Hati-Hati Surat Edaran Palsu Atas Nama Bank. Bisa Berujung Penipuan
Pagi-pagi
di salah satu group whatsapp yang saya ikuti ramai berita surat edaran kenaikan
tarif transaksi BCA! Awalnya saya tidak memperdulikannya, tetapi karena komentar
anggota mulai liar, saya penasaran juga. Saya coba unduh dan baca baik-baik
surat edaran tersebut.
Sekilas,
surat edaran tersebut sangat meyakinkan karena menggunakan kop surat yang
menyerupai kop surat resmi Bank BCA. Surat dalam bentuk file
PDF tersebut menginformasikan adanya kenaikan tarif transaksi antar bank dari Rp 6.500,- per-transaksi menjadi Rp 150.000,-
perbulan dan akan di-autodebet setiap bulan.
Jika nasabah tidak melakukan konfirmasi melalui link yang
diberikan berarti nasabah dianggap setuju dengan tarif baru tersebut.
Seumur-umur
sebagai nasabah BCA, saya baru pernah mendapat surat edaran dari Bank BCA
dengan cara disebar sembarangan di media sosial termasuk group whatsapp. Saya
yakin ada yang tidak beres. Saya yakin, Bank BCA tidak akan melakukan hal se-gegabah
itu, terlebih informasinya sangat penting dan terkait dengan nasabah.
Akhirnya
saya cross chek dengan melihat media sosial resmi Bank BCA. Benar saja, ternyata
surat edaran tersebut adalah surat edaran palsu alias hoax. Saya membayangkan,
jika saat itu saya tergesa-gesa menyikapinya, bisa saja saya langsung klik link
yang disertakan pada edaran surat palsu tersebut.
Mengisi
data pribadi seperti nomor handphone, nomor kartu ATM, PIN, kode OTP,
dan data lain yang terkait data pribadi. Kebayang, mungkin saat ini saldo rekening
saya sudah terkuras habis. Beruntung saya tidak tergesa-gesa dan mencoba
mencernanya dengan hati-hati.
Kejahatan Phising Mengincar Nasabah (foto Ali) |
Kejahatan
Phising
Apa
yang dilakukan pembuat dan pengirim surat edaran palsu atas nama Bank yang
berunjung minta data nasabah tersebut termasuk bagian dari kejahatan phising.
Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat),
data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit,
rekening).
Sebagai
mana asal katanya yaitu fishing yang berarti memancing, kejahatan phising
memang memang bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi
secara sukarela tanpa disadari. Padahal informasi yang dibagikan tersebut akan
digunakan untuk tujuan kejahatan.
Pelaku
phising biasanya mengatasnamakan sebagai pihak atau institusi resmi, institusi
perbankan seperti BCA, dan institusi-institusi lainnya agar tampak meyakinkan
sehingga korbannya berjatuhan.
Informasi
data phising yang diperoleh kemudian dimanfaatkan untuk menipu korban. Bisa
juga dijual ke pihak lain untuk melakukan tindakan tidak bertanggung jawab
seperti penyalahgunaan akun, dan sebagainya.
Menurut
sebuah laporan, 32% pencurian data selalu melibatkan kegiatan phising. Pada
awal tahun 2020, Anti Phishing Working Group mencatat ada 165.772 website
phising yang siap menjaring korban. Sektor finansial masih menjadi sasaran
utama. Tidak heran kalau kemudian ada surat edaran palsu atas nama Bank BCA.
Tips
Terhindar dari Phising
Supaya
kita sebagai nasabah tidak mempan jeratan tipu daya phising, apa yang perlu
diwaspadai dan dilakukan? Selain kita perlu melek literasi keuangan digital,
kita juga perlu melakukan hal-hal sebagai berikut;
1).
Jangan Panik
Ketika
kita menerima pesan atau informasi apapun usahakan menerimanya dalam kondisi
tenang, terlebih informasi yang terkait dengan perbankan. Jangan sekali-kali
menerima pesan atau informasi dalam keadaan panik.
Kita bisa
tarik napas sejenak atau minum air terlebih dulu agar tenang. Setelah tenang
baru kemudian baca pelan-pelan pesan atau informasi yang kita dapat. Jangan
melakukan apa pun sebelum croscek kebenaran dari pesan atau informasi tersebut.
2).
Jangan Klik Tautan Apapun
Pada kejahatan
phising pelaku biasanya selalu menyematkan tautan dalam pesan atau informasi
yang diedarkan. Penerima pesan akan diminta untuk mengisi data selengkap
mungkin, termasuk nomor handphone.
Kalau pesan
atau informasi seperti surat edaran hoax yang mengatasnamakan Bank seperti Bank
BCA akan diminta nomor kartu ATM, PIN, kode OTP, dan lain-lain. Kebayang apa
jadinya kalau klik tautan tersebut dan mengisinya, bisa-bisa kita jadi korban.
Ingat-ingat,
jika ada yang membagikan link mencurigakan, sebaiknya abaikan
pesan tersebut dan jangan klik tautan sembarangan. Apalagi sampai mengisi data rahasia bank milik kita. Bahaya!
3).
Amankan Data Rahasia Bank
Setiap modus penipuan seperti phising salah satu tujuannya
adalah untuk mengambil data rahasia perbankan milik
nasabah.
Tujuan akhirnya adalah mencuri dana di rekening nasabah.
Amankan
data rahasia bank kita dengan cara tidak sekali-kali
memberikan data rahasia bank kita kepada siapa pun. Terlebih kepada
orang lain yang tidak kita kenal sama sekali. Data
rahasia bank itu sifatnya pribadi, tidak untuk dibagikan kepada orang lain, bahkan orang
terdekat sekalipun.
4). Laporkan ke Kantor Cabang Bank Terdekat
Bagaimana
jika terlanjur mengisinya? Sebaiknya secepatnya laporkan
ke cabang bank terdekat. Kalau kita nasabah BCA jangan ragu lapor ke kantor cabang BCA terdekat, telepon Halo BCA 1500888
atau via aplikasi Halo BCA untuk pengecekan lebih lanjut.
5). Simpan Kontak dan Media Sosial Resmi Bank
Setiap
bank punya nomer kontak resmi yang bisa dihubungi nasabah hingga 24 jam. Sebaiknya
nomer tersebut disimpan. Bank BCA sendiri nomor resmi whatsAppnya 0811 1500 998 dan memiliki tanda centang hijau.
Akun media sosial resmi BCA di antarnya Instagram @GoodlifeBCA dengan centang biru, twitter @halobca dengan centang biru, dan website www.bca.co.id.
Selain nomor dan akun tersebut, bisa dipastikan palsu.
Yuk ah,
tetap waspada kalau mendapatkan surat, pesan, atau informasi yang mencurigakan dan mengatasnamakan BCA. Ingat baik-naik, jaga selalu kerahasiaan data-data pribadi bank milik kita. Semoga tips di
atas bermanfaat.
Kalau diteliti, ketahuan banget kalau palsu melalui chat, tapi semakin ke sini tuh harus ada aja orang2 mau nipu, palai nomer yg mirip sama kontak bank, bahkan udah berani bikin ads, kalau siwer dikit, udah ngeklik link
BalasHapusSebagai nasabah yang berhubungan dengan perbankan dan finansial. kudu banget melek literasi digital perbankan biar ngga ganpang ditipu dong
BalasHapusModus penipuan saat ini makin beragam ya, harus makin hati hati apalagi terkait informasi pribadi dan urusan finansial. Beberapa kali orang tua sempat kena penipuan via tlp, edukasi kayak gini harus dishare sih ke mereka
BalasHapusIya nih, orang-orang tua biasanya jadi sasaran empuk karena mereka umumnya udah nggak terlalu apdet dengan info terkini. Kadang-kadang udah tahu infonya pun malah lupa atau keburu panik. Jadinya kena tipu, deh :(
Hapussaya belakangan ini selalu menerima wa surat edaran dari sebuah bank, hanya saja untungnya saya sering membaca berita dan cerita teman2 jadi saya abaikan, dan suka aneh aja mengirim dengan metode seperti itu nomor wa umum, mencurigakan
BalasHapusModus penipuannya sama dengan yang di bank sebelah ya Kang. Bulan kemarin beberapa kali baca cerita temen-temen yang hampir jadi korban penipuan ini. Yang sebenernya melek literasi pun ada yang kena karena pas lagi lengah atau hectic, jadinya kurang waspada.
BalasHapusPenipu semakin pinter ya, phisingnya semakin jago dan mencatut nama bank besar, bener2 kita harus waspada terutama jika kita nasabah di bank tersebut, jangan panik dan ingat no TLP call center resmi itu sangat penting buat konfirmasi. Mkch tips nya ya Kang.
BalasHapusPara penipu sekarang pinter2 , tapi kita jangan kalah yah kak, mesti selalu waspada, jangan senang dulu dapat hadiah ini itu, cek2 dulu keasliannya. Literasi digital kayak gini penting banget biar masyarakat lebih tahu dan waspada sehingga tdk mudah jadi korban penipuan perbankan
BalasHapusDulu tetangga pernah dapat surat edaran atas nama bank, saking senangnya mau dapat hadiah, sampai gak dicek2 lagi keaslian nya, akhirnya jadi korban penipuan deh, duh memang yah modus penipuan sekarang ada aja, penting banget masyarakat melek literasi digital perbankan biar bisa waspada dan gak gampang kena tipu
BalasHapusSekarang banyak banget penipuan. Saya juga pernah kejadian kayak gitu, untung saja gk mudah percaya. Memang harus lebih hati-hati deh
BalasHapusIni sepertinya bukan cuma BCA aja deh yg dimanfaatin pelaku phising, bank-bank lain juga. Kudu hati-hati dan waspada banget sekarang nih. Gak bisa langsung percaya gitu aja. Kudu cek ricek dulu
BalasHapusDari nomor yang masuk, link tautan, bahkan kalimatnya bisa ditelaah lebih lanjut ya dalam keadaan tenang bahwa itu bukan asli
BalasHapusPenipuan makin marak makin banyak akal si penipu aku sering bngt nerima chat palsu dari Bank yang kebtulan aku nasabahnya hampir aja kena karna sudah klik sma mau isi data dll untung msih bsa selamat..kita harus teliti dan waspada
BalasHapusTipsnya pasti bakal bermanfaat banget kalau di share ke wa grup keluarga nih.. biar nggak panik kalau dapat edaran hoax seperti di atas dan nggak buru-buru klik link nya juga..
BalasHapusWah kalau aku, lihat nomor pengirimnya aj sudah aneh, gak pakai baca2 lagi lsg aku blok kontak kak... kesel banget kadang menerima banyak modus penipuan macam gt. Kalau ragu biasanya aku cek di web resmi, kalau informasinya menipu lsg aku blok tanpa klik apapun....
BalasHapusKemarin teman saya juga cerita kalau dapat edaran via WA dari BCA ini. Untung sudah sering baca tentang modus penipuan seperti ini. Karena sebelumnya sudah heboh yang dari BRI. Memang sbg nasabah kita harus waspada ya.
BalasHapusPoin terakhir mengenai menyimpan nomor official aku setuju, krn bukan hanya misal ketika mendapatkan broadcast penipuan tp misal kita sedang kena kendala jd bisa lgsg menghubunhi. Krn biasanya kalau tanya lewat mention atau komen, akun2 bodong suka ikut nimbrung jg, kalau lagi panik dan nggak hati2 jd suka salah menghubungi kan bahaya.
BalasHapusAsik di kasih ilmu. Tetapi memang sekarang ini terpenting ya ketika banyak beredar penipuan atas nama Bank jangan panik. Kuncinya tenang deh
BalasHapusNAsabah kudu cerdas banget! harus melek informasi dan literasi perbankan kudu banget diperbaharui. Kalau ada berita HOAX kudu banget cek dan ricek langsung dari sumbernya
BalasHapusSaya malah pernah dapat info kenaikan biaya ini dari bank lain, padahal saya tidak punya akun di bank tersebut, Kang. Yang membahayakan tuh, ketika pesan WA itu sampai ke orang yang tingkat literasinya masih di bawah standar. Asal percaya dan langsung klik, duuuhh... Semoga saja dengan edukasi seperti tulisan ini, makin banyak masyarakat yang waspada terhadap kejahatan perbankan yang makin merajalela.
BalasHapusBeberapa waktu lalu, aku juga dapat surat edaran begitu melalui WA. Tapi bukan BCA sih. Ada bank satunya lagi.
BalasHapusWaktu itu, enteng saja kujawab sama pengirim.
"ya sudah. Kalau memang ketentuannya begitu. Mau gimana lagi. Nggak papalah"
Terus aku diblokir sama pengirimnya. Hahahah
duh phising itu emang menyebalkan. aku juga pernah hampir jadi korban, kak. untungnya udah tau soal hal2 kayak gini jadi nggak tertipu dan ngga tergoda buat buka link2 palsu
BalasHapusNgeri juga ya Kang kalau kita asal klik link. Satu klik, maka marabahaya yang luar biasa mengancam isi rekening kita huhuuu... jahatnya ih yang melakukan hal ini.
BalasHapussampai hari ini surat-surat palsu dari bank masih merajalel, bahkan pernah ketemu yang berani buat iklan di fb lho. Kalo kita yang terus bergerak kok sepertinya gk ada habisnya, harusnya dibantu dari pihak cyber crime dan pihak bank kali ya, supaya masyarakat itu tdk gampang ketipu,
BalasHapus