Info
Menolong dengan Gelang Harapan
SEJAK pertengahan
tahun 2015 lalu, Lelaki Berciput sudah sering mendengar Gelang Harapan yang
didengang-dengungkan oleh artis Wulan Guritno. Gelang harapan yang terlihat
simpel ternyata menyimpan banyak arti.
Bahkan, sejak akhir
tahun lalu Wulan bersama dua rekannya gencar mencari Warrior of Hope di sekolah dan kampus-kampus. Warrior of Hope
adalah sebutan bagi pejuang harapan yang mendedikasikan diri untuk berbuat
baik, menyebarkan kebaikan dari hal kecil hingga hal besar.
***
Berawal dari impian dan sebuah harapan kecil untuk
membangkitkan solidaritas dan budaya menyumbang di antara masyarakat,
terciptalah gerakan Bracelet of Hope yang diprakarsai
oleh Janna Soekasah, Amanda Soekasah, dan Wulan Guritno. Gerakan tersebut kemudian diwujudkan
dalam
bentuk Gelang Harapan, gelang yang dibuat khusus dari kain Pelangi Jumputan karya
desainer Indonesia Gea Panggabean.
Menggunakan kain Pelangi Jumputan karena pelangi merupakan
simbol harapan. Gelang tersebut membawa pesan kepada masyarakat untuk peduli,
terutama peduli pada penderita kanker. Membawa pesan kepada masyarakat untuk
selalu menyebarkan harapan bagi penderita kanker maupun keluarga penderita
kanker.
Tak dinyana, gerakan tersebut mampu menjangkau banyak
kalangan. Sejak diluncurkan, lebih kurang 11.000 lebih gelang terjual. Seluruh
hasil keuntungan penjualan kemudian disalurkan kepada para penderita kanker
dan keluarganya.
Gerakkan @gelangharapan #BraceleOfHOPE berkomitmen untuk
terus menyebarkan harapan kepada seluruh lapisan masyarakat, berawal memberi
harapan kepada pejuang kanker dan keluarganya. Pada tahun-tahun mendatang
Gelang Harapan memberi harapan pada segala aspek kehidupan.
Bicara kangker, Lelaki Berciput jadi teringat sahabatnya,
seorang CEO sebuah perusahaan PR ternama di Indonesia yang hampir setiap tahun
mendapat penghargaan sebagai perusahaan PR terbaik di Indonesia bahkan di asia.
Dalam sebuah perjalanan selama satu minggu di Jepang, beliau
bercerita salah satu gerakan yang digalangnya untuk silaturahmi dan saling
menguatkan bagi penderita kangker. Gerakan tersebut sekarang sudah merangkak di
beberapa kota besar di Indonesia.
Beliau merasa miris dengan pemerintah yang tiba-tiba mencabut
izin penggunaan salah satu alat pengobatan kangker hasil produksi anak bangsa.
Padahal, alat tersebut telah diakui masyarakat dunia. Banyak pejuang kangker
yang sembuh setelah menggunakan alat tersebut.
Pemerintah melarang penggunaan alat tersebut dengan alasan,
alat tersebut belum terbukti secara medis. Sangat naif sekali, bukan? Padahal
sudah jelas-jelas memberi manfaat bagi banyak pejuang kangker. Selama sebulan,
sejak diperentikan peredarannya, hampir 100 lebih pasien yang tidak mendapat
perawatan. Saat ini, gerakan mengetuk hati pemerintah untuk mencabut larangan
tersebut terus bergulir di kalangan masyarakat.
Walau Lelaki Berciput hanya mendengar, tetapi ikut merasakan
betapa pentingnya dukungan untuk pejuang kangker. Lebih luas lagi, dukungan
untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Gerakan yang dilakukan Wulan serta kedua sahabatnya penting untuk
diinformasikan seluas-luasnya kepada masyarakat, termasuk melalui Film I Am
Hope.
Film I Am Hope
Sebagai insan perfileman yang sangat diperhitungkan, tentu
Wulan tidak dengan serta merta membuat film. Setelah inspirasi didapatkan, baru
kemudian ide cerita, membentuk tim produksi, dan sebagainya sehingga shooting dan film siap tayang Bulan
Februari 2016 mendatang.
Film yang diproduseri Wulan Guritno, diproduksi oleh Alkimia Pictures kemudian disutradarai Adilla Dimitri, yang tak lain suami Wulan.
Film dibintangi oleh para bintang senior
seperti Tio Pakusadewo dan Ray Sahetapy dan para pemain muda berbakat
seperti Tatjana Saphira dan Alessandra Usman. Ada juga Fachri Albar, Feby Febiola, Fauzi Baadilah, Kenes
Andari, Ariyo Wahab, Ray Sahetapy, dan Ine Febriyanti.
Film berkisah tentang perjuangan seorang gadis muda berusia
21 tahun bernama Mia (diperankan oleh Tatjana Saphira) yang divonis dokter
mengidap penyakit kanker. Dalam situasi tersebut, ada seorang sahabat Maia
(diperankan oleh Alessandra Usman) yang memberikan semangat serta inspirasi
kepada Mia untuk melalui tantangan demi tantangan dalam menghadapi penyakit
kanker. Mia kemudian tertantang untuk memperjuangkan mimpinya dalam berkarya.
Bagaimana kisah Mia dalam memperjuangkan mimpinya? Bisa kita
liat pada tanggal 18 Februari 2016 di seluruh bioskop di Indonesia.
Seperti halnya Gelang Harapan yang keuntungannya
disumbangkan, keuntungan Film I Am Hope pun 25% keuntungan akan disumbangkan ke
yayasan kangker atau kegiatan untuk awareness cancer, jadi tidak ada
alasan untuk tidak menonton film tersebut karena selain mendapat pencerahan dan
hiburan juga kita bisa menyumbang.
Oh iya, Gelang Harapan didesign untuk pria dan wanita dengan
beberapa model yang bisa dipilih, jadi siapa pun tidak perlu ragu untuk
menggunakan gelang tersebut. Harganya cukup murah, hanya Rp.100.000,-.
Penggalangan dana yang mereka sebut sebagai “Journey Of Hope” atau “Perjalanan
Harapan” bisa diakses melalui website Gelang Harapan.
Melalui website tersebut, siapa pun dapat bergabung menjadi
Warriors of hope. Siapa pun dapat membantu mewujudkan harapan dan
mengekspresikan kepedulian terhadap penderita kanker. I am hope, and you?
@KreatorBuku
Previous article
Next article
i hope can watch this movie
BalasHapusYuk nonton rame-rame
HapusItu Ada Nama Saya pemerannya. rame kayaknya
BalasHapusWah bintangnya ada di sini
HapusGelangnya cantik-cantik
BalasHapusBener buanget Leyla
HapusD mna bsa dot gelangnya utk wil medan/sumut ?
BalasHapusTanya langsung ke webnya gelang harapan ya buat detil wilayah
HapusD mna bs dpt gelangnya utk wil medan/sumut.
BalasHapus