5 Alasan Banyak Orang Berobat di Malaysia

 


SEJAK pandemi, saya dan keluarga benar-benar nggak pernah ke dokter, padahal sebelum pandemi tiap minggu pasti cek rutin, seperti cek kesehatan gigi, mulut, mata, dan lainnya. Sekarang kalau ke dokter harus janjian dan kalau benar-benar nggak perlu penanganan dokter cukup konsultasi melalui telepon.

Padahal, tidak semua orang tahu kondisi yang sebenarnya. Ketika sakit, apa cukup konsultasi saja atau harus diperiksa langsung oleh dokter? Jika kondisi seperti ini dibiarkan, bisa-bisa pasien tidak lagi mau berobat di sini dan memilih negara lain, contohnya berobat di Malaysia yang sejak beberapa tahun ke belakang jadi pilihan masyarakat Indonesia.

Menurut Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC), pada tahun 2011 saja ada sekitar 641 ribu pasien mancanegara berobat ke Malaysia. Angka tersebut meningkat menjadi 882 ribu pasien pada 2014.

Sebagian besar pasien luar negeri yang berobat ke Malaysia berasal dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Singapura, Vietnam, dan Indonesia. Dan Indonesia menjadi salah satu pasar utama.

Hingga saya menulis ini, informasi yang saya dapat dari MHTC, setiap bulan pasien dari Indonesia mencapai 7000 pasien. Mereka berasal dari Jakarta, Surabaya, dan Medan menjadi pasien yang mendominasi untuk melakukan wisata medis ke Malaysia.

Tidak heran jika kemudian International Medical Travel Journal menganugerahi Malaysia sebagai destinasi utama wisata medis yang berkembang paling pesat di benua Asia.


 

Alasan Berobat ke Malaysia

Meski pun dunia medis di Indonesia semakin hari semakin mengalami kemajuan, baik dari sisi sistem teknologi hingga dari tim dokter dan para ahli, namun tetap saja banyak masyarakat Indonesia yang lebih memilih berobat ke luar negeri, yakni Malaysia.

Dari seluruh layanan yang ditawarkan, ada beberapa layanan yang paling diminati masyarakat Indonesia. Diantaranya Medical Full Check Up, Ortopedi, Kardiologi, Onkologi (kanker), IVF (program bayi tabung), Syaraf (neurologi), Dental dan Estetika (bedah kosmetik), Perawatan Kesehatan, dan Pencegahan.

Pasien yang berasal dari negara mana pun, termasuk dari Indonesia melakukan perjalanan medis ke Malaysia selain untuk melakukan pengobatan juga sekaligus berwisata.

Waktu mereka tinggal di Malaysia tergantung pada pengobatan yang tengah dijalani. Contoh pasien yang melakukan Medical Full Chek Up, pasien biasanya menghabiskan waktu 3 hari 2 malam. Pada hari pertama mereka melakukan Medical Full Chek Up, hari berikutnya berwisata atau belanja. Selain tersebut, ada beberapa alasan lain, di antaranya;

1). Akses Informasi Mudah

Rata-rata akses informasi rumah sakit di luar negeri seperti Malaysia cukup mudah didapat dan cukup responsif menanggapi pertanyaan dari calon pasien. Bahkan, beberapa rumah sakit menawarkan paket khusus turis yang ingin berobat, mulai dari paket layanan di rumah sakit, transportasi, hingga penginapan atau akomodasi ketika berobat.

Akses informasi yang mudah ini membuat calon pasien nyaman karena mendapatkan informasi yang lebih lengkap seputar prosedur maupun biaya pengobatan. Belum lagi dengan adanya program medical tourism yang didukung oleh banyak pihak. Semakin memudahkan calon pasien.

2). Fasilitas Lengkap dengan Teknologi Mutakhir

Fasilitas dan teknologi mutakhir yang dimiliki rumah sakit-rumah sakit di Indonesia sebetulnya tidak kalah lengkap dan mutakhirnya seperti yang disediakan rumah saki-rumah sakit di Malaysia. Hanya saja, memang belum semua rumah sakit di Indonesia mengikuti perkembangan teknologi tersebut.

Harap maklum karena pertumbuhan penduduk di Indonesia cukup tinggi sehingga memunculkan berdirinya rumah sakit untuk berbagai kalangan kelas ekonomi. Efeknya, belum semua rumah sakit bisa memiliki fasilitas yang optimal.

Berbeda sekali dengan jumlah rumah sakit di negara yang menerapkan program Medical Tourism seperti Malaysia. Karena jumlah rumah sakitnya terbatas, maka pemerataan dari segi pemenuhan fasilitas dan teknologi pun lebih mudah.

3). Akreditasi Internasional

Karena menerapkan program Medical Tourism, sebagian besar rumah sakit di negara tujuan berobat seperti Malaysia telah mengantongi pengakuan dan akreditasi international. Rumah sakit-rumah sakit tersebut mendapatkan akreditasi melalui instansi yang mempunyai otoritas seputar kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit seperti Joint Commission International (JCI) atau International Organizational Standardization (ISO) 9000.




4). Biaya Lebih Murah

Biaya berobat di Malaysia terbilang murah bagi masyarakat Indonesia dibandingkang dengan negara-negara lainnya. Biaya berobat di Malaysia murah karena dipengaruhi pertumbuhan populasi penduduk yang tidak terlalu tinggi, yang diikuti pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil.

5). Berobat Sambil Traveling

Siapa pun tidak bisa memungkiri, rata-rata masyarakat Indonesia yang menjalani pengobatan di luar negeri biasanya sekaligus traveling atau jalan-jalan. Jadi, orang Indonesia memilih destinasi berobat juga sekaligus ingin menyegarkan pikiran dengan pergi sejenak ke negara lain.

Seperti yang saya ceritakan di atas, untuk Medical Full Check Up, pasien bisa menghabiskan waktu kurang lebih 3 hari 2 malam. Sehari untuk Medical Full Check Up, hari berikutnya traveling. Kapan lagi kan, bisa jalan-jalan ke luar negeri sambil mengecek kesehatan?

Selain kelima point di atas, ada point yang sangat penting yang membuat masyarakat makin nyaman berobat ke Malaysia adalah keamanan pasien dan standar pelayanan tenaga medis yang sangat ketat dan terjaga. Tidak heran jika masyarakat Indonesia banyak yang memutuskan untuk berobat ke Malaysia karena mereka benar-benar menerapkan MalaysiaHealthcare di bawah pengawasan Malaysia Healthcare Travel Council.


Batu Cevas, Salah Satu Obyek Wisata Favorite di Malaysia (Foto DokPri)

 

Malaysia Healthcare Travel Council

Malaysia Healthcare Travel Council (MTHC) sendiri adalah badan pemerintah di bawah Kementrian Keuangan Malaysia, yang telah diberikan kepercayaan untuk mengelola pariwisata kesehatan di Malaysia.

Hingga saya menulis ini MTHC telah bekerja sama dengan 69 rumah sakit  swasta di seluruh Malaysia. MHTC berkantor pusat di Kuala Lumpur dan mempunyai perwakilan di beberapa negara yaitu di Indonesia, China, Myanmar dan Vietnam.

Rumah sakit yang ada di bawah MHTC memiliki standart internasional. Karena sebagai salah satu syarat bisa berkolaborasi dengan pemerintah Malaysia adalah memiliki akreditasi internasional.

Salah satu fungsi MHTC adalah melayani konsultasi calon pasien yang ingin berobat  ke Malaysia baik  melalui telepon atau langsung mengunjungi kantor perwakilan. Kantor perwakilan MHTC di Indonesia ada di Jakarta. Selain itu MHTC membantu calon pasien membuat rencana perjalanan hingga menyarankan rumah sakit yang sesuai dengan kondisi dan budget calon pasien.

Enaknya lagi, pasien yang akan berobat ke Malaysia akan mendapatkan fasilitas dan layanan penjemputan dari pihak MHTC. Penjemputan dari bandara menuju rumah sakit rekanan yang dituju pasien.




Saat ini MHTC konsen pada 3 (tiga) jenis pengobatan yang meliputi Fertility, Cardiology, dan Oncology. Beberapa rumah sakit yang bekerja sama dengan MHTC fokus pada ketiga jenis pengobatan tersebut.

So, kalau kalian ingin berobat keluar negeri terutama ke Malaysia bisa kepoin situs atau media sosialnya MHTC atau Malaysia Healthcare Travel Council yang sangat mudah diakses kapan pun dan dari mana pun. Salam sehat selalu!

Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

"Monggo, ditunggu komentarnya teman-teman. Terima kasih banyak"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel