bisa lebih dikembangkan dan dioptimalkan, pemerintah melalui Badan Aksesabilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melaksanakan program Dayamaya.

Program Dayamaya Kominfo mengajak para pelaku Startup eCommerce, Komunitas, Kelompok masyarakat dan UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi serta membuat solusi tepat guna bagi masyarakat di daerah 3T. Melalui program Dayamaya, Bakti Kominfo Berdayakan Masyarakat Daerah 3 T, diharapkan mampu mempercepat kemajuan di daerah 3T.

Hingga saat ini ada 5 inisiatif dari 18 inisiatif yang terpilih pada tahun 2019 dan sedang mulai berproses di masyarakat. “Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik,” kata Danny Januar Ismawan, Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah.

Program Dayamaya

Setelah melalui seleksi yang cukup ketat, dari 5 inisiatif, ada 3 inisiatif dari 18 inisiatif yang telah berkesempatan memberikan kontribusi kepada masyarakat yang tinggal di daerah 3T yaitu Atourin, Cakap, dan Jahitin.

1). ATOURIN

Atourin adalah perusahaan teknologi di sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan baik secara online maupun offline untuk industri pariwisata Indonesia. Pada tahun 2019 berkesempatan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna melalui program Dayamaya.

Menurut Reza Permadi selaku Tim Operasional Atourin, pada tahun 2019 ada 10 pemandu wisata di Natuna telah memiliki lisensi sehingga lebih berani melakukan self branding dan mulai memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi. Nah, dengan program bersama Dayamaya, ke depan diharapkan akan tumbuh lebih banyak lagi pemandu wisata yang berlisensi.


Program Atourin bersama Dayamaya (Foto Dok.Dayamaya)

Pada masa pandemi seperti sekarang ini, salah satu sektor yang terdampak pandemi adalah sektor pariwisata, oleh karena itu Atourin melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Peserta diajarkan bagaimana cara membuat tur virtual.

Dengan pelatihan ini, diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan layanan virtual tour baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Tur virtual ini sendiri manjadi platform baru, yang dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu panjang, tidak hanya di masa pandemi saja.

2). CAKAP

Cakap adalah platform online pembelajaran bahasa asing. Selaras dengan Atourin, Cakap sebagai platform online pembelajaran bahasa asing mendukung pengembangan daerah wisata dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi penguasaan bahasa, terutama bahasa Inggris.

Pada tahun 2019, melalui program Dayamaya, Cakap menyelenggarakan digital assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan standarisasi The Common European Framework of Reference for Languages (CEFR).

Program tersebut melibatkan peserta setingkat pelajar SMA sebanyak 250 orang. Kegiatan dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher).

Menurut Tommy Yunus selaku CEO Cakap, kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dalam usaha mengembangkan daerah wisata. Bahasa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan.


Pelatihan Bahasa Inggris yang dilakukan Cakap (Foto Dok.Dayamaya)

Pelatihan-pelatihan tersebut akan terus berlanjut dan calon peserta bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan melalui website resmi Cakap. Hingga saya menulis informasi ini, telah ada beberapa daerah yang mendaftar yaitu Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Bangka Belitung. Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan sebagai daerah terbanyak yang mendaftar menjadi peserta.

Para peserta pelatihan kemudian mendapatkan akses kelas webinar, materi pembelajaran dalam bentuk ebook, akses video pembelajaran, kuis untuk evaluasi dan mengukur kemampuan bahasa Inggris selama program, pendampingan oleh guru profesional dan lokal fasilitator, serta mendapatkan sertifikat penyelesaian di akhir program.

3). JAHITIN

Jahitin adalah academy pemberdayakan SDM dengan meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Melalui workshop pengolahan limbah kain tenun, Jahitin mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai jual, seperti untuk membuat cushion pillow.

Tidak hanya itu, Jahitin juga membantu para penjahit agar dapat lebih mudah mengakses pasar. Dampaknya saat ini penjahit di Sumba sudah mendapatkan akses langsung berhubungan dengan Dinas Perdagangan.


Workshop Pengelolaan Limbah Kain Tenun (Foto Dok.Dayamaya)

Pada masa pandemi seperti sekarang ini, Jahit memberikan pelatihan bagaimana cara membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Hasilnya, para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan order membuat 5000 masker.

Keren banget ya, program Dayamaya, Bakti Kominfo Berdayakan Masyarakat Daerah 3 T ini. Saya yakin, jika program-program yang dilakukan Dayamaya terus diadakan dan berkelanjutan, masyarakat di daerah 3 T akan makin maju dan berkembang.

Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

"Monggo, ditunggu komentarnya teman-teman. Terima kasih banyak"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel