Review
Wisata
Selain Water Park, Traveling ke Purbalingga dan Kebumen Juga Ada Benteng, Masjid Unik, dan Pantai
AKHIR
bulan lalu, saya ada acara di daerah Bumi Ayu, Brebes, Jawa Tengah. Kebetulan acara
bertepatan dengan long weekand, jadi
sekalian ajak keluarga. Sayang kan, sudah pergi jauh tidak sekalian jalan?
Bunyang
kemudian bikin itinerary untuk menghabiskan waktu selama di sana. Ke mana lagi
kalau bukan mengunjungi beberapa destinasi wisata di sekitar Kota Bumi Ayu
seperti Purwokerto, Kebumen, dan Purbalingga.
Jadilah,
sehari sebelum acara saya pergi malam-malam dari Bandung menggunakan kendaraan
supaya tiba di lokasi acara sebelum subuh. Seperti acara bepergian sebelumnya,
supaya anak-anak nyaman, saya biarkan anak-anak membawa handphone untuk
menghalau kejenuhan.
Sesuai
perkiraan, tiba di lokasi tepat sebelum subuh sehingga saya bisa istirahat
sejenak. Kebetulan lokasi acara kali ini di sebuah pesantren yang tak lain
adalah almamater saat saya SMP, jadi nostalgia, deh.
Alhamdulillah
acara dimulai tepat waktu, jadi saya bisa kembali istirahat setelah mengisi
acara. Acara kepenulisan yang dihadiri kurang lebih 700 santri itu buat saya
sangat berkesan karena jarang sekali ada acara kepenulisan di
pesantren-pesantren. Harapan saya, semoga setelah acara tersebut banyak lagi
penulis yang lahir dari pesantren.
Saya
dan keluarga sempat menginap semalam di sana sambil mengenang masa-masa di
pesantren dulu. Selain mengenang, sempat berkunjung ke salah satu guru yang
dulu paling galak, bertemu teman-teman seangkatan yang sekarang jadi pengajar,
dan tentu saja berbagi dengan para santri yang siang tidak sempat ikut acara. Benar-benar
reuni yang menyenangkan, hehehe.
Keliling Purbalingga dan Kebumen
Setelah
puas bertemu teman-teman, saatnya menjamu keluarga, hehehe. Pagi-pagi sekali
saya pamit dari pesantren dan langsung menuju Purbalingga. Kenapa saya pilih
Purbalingga? Karena anak-anak sudah lama ingin mengunjungi salah satu Waterpark
di sana, apalagi kalau bukan Awabong.
Karena
ini acara jalan-jalan, saya pastikan batere handphone penuh. Begitu pun batere
powerbank. Bukan apa-apa, tahu sendiri, kalau lagi jalan-jalan dan handphone
kehabisan batere kita jadi mati gaya.
Selain
itu, kuota internet juga sudah diantisipasi supaya bisa tetap update di media
sosial, hehehe. Bukan apa-apa, biar semua langsung tahu kondisi terkini dari
tempat-tempat yang dikunjungi. Termasuk aplikasi untuk share file seperti bluetooth.
Buat jaga-jaga kalau-kalau koneksi internet tiba-tiba hilang.
Secanggih
apa pun internet, kalau koneksinya terputus tidak ada gunanya, maka tetap perlu
yang namanya bluetooth. Kalau belum punya handphone dengan fasilitas bluetooth,
nggak usah ragu untuk cari lewat toko online karena toko online juga jual headphone
bluetooth.
Awabong dan Masjid Ceng Ho
Setelah
beberapa jam, mobil yang saya kendarai merapat di Awabong. Anak-anak sepertinya
sudah tidak tahan untuk menikmati salah satu wisata air terbesar di Jawa Tengah
tersebut, jadilah usai mengantongi tiket mereka berlarian mencari spot paling
enak untuk bermain air.
Ada
beberapa permainan yang dicoba. Seperti kolam ombak, kolam snorkeling, kolam
air panas, pijat ikan, dan prosotan yang tingginya membuat saya geleng-geleng
kepala, hehe.
Saya
sengaja kasih mereka waktu tidak banyak supaya target destinasi yang sudah ada
di itinerary tercapai. Makanya, begitu waktu habis anak-anak langsung ganti
baju dan melanjutkan destinasi selanjutnya.
Oh iya,
sempat juga kita shalat di Masjid Ceng Ho yang ada di Purbalingga, lho. Masjid terletak
di Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet. Dari pusat kota Purbalingga kurang
lebih jaraknya 12km ke arah utara. Tidak jauh dari Awabong.
Masjid
ini merupakan bentuk akulturasi arsitektur Tiongkok dan Jawa. Sekilas bentuk
masjid ini mirip kelenteng. Tidak ada kubah bulat pada bagian atap masjid
layaknya tempat ibadah umat muslim kebanyakan.
Kubah
masjid ini berbentuk pagoda bersegi delapan yang bertingkat-tingkat.
Masing-masing sisi dan tingkat menonjol keluar seperti ekor naga.
Warna
merah dan kuning mendominasi keseluruhan masjid Cheng Hoo, mirip dengan warna
kelenteng yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Selain warnanya yang
menonjolkan ciri arsitektur Tiongkok, masjid Cheng Hoo juga dihiasi oleh
beberapa lampion khas Tiongkok yang juga berwarna merah dan kuning.
Selain
itu, pilar-pilar masjid yang ada di luar juga berwarna merah. Sementara itu
jendelanya berbentuk segi delapan dengan tepian berwarna merah dan kuning.
Pada
bagian pintu masuk utama, terdapat tulisan kanji berwarna kuning keemasan di
atas papan berwarna hitam. Sementara itu di bagian sisi kiri bangunan terdapat
sebuah beduk yang berwarna merah, warna yang jarang digunakan pada beduk-beduk
di masjid lainnya di Indonesia.
Setelah
shalat dan makan jagung yang dijual di pelataran masjid, saya dan keluarga
melanjutkan perjalanan menuju Kebumen. Jarak antara Purbalingga dengan Kebumen
cukup jauh, jadi rencananya memang akan menginap di Kebumen baru pagi hari
eksplor Kebumen.
Benteng Van der Wijck dan Pantai Ayah
Perjalanan
dari Purbalingga cukup melelahkan, tetapi karena dari awal niatnya jalan-jalan
jadi dibuat enjoy aja. Apalagi begitu tiba di Kebumen langsung melahap makanan
khasnya di alun-alun Kebumen, selelah apa pun langsung hilang.
Cukup
lama saya dan keluarga menikmati malam di alun-alun Kota Kebumen, sampai-sampai
naik odong-odong yang ramai mengelilingi alun-alun. Kalau melihat alun-alunnya,
buat saya sepertinya Kota Kebumen kota yang nyaman buat ditinggali.
Kami
kemudian menuju penginapan yang sudah kami pesan. Lokasinya tidak jauh dari
Benteng Van der Wijck dan dekat dengan pantai-pantai di Kebumen, jadi tak ragu
untuk menginap di sana. Seperti saat jalan-jalan ke Garut.
Pagi-pagi
setelah sarapan, disambut gerimis kecil saya dan keluarga pun tiba di Benteng
Van der Wijck. Tahu nggak sih, ternyata di sini pernah menjadi tempat shooting video klip group band Slank dan
Film The Raid, lho.
Benteng
Van der Wijck sendiri dibangun pada tahun 1818. Kompleks bangunan di sekitar
Benteng Van der Wicjk adalah barak militer yang awalnya digunakan untuk meredam
kekuatan pasukan Pangeran Diponegoro.
Benteng
didirikan atas prakarsa Jenderal Van den Bosch. Belanda menerapkan taktik
benteng stelsel yaitu membangunan benteng di lokasi yang sudah dikuasai.
Tujuannya jelas, untuk memperkuat pertahanan sekaligus mempersempit ruang gerak
musuh, terutama di karesidenan Kedu Selatan.
Namun
karena kehebatan Pangeran Diponegoro yang juga didukung pemimpin-pemimpin lokal
di selatan Jawa, Belanda berhasil dikalahkan. Berganti era, pada Zaman
penjajahan Jepang, kompleks benteng ini menjadi tempat pelatihan prajurit PETA.
Saya
mengangguk-angguk ketika masinis kereta yang membawa saya dan keluarga kecil
saya mengelilingi benteng dengan kereta yang ada di atas benteng. Kereta ini
menjadi salah satu fasilitas yang disediakan benteng.
Cukup
lama berada di benteng karena tempatnya memang eksotik banget. Tak puas hanya
sesaat. Akan tetapi karena harus melanjutkan perjalanan berikutnya, semua harus
diakhiri.
Awalnya
akan melanjutkan ke beberapa pantai yang ada di Kebumen, tetapi karena waktu
yang tidak banyak akhirnya memilih mengunjungi Pantai Ayah. Pantai yang berada
di perbatasan antara Kebumen dan Purwokerto.
Pantai
Ayah sangat dikenal dan menjadi salah satu destinasi wisata andalan Kota
Kebumen karena cukup menarik. Di dekat pantai ada pulau kecil yang nyambung
dengan hutan mangrove, di sanalah tempat paling nyaman untuk menikmati pantai.
Setelah
puas mengekplore Pantai Ayah, ditutup dengan makan ikan bakar di tepi pantai. Duuuh,
beneran enak banget deh, makan ikan bakar di tepi pantai dalam kondisi yang
senang dan lapar, hehehe. Masih ada satu peer saya, suatu saat akan ke sana
lagi menikmati pantai-pantai yang lainnya.
@KreatorBuku
Previous article
Next article
Waah keren juga ya ada Masjid Cheng Ho. Belum pernah keliling daerah sana, nih. Ini daerah selatan kan ya, Mas?
BalasHapusIya, daerah selatan agak ke tengah, hehe
HapusMasjid Cheng Ho bikin inget film Bulan Terbelah Di Langit Amerika 2 loh, dann Benteng Van Der Wijck bikin inget Zainudin sama Hayati. Ya Allah belum pernah berkunjung kesana. Thanks Kak Ali atas tulisannya. Semoga ada kesempatan supaya bisa main ke sana juga
BalasHapusSeru banget ada waterparknya. Wisata ramah anak banget ini mah kang
BalasHapusPantai dan benteng nampaknya bagus ya.. ����
BalasHapusOoo banteng Van der Wijck ada juga to? Kirain selama ini cuma nama kapal :D
BalasHapusTernyata banyak obyek wisata menarik di sekitaran Purbalingga dan Kebumen ya :D
Moga2 ada kesempatan jalan2 ke sana jg aamiin :D
Asyik ya bisa jalan-jalan sama keluarga ^^
BalasHapusAku belom pernah ke sini,, ajakin dong kang Alee.. hehe
Semoga suatu saat kami sekeluarga juga bisa mampir ke masjid Ceng Ho. Betapa hebatnya jejak islam disana. Nice ulasannya mas,
BalasHapusSementara aku ngelewatin Kebumen cuma bisa dilewatin begitu aja, ga bisa mampir. Sedih deh. Padahal kan pengen ya mampir dan mengenal tempat wisata yang ada.
BalasHapusMasjid Cheng Ho ini sekarang mulai marak sepertinya ya.
Wah belum pernah saya Explore Purwokerto,,, padahal kalo mudik jaraknya tak jauh dari Kampung halaman
BalasHapusMantap nih. Amu suka yang unik unik kayak gini. Bisa jalan jalan sambil mengagumi karya seni. Prmandangan nya juga bagus banget ya. Pengenlah suatu saat kesana.
BalasHapusEnak banget tripnya kak hihihi, ayo lain kali ke Purwokerto, baca2 blog saya kalau mau cari referensi wkwkwkwk btw itu kolam renangnya Owabong bukan Awabong
BalasHapusWah, perjalanannya menyenangkan sekali ya, Kang. Bisa berbagi ilmu, silaturahim, reuni, piknik, wih... semuanya kok bisa keangkut. Hehehe. Btw saya belum pernah ke semua destinasi wisata yang dikunjungi Kang Ali itu :)
BalasHapusMasjid Cheng Hoo ternyata ada di Purbalingga ( Jawa Tengah ).
BalasHapusKarena di Surabaya juga ada.
Masjidnya kecil namun ramai sekali. Apalagi saat waktu sholat tiba.
MashaAllah...jamaahnya orang China-Surabaya.
Kagum sama masjid Cheng Hoo Purbalingga dengan gaya arsitekturnya.
Barakallahu fiikum.
ternyata van der wijck itu bukan hanya kapal tapi juga nama benteng yang ada di Kebumen.. ternyata Kebumen juga punya pantai ayah yang cukup bagus juga mas.. Saya belum pernah jalan ke purbalingga dan kebumen mas, jadi sekarang jadi lebih banyak tahu tentang dua kota tersebut
BalasHapusLengkap sekali wisatanya. Sekali jalan, banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi. Mulai dari water park, masjid Cheng Hoo, Benteng Van der Wijck, sampai main di pantai...ah lengkaap deh!
BalasHapusItu gunanya itinerary ya, Kang...:))
di batam jg ada mesjid cheng ho
BalasHapusbtw itu pantai ayah namanya unik
kenapa namanya pantai ayah ?
apa krn seorang ayah yg menemukan ? hehehe
Dari dulu saya pingin ke mesjid Cheng Hoo. Dan aku baru tahu dari tulisan ini kalau The Raid syuting di Benteng Van der Wijck, jadi penasaran di adegan mana hehe
BalasHapusIngin banget sejak dulu ke Masjid Cheng Hoo, waktu itu tau sejak kecil gara-gara pembahasan di Majalah Bobo (ya, gue udah tua kok emang), tapi ya sayang semuanya hanya mimpi doang. Ya udah deh. Betewe, "bunyang" itu apa ya, Mas?
BalasHapusternyatra di brebes juga ada masjid ceng ho ya. kirain cuma ada di semarang dan palembang. berarti hampir semua daerah ada semua.
BalasHapusMakan ikan bakar dari ikan segar di tepi pantai bersama keluarga, behhh...nikmat mana lagi yang kau dustakan. Kapan.........................lah ya bisa gitu juga di sana
BalasHapusMenyenangkan sekali, jadi kangen masa lalu dulu , jaman mahasiwa haha
BalasHapuswah kaynya objek wisata disana banyak juga ya terutama mesjid yang memiliki akses suasana lama kaya gitu apalagi arsitekturnya masih alami banget bisa jadi menambah ilmu pengetahuan ya mas klo jalan jalan kesana. tapi, enak tuh waterparknya tapi kok kayanya sepi ya
BalasHapusAsik banget jalan2nya mas...pengen juga satu hari nanti bisa jalan2 full team lengkap dengan keluarga.
BalasHapusMasjid Cheng Hoo, Benteng Van Der Wijck, seruuuuu
Wah masjid ceng ho ada juga ya dipurbalingga. Kalau disini kenapa ada masjid cheng ho ya. Apa memang karena rute dia sampe sini dulu?
BalasHapusJawa Tengah memang menarik untuk dikunjungi. Selama 6 bulan di Semararang belum banyak daerah di selatan yang berhasil dikunjungi, padahal liat2 foto ini wilayahnya harus dimasukan list untuo dikunjungi nieh
BalasHapusMertua saya aslinya orang kebumen tapi tinggalnya di tangerang. Penasaran jadinya euy sama kebumen dan daerah sekitarnya
BalasHapusUdah lama banget ga ke kebumen. Dulu ke sana belum ada henpon kamera, cuma kamera roll. Fotonya juga di pinggir sawah, hihihi. Kebumen g banjir lagi ya
BalasHapusSoalnya pas ke sana dulu. Sawah Mbah lagi banjir
Keren banget ya masjidnya.
BalasHapusUnik karena menggabungkan kultur negeri tirai bambu ��
Kayaknya kalo ke Purbalingga atau Kebumen patut dicoba deh buat kesana ��
Cheng Ho pengaruhnya ada di banyak tempat ya.. Aku baru tau juga di Purbalingga ada masjidnya.. Belum pernah ke Kota itu dan Kebumen.. Ternyata banyak jug destinasi menarik di sana..
BalasHapus