Kuliner
Review
Wisata
Buka Puasa di Prama Grand Preanger Serasa Buka di Kampung
SALAH satu hal yang menyenangkan saat
Shaum Ramadhan adalah saat berbuka. Setelah seharian menahan diri dari apa pun yang membatalkan
puasa termasuk makan dan minum, maka pantas jika saat berbuka menjadi saat yang
paling dinanti-nantikan.
Kebetulan sekali, beberapa hari lalu
saya dan teman-teman Blogger Bandung serta teman-teman media buka puasa bersama
di Prama Grand Preanger, Jl. Asia Afrika No. 81 Bandung. Seperti orang lain,
saya pun sangat senang saat berbuka puasa, apalagi berbuka di salah hotel
ternama di Kota Bandung tercinta.
Kurang lebih setengah jam menjelang
waktu berbuka, saya tiba di Prama Grand Preanger dan diminta naik eskalator
menuju lobby. Ada suasana berbeda begitu tiba di lantai lobby. Sebuah gerbang
gapura dari kayu, daun pohon kelapa, dan papan bertuliskan “Kampoeng Preanger”
seolah menyambut kedatangan saya dan pengunjung lainnya.
Ada replika rumah petani yang
dilengkapi dengan sepeda, cangkul, dan batang-batang pohon, rumput, serta hasil
bumi berserak di depannya, warung khas perkampungan yang menjual cemilan
tradisional dan sebagainya. Suasana makin terasa berada di kampung selain
karena suasana begitu hening juga terdengar gemericik air yang ada di bawah
jembatan penyeberangan.
“Ini beneran kayak di kampung,” kata
salah satu teman blogger sebelum foto-foto cantik di depan rumah petani.
Warung di Kampoeng Preanger (Foto Kang Alee) |
Rumah Petani Bahagia (Foto Kang Alee) |
Jelang waktu berbuka, saya menyusuri
Kampoeng Preanger hingga restoran, suasana kampung benar-benar terasa. Tak
hanya suasana yang dibangun, makanan-makanan yang disediakan untuk berbuka pun
didominasi makanan tradisional yang lezat. Mulai dari gorengan, mie kocok,
seblak, nasi liwet, nasi bakar, gulai, rendang, hingga sate tersedia di sini.
Semua bikin ngiler, hehehe.
Baru saja memilih tempat duduk, azan
magrib berkumandang, segera saja saya mengambil kurma, sirup, dan agar-agar
untuk mengawali buka puasa. Tak lupa, ambil camilan kue bolu yang sudah
dipotong-potong dan kue coklat. Saya suka sekali dengan kue coklat bulatnya,
kue coklat bulatnya begitu dimakan coklatnya seolah langsung menyebar ke
sepenjuru mulut. Perfekto!
Kue-Kue Pembuka Puasa Setelah Kurma (Foto Kang Alee) |
Sebelum makan berat, saya shalat
terlebih dahulu di lantai bawah. Mushala yang tidak terlalu besar, tetapi cukup
bersih sehingga nyaman untuk beribadah.
Karena masih agak kenyang, saya
lihat-lihat lagi gerobak makanan tradisional di luar restoran, seblaknya sangat
menggoda, tetapi karena saya belum kuat makan makanan yang pedas, saya hanya
mencicipi saja dari teman. Seblaknya gurih dan yummy. Rasa kampungnya masih
kerasa walau disediakan oleh hotel bintang lima.
Mie kocok, ayah goreng, sate, dan mie
gorengnya juga sangat menggoda. Saya tahan dulu untuk mengambilnya karena masih
agak kenyang. Saya coba kendurkan perut dengan makan salad sayur, itu pun hasil
ngerampok racikan salad tante Efi, hehehe.
Salad Racikan Neng Efi Thea (Foto Kang Alee) |
Rasanya tidak tahan ingin sekali
mengambil mie kocok atau sate, tetapi karena belum makan nasi akhirnya saya
ambil Nasi Hijau. Saya penasaran dengan Nasi Hijaunya, saya pikir rasanya agak
pedas, ternyata gurih lho, mirip seperti nasi uduk hanya tak terlalu banyak
santannya. Baunya juga bukan bau santan, melainkan bau kemangi.
“Warna hijau itu memang dari
kemangi,” kata Chefnya.
Oh, pantas saja, wangi, gurih, enak,
dan sedap. Makin mantap dimakan dengan lauk Fish Picatta, Gulai Telur, Rendang
Daging, plus Jagung Sosis Sayuran. Waaah, kombinasi yang tidak perlu
sebetulnya, tetapi saya menikmatinya, hehehe.
Nasi Hijau Ala Kampoeng Preanger (Foto Kang Alee) |
Sajian Mie Kocoknya Menggoda Iman (Foto Kang Alee) |
Usai makan Nasi Hijau, saya ikut
mencicipi mie kocok, mie goreng, dan satenya. Porsinya tak banyak, hanya cukup
merasakannya saja. Sama seperti seblak, rasa kampungnya masih sangat terasa.
Waduh, ini di kampung apa di hotel, sih? Saya yakin, siapa pun yang ikut
merasanyakannya akan merasakan hal yang sama. Setelah mencicipi semua sebagai
penutup saya ambil segelas es cream.
Berbuka puasa di Prama Grand Hotel
Preanger ini benar-benar mantap, semakin mantap karena harga yang ditawarkan
untuk berbuka semua makanan ini hanya Rp185.000,- net, tidak nambah apapun.
Kita bisa merasakan semua kenikmatan menu-menu yang disediakan dari pukul 18.00
hingga 22.00 WIB.
Lokasi Prama Grand Preanger sangat
strategis, berada di titik 0 KM Bandung, di Jalan Asia Afrika, jadi sangat
mudah sekali patokannya. Jika dari luar kota pun mudah dijangkau dari Stasiun
Kereta Api Bandung dan dari Bandara Husaen Sastranegara Bandung.
Prama Grand Preanger sendiri
menyediakan 187 kamar dengan 6 tipe. Fasilitas yang disediakan antara lain
Wifi, televisi dengan channel favorit, minibar, dan perlengkapan membuat teh
dan kopi. Pelayanan room servis 24 jam, pelayanan binatu, dan juga pelayanan
valet. Jadi, kalau pas ke Bandung tengah malam dan belum tahu mau nginep di
mana, bisa langsung hubungi costumer servisnya aja. Selain bisa tidur nyaman,
bisa menikmati berbuka puasa ala Kampung Preanger.
@KreatorBuku
Previous article
Next article
Tempatnya enak banget Kang mengingatkan pada kampung halaman. masih nganggo bilik.
BalasHapusIya, bener banget, hehehe
HapusSebagian kita yang tinggal di kota pada dasarnya orang kampung. ^_^ Jadi bisa bernotalgila deh...
BalasHapus