Wisata
Festival Buleleng 2018 Kali Ini Mengusung Tema The Spirit of Pluralism
KABUPATEN
Buleleng, salah satu kabupaten yang berada di Bali ternyata punya acara tahunan
yang menjadi salah satu Calender of Event (CoE) Kementrian Pariwisata, yaitu
Festival Buleleng. Festival Buleleng pada tahun 2018 berlangsung dari tanggal
2-6 Agustus 2018 lalu.
Festival Buleleng
2018 (Bulfes 2018) yang berlangsung sangat meriah tersebut mengangkat tema “The
Spirit of Pluralism”. Banyak event tersaji dalam gelaran tersebut, mulai dari
pentas seni hingga pesta kuliner.
Ketua Calendar of
Event (CoE) Kementerian Pariwisata Esthy Reeko Astuty mengatakan, Buleleng merupakan
wilayah yang sangat terkenal dengan kekuatan budayanya. Sehingga untuk atraksi,
Buleleng sudah sangat kuat.
"Bila bicara
3A (Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi), Buleleng sudah kuat dalam atraksi.
salah satunya Bulfest 2018 ini. Tinggal memperkuat Amenitas dan
Aksesibilitasnya. Tapi saya sudah melihat langsung Buleleng sudah mulai
memperkuat infrastrukturnya," ujar Esthy dalam keterangan tertulisnya.
Pada saat acara
digelar, tidak jauh dari panggung utama, area pameran kuliner dan pameran
kerajinan dijejali pengunjung. Sejak sore hari, tampak banyak sekali yang asik
menikmati aneka jenis kuliner khas Buleleng.
"Selain
wisata budaya, Buleleng juga kuat wisata kulinernya. Ada sekitar 50-60 jenis
kuliner yang dimiliki Buleleng," kata Esthy.
Tidak hanya itu, Buleleng
juga memiliki banyak Daerah Tujuan Wisata (DTW). DTW tersebut akan terus
dipromosikan sehingga Buleleng akan menjadi salah satu daerah yang sangat bisa
diandalkan untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman).
Semakin malam,
semakin banyak penonton yang datang. Saat itu pengunjung disuguhi penampilan
paduan suara dari Harmoni Den Bukit dan Paduan Suara SMA Bali Mandara.
Dilanjutkan dengan aksi band lokal Tamba Ning Gita dan Dorayaki Band yang
membuat suasana Bulfest 2018 makin meriah.
Sebagai
penampilan akhir, Lolot Band mampu memberikan hiburan yang membuat penonton
tidak beranjak dari tempatnya hingga selesai. Tidak hanya berlangsung di Tugu
Singa Ambara Raja. Ada 3 zona yang secara bersamaan memberikan hiburan. Di zona
B, ada pertunjukan Angklung Mebarung. Sementara di Zona C, ada penampilan Joged
Mebarung.
Bulfest Menjadi Festival Terfavorit
Bupati Buleleng Agus
Suradnyana menjelaskan, memasuki tahun keenam penyelenggaraannya, Bulfest sudah
menjadi festival yang diperhitungkan di tingkat nasional. Terbukti, Bulfest
masuk agenda Calendar of Event Kementerian Pariwisata RI tahun 2018.
"Bulfest
tahun lalu menjadi festival terfavorit ketiga nasional. Ini menandakan kita
berada pada trek yang benar untuk mengembangkan potensi kesenian dan kebudayaan
yang ada di Kabupaten Buleleng," jelasnya.
Dia menambahkan,
pada ajang Bulfest setiap tahunnya terus memiliki tema yang spesifik. Seperti
pada tahun 2018 Bulfest mengambil tema The Spirit of Pluralism atau Semangat
Keberagaman. Kesenian dari seluruh etnis digali dan Pemkab Buleleng mengajak
seluruh masyarakat Buleleng yang sangat beragam untuk bersama membangun Kabupaten
Buleleng.
Masa depan
pariwisata Buleleng sendiri dijamin bakal maju pesat. Pasalnya, Gubernur
Terpilih I Wayan Koster menyampaikan, pembangunan aksesibilitas ke Buleleng
akan menjadi salah satu program prioritasnya.
"Kita sudah
mulai membangun jalan shortcut dari Denpasar ke Buleleng yang akan selesai pada
2020. Dengan adanya jalan shortcut ini, orang tidak akan lagi menempuh
perjalanan 4 jam dari Denpasar dengan kondisi jalan berkelok-kelok yang
memabukkan," ungkap Wayan Koster.
Bandara Buleleng
Saat ini,
pemerintah sedang merintis pembangun bandara di Buleleng. Dengan memiliki
bandara sendiri, wisatawan yang akan ke Buleleng dan sekitarnya akan meningkat
tajam.
"Selain Bandara,
kita juga segera memiliki Fakultas Kedokteran. Fakultas Kedokteran ini berbeda
dengan yang di Denpasar. Fakultas Kedokteran di Buleleng akan berbasis
pariwisata juga," pungkasnya.
Menteri
Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, pengembangan infrstruktur di kawasan Bali
Utara saat ini mutlak dibutuhkan. Dengan berbagai keungulan yang dimiliki oleh
Pulau Dewata ini, pemerataan ini akan terwujud sehingga tercipta keseimbangan
di berbagai wilayah di Pulau Dewata. Kepadatan tidak lagi bertumpu di zona
selatan.
"Pengembangan
kawasan Utara Bali itu bagus. Penambahan bandara baru dan akses tol di kawasan
utara tentu akan semakin memudahkan mobilitas wisatawan. Dampak positifnya
jelas adanya sebaran ekonomi yang lebih merata," ujar Arief.
Menurutnya,
keseimbangan pembangunan di kawasan Utara dan Selatan Pulau Bali ini harus
dilakukan. Kalau melihat kapasitas di Selatan dinilai padat, maka yang perlu
dilakukan membagi kepadatannya.
"Kalau ini dilakukan,
kawasan di Utara pasti akan tumbuh. Sebab, destinasi di Bali Utara juga sangat
eksotis termasuk di Buleleng," pungkasnya. [dari berbagai sumber]
@alimuakhir
Previous article
Next article
Belum ada Komentar
Posting Komentar
"Monggo, ditunggu komentarnya teman-teman. Terima kasih banyak"