Marlo Eat and Share Tak Sekadar Cafe

Marlo Eat and Share siang itu terlihat hening, meski beberapa pengunjung terlihat asyik bersenda gurau sambil menikmati makanan. Mereka terlihat menikmati suasana Café Marlo Eat and Share dengan senang dan nyaman.
“Hidup itu udunan,” ungkap Abu Marlo, salah seorang magician jebolan ajang pencari bakat magician di salah satu stasiun teve sesaat setelah bercerita panjang lebar tentang café yang didirikannya tahun 2014 lalu. Café Marlo yang beralamat di Jalan Tamblog 48-50 Bandung. Tidak jauh dari 0 Km Kota Bandung.
Udunan dalam bahasa Indonesia artinya patungan. Konsep hidup yang sangat simpel, tetapi memiliki makna yang sangat luas.
Bincang-Bincang Akrab

Sebelum dikenal sebagai magician, Abu Marlo sudah akrab dengan dunia jalanan. Bukan sebagai preman apalagi sebagai anak jalanan, melainkan sebagai aktivis komunitas berbagi nasi yang sudah cukup kondang.
Konsep komunitas berbagi nasi juga sangat simpel, aktivis yang suka kumpul cukup membawa sebungkus nasi dari rumah, ketemu sesema aktivis, lalu jalan bareng membagi-bagi nasi bungkus yang dibawa kepada penghuni jalanan. Aktivitas berbagi nasi berpindah-pindah supaya terbagi rata.
“Kita kalau berbagi nasi di sepanjang Jalan Asia-Afrika (Bandung) saja, seribu bungkus nggak akan cukup. Selalu kurang dan kurang,” ceritanya.
Dari komunitas berbagi nasi inilah, Abu Marlo mengenal dunia jalanan. Dunia yang luar biasa edun. Di Bandung ada 12 Distrik tempat tinggal keluarga yang hidup di jalanan. Mereka rata-rata sebagai peminta-minta, pengamen, dan sebagainya. Walau pun hidup mereka bergantung dengan dunia jalanan, ternyata mereka sangat konsumtif.
“Mereka hidup seolah hanya untuk kesenangan. Mereka hidup tergantung dari rentenir. Setiap bulan mereka disuport apa pun oleh rentenir dan apa yang mereka lakukan di jalanan itu untuk membayar rentenir,” Abu Marlo melanjutkan ceritanya.
Apa yang kemudian Abu Marlo lakukan? Mengharap terjun lansung pemerintah jelas terlalu lama. Pekerjaan pemerintah terlalu banyak, kalau nunggu mereka yang mengentaskan entah akan tumbuh berapa distrik lagi.
Akhirnya, bersamaan dengan didirikan Café Marlo, Abu Marlo pun mengajak salah satu distrik yang dihuni keluarga yang hidup di jalanan, tepatnya di Distrik Sukajadi. Dari sekitar 50-an keluarga, ternyata tidak banyak yang mau berubah dari kehidupan yang mereka jalani sekarang. Sungguh, sangat tragis sekali ya …
Niat sudah bulat, walau tidak banyak yang mau dientaskan, Abu Marlo tetap jalan. Keluarga-keluarga yang mau dibina setiap minggu dilatih ketrampilan, hasilnya, sekarang telah 10 keluarga dientaskan. Alhamdulillah …
“Jadi kalau teman-teman makan di sini, keuntungannya tidak hanya untuk saya dan pegawai saya, tetapi juga untuk membantu mereka. Makanya, café ini tage line-nya adalah Eat and Share. Makan dan Berbagi,” tuntas Abu Marlo sambil mengenakan kaca mata hitamnya untuk foto sesion.

Eat and Share
Marlo Eat and Share berada di pusat kota. Ini jalur satu arah, jadi sebaiknya kalau mau bersantai di Café yang super duper nyaman ini lalui saja Jalan Merdeka lurus hingga Hotel Papandayan, belok kiri nanti akan sampai di tempat tujuan.
Begitu datang, saya langsung memesan Silky Desert rasa strowberry. Desert yang tampilannya menawan ini benar-benar menggugah selera. Isinya, selain es cream ada taburan gula bubuk, kacang mete, bubuk oreo, coklat, dan butiran mutiara warna merah (saya kurang begitu tahu namanya apa), tetapi ketika dimakan, begitu sampai dimulut butiran tersebut pecah dan rasanya sedikit kecut. Makin melengkapi rasa.
Menu yang disediakan Café Marlo utamanya memang menu eropa, tetapi dimix dengan menu lokal. Kombinasi makanan tersebut menjadikan makanan yang dihidangkan spesial. Salah satu menu yang jadi favorite penggunjung Seblak Terdelion. Sayangnya, menu ini tidak cocok di lidah saya, jadi saya cukup mencicipi saja.
Usai menghabiskan Silky Disert, saya memilih makan Sapi Hot Plate. Daging sapi dengan tahu susu dimasak bersama cabe grandong. Selain gurih, kenyal, juga super sedap. Sapi Hot Plate enak dimakan bersama nasi.
Buat temen-temen yang suka makanan pedas, bisa coba cemilan Tahu Iblis. Tahu yang digunakan tahu susu, jadi meskipun amat pedas, tetapi tetap enak dilidah. Masih banyak makanan lain, yang kalau dipesan setiap hari pun tak akan membosankan.

Silky Desert yang Menggugah Selera
Capuccino yang Yammi
Sapi Hotlet yang Bumbunya Pas
 
Seblak Rasa Eropa
 
Tahu Iblis yang Mantab Rasanya
Tak Hanya Café
Selain café, di dalam bangunan ada butik sepatu milik istri Abu Marlo, jadi buat pecinta sepatu bisa sambil pilih-pilih. Sebelum masuk butik sepatu ada ruang berisi buku-buku yang bisa dibaca pengunjung. Tepat di dindingnya tertempel rak buku bertulisnya READ. Buat yang suka baca buku pasti ngiler deh, lihat rak ini.
Suasana di café  tidak bising, sehingga cukup nyaman untuk bersantai, ngobrol sama teman-teman atau bahkan untuk meeting. Ada ruang meeting khusus yang sangat private di sini. Satu lagi, WiFi-nya sangat lancar.
Oh iya, di sini juga dijual barang-barang seperti tas hasil kerajinan tangan pengrajin binaan Abu Marlo. Di belakang, ada ruang yang cukup besar untuk para pengrajin. Ruangannya cukup bersih dan nyaman, membuat para pengrajin betah.
Spot Foto-Foto Yang Keren


--------
Marlo Eat and Share
Jl. Tamblong 48-50
Bandung
Previous article
Next article

10 Komentar

  1. Jadi lapar pak... photo2 yang menggiurkan. Asyik ya value added-nya bersifat sosial. Maju terus utk Marlo Eat and Share !

    BalasHapus
  2. Hangout di Marlo Cafe emang asyik banget, ya, Kang Ali? Menunya nikmat, nongkrongnya asyik, bisa sambil share lagi. :)

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. Itu seblak rasa eropa gmna rasa'a? jdi penasaran :D

    BalasHapus
  5. Kalo main ke bandung ntar coba-coba deh main ke sini

    BalasHapus
  6. keren yaaa konsepnya..ngga cuma untuk usaha tapi untuk bberbagi kang, sukaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bener banget. Kalau ke Bdg jangan lupa ke sini ya

      Hapus

"Monggo, ditunggu komentarnya teman-teman. Terima kasih banyak"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel